Laporan Praktikum Asam Basa dengan Indikator Alami

Laporan Praktikum Asam Basa Berikut ini merupakan laporan yang admin Laporanpraktikum.id susun dari berbagai sumber dan referensi, semoga laporan ini dapat membantu pembaca semuanya.

Indikator Asam Basa Dari Bahan Alami

Jika kalian ingin melihat daftar indikator asam basa dari bahan alami seperti kol, bayam dan lain-lain. Kami sudah menyediakan daftar indikator asam dan basa dari bahan alami disini.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting. Dalam sehari-hari, kita mengenal berbagai zat yang digolongakan sebagai asam, misalnya asam cuka, asam sitrun, asam jawa, asam belimbing, serta “‘asam lambung”. Salah satu sifat asam adalah rasanya masam. Kita juga mengenal berbagai zat yang kita golongkan sebaga basa, misalnya kapur sirih, kaustik soda, air sabun, serta air abu. Salah satu sifat basa adalah dapat melarutkan lemak. Itulah sebabnya (abu gosok) digunakan untuk mencuci piring.

Asam dan basa tentu memiliki sifat yang berbeda. Untuk menentukan sifat asam atau basa terdapat beberapa cara. Yang pertama dapat menggunakan indikator bahan alam. Bahan-bahan alam yang berwarna seperti bunga kembang sepatu, kulit manggis dan kunyit dapat digunakan sebagai indikator alami. Yang kedua dapat menggunakan indikator warna, yang akan menunjukkan sifat suatu larutan dengan perubahan warna yang terjadi. Misalnya Lakmus, akan berwarna merah dalam larutan yang bersifat asam dan akan berwarna biru dalam larutan yang bersifat basa. Dapat pula menggunakan indikator sintesis seperti fenolftalein, metil merah, bromtimol biru dan masih dsb. Kemudian dengan mengukur pH. pH merupakan suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam memiliki pH kurang dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari 7, sedangkan netral pH nya 7.

Dalam pembelajaran, siswa acap kali melakukan praktikum penentuan asam basa. Namun dikarenakan ketersideaan indikator sintesis sering kali terbatas. Maka penggunaan indikator alami menjadi pilihan yang praktis dn mudah digunakan.

B. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam Laporan Praktikum Asam Basa adalah :

Agar pembatasan masalah dalam praktikum ini memiliki ruang lingkup yang jelas maka pembatasan masalahnya adalah

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam Praktikum Asam Basa adalah :

  1. Bagaimana cara membuat indikator asam basa dari bahan alami?
  2. Bagaimana menentukan sifat asam basa suatu zat dengan menggunakan indikator alami?

D. Tujuan Praktikum

Tujuan Praktikum Asam Basa adalah :

  1. Mengetahui cara membuat indikator asam basa dari bahan alami.
  2. Mengetahui sifat asam basa suatu zat dengan menggunakan indikator alami.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Asam Basa

Asam merupakan zat yang memiliki sifat-sifat yang spesifik, misalnya memiliki rasa asam, dapat merusak permukaan logam juga lantai marmer atau biasa disebut korosif. Kata asam berasal dari kata latin yakni acetum yang berarti cuka. Terdapat banyak zat-zat bersifat asama sperti asam klorida dalam geteh pencernaan dilambung, asam asetat sebagai asam penyusun dalam cuka, asam karbonat yang memberikan rasa segar dalam minuman berkarbonat, dan asam sitrat yang dikandung dalam berbagai jeruk. Kata basa (alkali) berasal dari bahasa arab alqali yang berarti abu karena memiliki sifat yang sama dengan abu. Basa merupakan zat yang memiliki sifat –  sifat yang spesifik, seperti lilin. Banyak orang mengenali bau rangsang yang kuat (dari) basa amonia, lazim digunakan dalam bentuk larutan air dan berbagai cairan pembersih sebagai pemati hama.

a. Teori asam basa Arrhenius

Pengertian asam basa mula-mula dikemukakan oleh Arrhenius pada tahun 1887. Menurut Arrhenius, asam didefinisikan sebagai suatu zat yang bila dilarutkan ke dalam air akan mengalami ionisasi dengan membentuk ion hidrogen (H+ ) sebagai satu-satunya ion positif. Basa didefinisikan zat yang bila dilarutkan dalam air akan mengalami ionisasi dengan membentuk ion-ion hidroksil (OH- ) sebagai satu-satunya ion negatif.

Contoh :

[su_note note_color=”#d5f5fc” text_color=”#000000″]

Reaksi ionisasi asam :
HCl (aq) –> H + (aq) + CL– (aq)[/su_note]

[su_note note_color=”#fcf9d5″ text_color=”#000000″]

Reaksi ionisasi basa :
NaOH (aq) –> Na+ (aq) + OH– (aq)[/su_note]

b. Teori asam basa Bronsted-Lowry

Teori asam basa yang dikemukakan Arrhenius ternyata memiliki keterbatasan, yakni asam dan basa tidak hanya terdapat dalam pelarut air, tetapi juga terdapat dalam pelarut bukan air. Fakta-fakta tersebut mendorong J.N Bronsted dari Denmark dan T. Lowry dari Inggris membuat pengertian baru mengenai asam dan basa. Bronsted dan Lowry mendefinisikan asam sebagai zat yang dapat memberikan proton (proton donor), sedangkan basa adalah zat yang dapat menerima proton (akseptor proton).

Contoh :

[su_note note_color=”#fcf9d5″ text_color=”#000000″]

NH3(g) + H2O(l) —> NH4 + (aq) + OH- (aq)

basa asam asam konjugasi basa konjugasi[/su_note]

c. Teori asam basa Lewis

Teori asam basa yang lebih umum dikemukakan oleh GN. Lewis pada tahun 1923. Teori ini timbul dari kenyataan bahwa teori Bronsted dan Lowry masih kurang luas jangkauannya. Sebab pada kenyataannya ada beberapa reaksi asam basa yang tidak melibatkan proton. Menurut konsep yang diajukan oleh Lewis, asam didefinisikan sebagai spesi apa saja yang dapat menerima pasangan elektron. Sedangkan basa merupakan spesi yang dapat memberikan pasang elektron.

Contoh :

H3N: + H+ —> NH4 +

Dari contoh diatas H+ bertindak sebagai asam Lewis sedangkan NH3 bertindak sebagai basa Lewis. Dimana NH3 adalah suatu basa karena memberi pasangan elektron, sedangkan ion H+ adalah suatu asam karena menerima pasangan elektron. Semua asam-basa Arrhenius maupun asam-basa Bronsted-Lowry memenuhi pengertian asam-basa Lewis.

B. Indikator Asam Basa

Senyawa asam dapat dibedakan dari senyawa basa, salah satunya dengan mencicipi rasanya. Namun, tidak semua zat dapat di identifikasi dengan cara itu. Senyawa-senyawa asam-basa dapat diidentifikasi secara aman dengan menggunakan indikator. Indikator merupakan zat warna yang warnanya berbeda jika berada dalam kondisi asam dan basa. Indikator yang dapat digunakan adalah kertas lakmus, indikator asam-basa dan indikator alami.

Indikator asam basa adalah suatu senyawa organik yang dapat berubah warna dengan berubahnya pH, biasa digunakan untuk membedakan suatu larutan bersifat asam atau basa dengan cara memberikan perubahan warna yang berbeda pada larutan asam dan basa (Fessenden & Fessenden, 1999).

Indikator alami dapat dibuat dari berbagai tumbuhan berwarna yang ada di sekitar kita. Akan tetapi, tidak semua tumbuhan berwarna dapat memberikan perubahan warna yang jelas pada kondisi asam maupun basa, oleh karena itu hanya beberapa saja yang dapat dipakai, misalnya; bunga sepatu yang memberikan perubahan warna merah pada suasana asam dan hijau pada suasana basa (Nuryanti, dkk., 2010).

c. Hipotesis

BAB III METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum Asam Basa dari bahan alami ini kami lakukan pada:

Hari :
Tempat :

B. Alat dan Bahan

Alat

Bahan

  • kembang sepatu
  • kunyit
  • kol ungu
  • cuka
  • air jeruk
  • air sabun
  • air kapur
  • aquades

C. Prosedur Kerja atau Cara Kerja

Adapun langkah-langkah atau prosedur dalam Praktikum Asam Basa antara lain:

  1. Gerus bunga sepatu menggunakan lumpang dan alu, tambahkan aquades sebayak 10 ml. Lakukan hal yang sama pada kunyit dan kol ungu.
  2. Pipet ekstrak bunga sepatu, kunyit dan kol ungu, masukkan ke dalam tabung reaksi, masukkan ke dalam rak tabung reaksi A.
  3. Pipet sebanyak 2 ml cuka, air jeruk, air sabun dan air kapur ke dalam tabung reaksi yang berbeda, masukkan kedalam rak tabung reaksi B.
  4. Teteskan sebanyak 1 ml ekstrak kembang sepatu kedalam tiap tabung reaski pada rak B.
  5. Goyangkan tabung, amati perubahan warna yang terjadi dan catat pada tabel
  6. Ulangi langkah 4-5 untuk kunyit dan kol ungu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Adapun pembahasan dalam Laporan Praktikum Asam Basa ini adalah sebagai berikut :

Tabel Percobaan dengan Indikator Alami

Pada praktikum kali ini membahas mengenai indikator asam basa dari bahan alami. Indikator alami yang kami gunakan adalah ekstrak dari kembang sepatu, kunyit, dan kol ungu, untuk membuktikan bahwa bahan-bahan alami juga mampu dijadikan indikator asam basa. Ketikan kami mencampurkan indikator alami dengan larutan asam atau basa, terjadi perubahan warna yang berbeda dari warna asli. Ini berarti terjadi pergeseran kesetimbangan ketika ditembahan atau dikurangi ioin H+.

Berdasarkan percobaab diatas, dengan menggunakan indikator kembang sepatu larutan yang bersifat asam akan berubah warna menjadi merah muda, yakni cuka dan air jeruk. Sedangakan larutan yang bersifat basa akan berwarna hijau. Untuk indikator kunyit akan memberikan warna kuning muda pada larutan asam, yakni cuka dan air jeruk. Sedangkan warna coklat kehitaman dihasilkan untuk larutan yang bersifat basa, yakni air kapur dan air sabun. Indikator terakhir adalah kol ungu yang akan memberikan warna merah muda pekat pada larutan yang bersifat asam, yaitu cuka dan air jeruk. Dan akan menghasilkan warna kuning kehijauan apabila diteteskan pada larutan yang bersifat basa, yaitu air sabun dan air kapur.

BAB V PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :

  1. Indikator alami dapat dibuat dengan cara mengambil ekstrak dari tanaman yang akan dijadikan indikator asam basa, yakni kembang sepatu, kunyit dan kol ungu.
  2. Cuka dan air jeruk bersifat asam karena setelah ditetesi dengan indikator kembang sepatu menghasilkan warna merah muda, dengan indikator kunyit memberikan warna kuning muda, dan menghasilkan warna pink pekat ketika ditetesi dengan kol ungu.
  3. Air sabun dan air kapur bersifat basa karena menghasilkan warna hijau setelah ditetesi indikator kembang sepatu, berwarna coklat kehitaman dengan indikator kunyit, dan dengan indikator kol ungu memberikan warna kuning kehijauan.

Daftar Pustaka

Adapun Daftar Rujukan Berbagai sumber diatas, adalah sebagai berikut:

  • Fessenden, R. J.& Fessenden, J.S. 1999. Kimia organik jilid 2. Jakarta: Erlangga.
  • Nuryanti, S., Matsjeh, S., Anwar, C. & Raharjo, T. J. (2010). Indikator titrasi asam-basa dari ekstrak bunga sepatu (hibiscus rosa sinensis). Jurnal AGRITECH, 30(3), 178-183.

Leave a Comment