Ekosistem Hutan Hujan Tropis

Ekosistem hutan hujan tropis di indonesia memang cukup mendominasi.

Jenis hutan ini dikenal dengan ciri-ciri kelembaban yang tinggi dan memiliki curah hujan 1200nm/tahun. Hutan ini juga dikenal sebagai evergreen dikarenakan kondisinya yang selalu hijau sepanjang tahun. 

Hutan ini juga sendiri dikenal juga dengan nama hutan daun lebar, karena selalu tampak hijau dan memiliki tingkat kerapatan pohon yang tinggi.

Sehingga tak mengherankan jika di kawasan hutan hujan tropis dipenuhi dengan pohon-pohon besar dan tinggi di dalamnya. 

Pengertian Ekosistem Hutan Hujan Tropis

Hutan ini menjadi salah satu jenis hutan yang ada di bumi, jenis hutan ini berada di wilayah tropis dan memiliki curah hujan tinggi sepanjang tahunnya.

Intensitasnya pun cukup tinggi karena berkisar lebih dari 1200 nm/tahun, sehingga kelembaban rata-ratanya mencapai 80%. 

Pengertian hutan hujan tropis juga pernah dibahas di buku “Plant Geography” yang dirilis oleh A.F.W Schimper.

Di mana hutan ini adalah hutan berdaun lebar yang hijau serta memiliki kerapatan tinggi. Struktur tajuk hutan pun berlapis-lapis yang terbagi atas strata A, B, C, D, E. 

Contoh ekosistem hutan hujan tropis terbesar di dunia adalah Hutan Amazon.

Hutan hujan tropis disebut sebagai paru-paru dunia karena menyediakan pasokan oksigen hingga 40% dari kebutuhan yang ada di bumi.

Sehingga kehadiran hutan ini pun harus benar-benar diperhatikan. 

Rantai Makanan di Ekosistem Hutan Hujan Tropis

Rantai makanan yang terjalin di ekosistem ini dibentuk dari berbagai komponen-komponen yang saling berkaitan satu sama lainnya.

Proses ini akan berlanjut dan berkesinambungan, membentuk jaring-jaring makanan secara alami.

Adapun komponen yang menyusun rantai makanan ekosistem hutan hujan tropis sama seperti ekosistem lain yaitu produsen, konsumen tingkat I, konsumen tingkat II, konsumen tingkat III, dan terakhir dekomposer atau pengurai. 

1. Rumput → Kelinci → Singa → Pengurai

Pada rantai makanan ini, rumput memiliki peran sebagai produsen yang dapat menghasilkan makanan dan energi sendiri melalui proses fotosintesis.

Daun-daun rerumputan menjadi sumber makanan bagi kelinci. 

Selanjutnya kelinci menjadi makanan bagi singa yang menjadi predator teratas di dalam rantai makanan di ekosistem ini.

Nantinya singa akan berhubungan langsung dengan pengurai saat sudah mati.

2. Pohon Buah → Monyet → Ular → Pengurai

Dalam  rantai makanan ini yang menjadi produsen adalah pohon buah, di mana buah-buahan tersebut yang menjadi sumber makanan bagi monyet.

Rantai makanan dimulai dari tanaman buah yang dijadikan makanan bagi monyet.

Kemudian monyet dimangsa oleh ular maupun predator lainnya. Ular menempati tingkatan tertinggi dalam rantai makanan yang satu ini.

Ular akan langsung berhubungan dengan pengurai setelah mati. Dan sisa-sisa jasadnya akan diuraikan dan menjadi nutrisi bagi tanah. 

3. Rumput → Kambing → Harimau → Pengurai

Sama seperti rantai makanan sebelumnya, rumput menjadi produsen yang menjadi sumber makanan bagi kambing yang merupakan hewan herbivora.

Kemudian dilanjutkan dengan harimau yang menjadikan kambing sebagai sumber makanan. 

Di hutan sendiri sudah sangat umum bagi seekor harimau memangsa kambing mengingat tubuhnya yang besar dan juga cakarnya kuat, sehingga mudah untuk menaklukan kambing.

Meskipun termasuk konsumen tingkat I, seringkali bangkai kambing diuraikan bakteri menjadi zat yang dibutuhkan tanah. 

4. Tanaman → Tikus → Ular → Elang → Pengurai

Berbeda dengan rantai makanan sebelumnya, pada rantai makan ini memiliki konsumen hingga tingkat III.

Mula-mula tanaman dimakan oleh tikus dan kemudian tikus menjadi salah satu mangsa ular. Setelah itu elang akan memangsa ular yang mana menjadi predator tingkat atas. 

Mengapa elang menjadi predator tingkat III?

Hal ini dikarenakan dalam berbagai kondisi bagaimanapun, burung elang tak mungkin dikonsumsi oleh organisme yang lain.

Sehingga elang menempati posisi tertinggi dalam rantai makanan. 

Tabel Rantai Makanan pada Ekosistem Hutan Hujan Tropis

Dengan melihat rantai makanan di atas,

Dapat disimpulkan bahwa organisme yang hidup di ekosistem Hutan hujan tropis terbagi menjadi produsen, beberapa tingkatan konsumen, dan dekomposer, seperti pada tabel di bawah ini.

TingkatanOrganisme
ProdusenRumput dan Tumbuhan
Konsumen Tingkat IAyam Hutan, Tikus, Musang, Kelinci, Belalang
Konsumen Tingkat IISerigala, Ular, Babi Hutan
Konsumen Tingkat IIIHarimau, Singa, Elang
Dekomposer / PenguraiJamur, Bakteri, Cacing

Contoh Organisme pada Ekosistem Hutan Hujan Tropis

Dalam ekosistem ini, terdapat susunan organisme yang berada di dalamnya, sebagai berikut:

1. Energi Matahari

Merupakan dasar dari penyusun rantai makanan hutan yang memiliki peran paling penting. Cahaya matahari dibutuhkan organisme produsen yang digunakan untuk menghasilkan makanan dan energi. 

Jadi meskipun sinar matahari termasuk abiotik, namun tetap menjadi dasar dalam jaring-jaring makanan di dalam ekosistem hutan

2. Produsen

Di dalam rantai makanan, akan ada organisme yang berperan sebagai produsen yang menjadi posisi teratas dalam rantai makanan.

Organisme ini berperan menghasilkan makanannya sendiri, sehingga tidak bergantung pada organisme lain. Atau yang juga dikenal sebagai organisme autotrof

Makanan dan energi yang dihasilkan oleh produsen didapatkan melalui proses fotosintesis dengan menggunakan bantuan sinar matahari.

Tumbuhan dan rumput termasuk kategori produsen dalam rantai makanan. 

Mereka akan menjadi makanan pokok bagi konsumen herbivora (Tingkat I).

Karena itulah populasi produsen haruslah melimpah karena menjadi sumber utama bagi makhluk hidup yang lain untuk bertahan hidup. 

3. Konsumen Tingkat I

Posisi konsumen tingkat I ini ditempati oleh organisme pemakan tumbuhan (herbivora). Konsumen tingkat I ini adalah pemakan produsen.

Di dalam ekosistem ini, yang menjadi konsumen tingkat I adalah tikus, monyet, kelinci, belalang, ayam hutan, dan lainnya. 

4. Konsumen Tingkat II

Karnivora atau organisme pemakan daging menempati konsumen tingkat II.

Untuk tingkatan ini, yang termasuk ke dalam jenis konsumen tingkat II di rantai makanan hutan hujan antara lain adalah babi hutan, serigala, ular, dan hewan pemakan daging sejenisnya. 

Umumnya, populasi dari konsumen tingkat II jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan konsumen tingkat I. 

5. Konsumen Tingkat III

Rantai makan selanjutnya adalah posisi konsumen tingkat III, di mana pada tingkatan ini merupakan organisme yang mengkonsumsi konsumen tingkat II. 

Pada ekosistem di hutan, untuk tipe konsumen ini umumnya ditempati hewan karnivora yang berukuran besar seperti singa, harimau, elang, dan berbagai predator lainnya. 

6. Dekomposer atau Pengurai

Posisi terakhir dalam rantai makanan adalah dekomposer atau pengurai, yang menjadi tahapan terakhir dalam urutan rantai makanan yang ada di hutan.

Di mana semuanya akan diuraikan oleh mikroorganisme seperti jamur, cacing, dan bakteri. 

Jenis-jenis pengurai ini masuk sebagai kategori mikroba yang bertugas memakan atau menguraikan sisa-sisa dari jasad organisme lain yang sudah mati.

Proses ini akan mengembalikan energi ke dalam bentuk nutrisi yang ada di dalam tanah.

Kesimpulan 

Semua organisme yang berada di dalam hutan hujan tropis sama-sama memiliki peranan penting.

Dimulai dari produsen yang menjadi sumber makanan bagi makhluk hidup, kemudian makhluk hidup yang mati akan diuraikan dan menjadikannya sebagai nutrisi penting untuk tanah. 

Sehingga jika sampai terganggunya rantai makanan yang ada di hutan, maka bisa menyebabkan kepunahan pada makhluk hidup di ekosistem hutan hujan tropis.

Oleh karena itu, penting menjaga dan melestarikan hutan yang menjadi habitat alami untuk berbagai organisme.

[su_spoiler title=”Daftar Pustaka” style=”fancy” icon=”chevron-circle”]

  • https://materiipa.com/rantai-makanan-di-hutan-hujan-tropis
  • https://rimbakita.com/rantai-makanan-di-hutan/
  • https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/ekosistem-hutan-hujan-tropis
  • https://ilusual.com/hutan-hujan-tropis/[/su_spoiler]

Leave a Comment