Cerita Rakyat Keong Mas

Cerita rakyat keong mas merupakan sebuah kisah yang awal mulanya berasal dari daerah Jawa Timur.

Hal ini bisa dilihat dari penyebutan lokasi dalam cerita tersebut. Cerita ini juga menginspirasi banyak kerajinan yang bertema keong mas.

Sama seperti cerita rakyat lainnya, cerita ini juga penuh dengan kejutan dan juga cerita kebaikan melawan kejahatan.

Selain sarat dengan pesan moral, cerita semacam ini juga memiliki tingkat hiburan tersendiri bagi siapapun yang mendengar atau membacanya.

Cerita Rakyat Keong Mas

Raja Kertamarta dari Daha memiliki dua orang anak perempuan. Satu bernama Dewi Galuh dan satu lagi bernama Candra Kirana.

Suatu hari datanglah Raden Inu Kertapati dari Kerajaan Kahuripan, dia jatuh cinta pada Candra Kirana dan melamarnya. Kemudian mereka bertunangan. 

Hal tersebut membuat iri Dewi Galuh yang kemudian meminta bantuan penyihir jahat yang mengubah Dewi Kirana menjadi seekor keong.

Karena keadaan tersebut, Dewi Kirana pun dibuang tetapi kemudian ditemukan oleh seorang nenek tua. Dia tinggal bersama dengan nenek tersebut.

Raden Inu Kertapati yang sangat mencintai Candra Kirana pun mencari keberadaan tunangannya tersebut ke hutan.

Akhirnya Raden Inu sampai ke sebuah gubuk tua, yang tidak lain adalah tempat tinggal keong mas dan ibu angkatnya, si nenek renta.

Karena rasa cintanya, Raden Inu tetap mau menerima Candra Kirana walaupun dia berwujud keong.

Ketulusan tersebut yang memutuskan kutuk atas Candra Kirana, dan dia bisa kembali menjadi manusia biasa dan pulang ke istana. 

Unsur Intrinsik Cerita Rakyat Keong Mas

Didalam cerita di atas, kita dapat menganalisis unsur-unsur yang terdapat dalam cerita.

Dibawah ini di uraikan Unsur Intrinsik Cerita Keong Mas:

1. Tema

[su_box title=”Tema Cerita Keong mas” style=”noise” box_color=”#2008e5″ title_color=”#ffffff”]

Cinta yang tulus bisa menyelamatkan : cinta Raden Inu yang tidak memandang fisik bisa membuat Candra Kirana menjadi manusia biasa seperti sedia kala.

Selain itu, nenek tua yang mengetahui siapa keong mas sebenarnya juga tetap mau mengangkatnya menjadi anak.[/su_box]

2. Latar

[su_box title=”Latar dalam Cerita” style=”noise” box_color=”#2008e5″ title_color=”#ffffff”]

  • Tempat : Cerita keong mas memiliki latar yang sama dengan Timun Mas dan juga Cindelaras, yaitu berasal dari Jawa Timur. Untuk cerita Keong Mas, bertempat di Kerajaan Daha, yaitu sebuah kerajaan kecil yang menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Medang. 

Namun untuk beberapa latar detail di dalamnya antara lain, istana di Daha, Istana Kerajaan Kahuripan, hutan, sungai dan juga gubuk tua. 

  • Waktu : sama seperti yang sudah dimuat di dalam cerita, latar waktu yang ada di dalam cerita rakyat keong mas ini adalah sekitar berdirinya kerajaan Daha, yaitu sekitar tahun 1045 hingga 1130an. Hal ini sesuai dengan temuan sejarah tentang Kerajaan Kediri dan kerajaan kecil di bawahnya.
  • Suasana : suasana pada zaman ketika hidupnya Keong Mas, digambarkan masih banyak hutan belantara. Ilmu mistis juga masih kental, sebab sekelas putri kerajaan saja menggunakan kekuatan penyihir untuk melenggangkan keinginannya.[/su_box]

3. Tokoh

[su_box title=”Tokok / Penokohan” style=”noise” box_color=”#2008e5″ title_color=”#ffffff”]

  • Raja Kertamarta : tokoh ini sebenarnya bisa digolongkan ke dalam tokoh tritagonis. Sebab lakonnya tidak cenderung ke dalam tokoh jahat maupun baik. Jika dilihat di awal cerita, Raja Kertamarta termasuk raja yang bijaksana dan dicintai oleh rakyatnya.

Namun, dia juga bisa menjadi tokoh antagonis, sebab tanpa adanya peradilan yang benar dan tanpa penyelidikan lebih lanjut, Raja Kertamarta tidak ragu untuk membuang putri kandungnya hanya karena fitnah keji belaka. 

  • Dewi Galuh : tokoh ini adalah tokoh antagonis sentral di dalam cerita rakyat keong mas. Sebab, tanpa campur tangannya, maka tidak akan ada cerita keong mas terjadi. Dewi Galuh juga diceritakan sebagai orang yang punya rasa iri dan dengki.

Karena rasa iri pula dia menggunakan ilmu sihir untuk mengutuk saudaranya.

Rasa sakit hati karena tidak mendapatkan lelaki yang dicintai juga membuatnya gelap mata. Bahkan dia tega membuang adiknya setelah mengubahnya menjadi seekor keong.

  • Candra Kirana : sebaliknya, Candra Kirana adalah tokoh protagonis sentral dalam cerita ini. Diceritakan sebagai seseorang yang cantik jelita dan baik hati, Candra Kirana akhirnya bisa memikat hati Raden Inu Kertapati. 

Kebaikan hatinya juga terlihat saat dia tahu orang yang mengutuknya adalah kakaknya, dia tidak berniat untuk membalas dendam dan malah menerima keadaannya dengan ikhlas.

Bahkan dia mau memaafkan perbuatan jahat kakaknya kepadanya.

  • Raden Inu : tokoh lelaki yang digambarkan tampan dan gagah perkasa dari kerajaan seberang ini juga memiliki kesetiaan yang teruji. Buktinya, dia tetap mau mencari keberadaan Candra Kirana meski harus berkelana tanpa tujuan.

Selain itu, dia juga baik hati dan tidak memandang fisik. Ketika dia mengetahui bahwa tunangannya telah dikutuk dan berubah menjadi keong, Raden Inu tetap mau menerimanya dengan tulus.

Hal inilah yang akhirnya memutuskan kutuk tersebut.

  • Kakek di hutan : kemunculan si kakek sakti ini memang hanya sedikit saja, tapi mampu menyelamatkan cerita. Pasalnya, tanpa kehadirannya, Raden Inu bisa saja celaka karena diperdaya oleh penyihir jahat.

Namun, berkat kesaktian dan kebijaksanaan sang kakek, dia bisa mengetahui tipu muslihat dari penyihir dan menyelamatkan Raden Inu tanpa meminta balasan sedikitpun. 

  • Nenek Renta : ada banyak versi cerita rakyat Keong Mas, namun dalam versi di atas, diceritakan bahwa hanya ada satu nenek renta yang menyelamatkan Keong Mas. Nenek ini membawa pulang keong mas dan memeliharanya di dalam tempayan di gubuk sederhana miliknya. 

Nenek ini juga baik hati dan tidak takabur. Setelah mengetahui jati diri Keong Mas yang bisa membuat keajaiban, dia tidak meminta hal yang berlebihan sebagai ganti kebaikannya.

Nenek tua ini juga mau mengangkat Keong Mas sebagai anaknya. 

  • Penyihir : berada dalam satu sekutu dengan Bawang Merah, sudah bisa dipastikan bahwa karakter penyihir ini adalah jahat. Dia pula yang mengutuk dan mengubah Candra Kirana menjadi keong.

Belum cukup sampai di situ, kejahatan penyihir ini juga hampir mencelakai Raden Inu ketika berada di hutan.[/su_box]

4. Alur

[su_box title=”Alur Cerita Keong mas” style=”noise” box_color=”#2008e5″ title_color=”#ffffff”]

Jalan cerita dari cerita rakyat keong mas ini menggunakan alur maju. Awal cerita digambarkan dengan kerajaan Daha yang permai dipimpin oleh Raja Kertamarta dan juga keakraban kedua anaknya, Dewi Galuh dan Candra Kirana.

Kemudian konflik mulai datang ketika iri hati menghinggapi Dewi Galuh karena dia juga mencintai Raden Inu namun malah adiknya yang dipilih untuk dijadikan sebagai tunangan Raden Inu.

Kemudian terjadilah kutukan dan dimulailah pencarian Raden Inu.

Cerita ditutup dengan penyelesaian konflik berupa hilangnya kutukan Candra Kirana.

Dia juga bisa kembali ke istana bersama dengan nenek renta, orang tua angkatnya, dan menikah dengan Raden Inu Kertapati.[/su_box]

5. Sudut Pandang

[su_box title=”Sudut Pandang Cerita” style=”noise” box_color=”#2008e5″ title_color=”#ffffff”]

Legenda keong mas memakai sudut pandang orang ketiga serba tahu. Pengarang menghidupkan tokohnya dengan menggunakan nama untuk tiap karakternya.

Pengarang juga mengetahui setiap pemikiran dari tokohnya.[/su_box]

6. Amanat / pesan moral

[su_box title=”Pesan Moral Cerita” style=”noise” box_color=”#2008e5″ title_color=”#ffffff”]

  • Cinta sejati tidak memandang fisik : Raden Inu mencintai Candra Kirana apa adanya. Bahkan ketika Candra Kirana berubah menjadi Keong Mas, dia tidak menolaknya dan tetap menerima menjadi tunangannya. Hal inilah yang akhirnya mengalahkan ilmu hitam dari penyihir. 
  • Hati yang dipenuhi dengki hanya akan membawa kerusakan : Dewi Galuh sebenarnya tetap bisa mendapatkan pangeran tampan lainnya, tanpa harus mencelakakan adiknya. Namun, dia menutup mata tentang kecantikannya dan malah fokus pada balas dendam demi memuaskan iri hatinya.

Karena penyakit hati yang dipelihara, maka Dewi Galuh menyakiti banyak pihak.

Bukan hanya Candra Kirana yang harus dibuang ke hutan, tetapi juga Raden Inu yang harus kehilangan tunangannya. Begitu pula dengan Raja Kertamarta yang bersedih karena kehilangan putrinya.[/su_box]

7. Majas

[su_box title=”Majas dalam Cerita Keong mas” style=”noise” box_color=”#2008e5″ title_color=”#ffffff”]

Sama seperti cerita rakyat biasanya, majas hiperbola juga digunakan pengarang sebagai gaya bahasa dalam cerita rakyat Keong Mas ini.

Segala kejadian dibuat berlebihan, termasuk ketika Candra Kirana yang bisa membuat keajaiban dengan berubah menjadi manusia dan memasak.

Namun, dia tidak bisa membela dirinya di hadapan raja ketika harus diusir pergi.

Padahal, bisa tetap menjadi manusia walaupun ada orang di sekitarnya, dan tidak ada kondisi khusus yang mengharuskannya tetap menjadi keong.

Selain majas hiperbola, majas personifikasi juga dimasukkan ke dalam cerita ini. Ketika penyihir berubah menjadi burung gagak, diceritakan burung tersebut bisa berbicara seperti layaknya manusia.

Begitu pula dengan beberapa hewan hutan lainnya.[/su_box]

Unsur Ekstrinsik Cerita Keong Mas

Budaya Jawa sangat kental di dalam cerita rakyat ini, hal ini bisa dilihat dari penyebutan raden yang memang banyak digunakan sebagai penyebutan para bangsawan di kerajaan Jawa.

Selain itu, kostum yang kerap digunakan oleh para tokoh juga mencerminkan pakaian yang kerap digunakan oleh penduduk Jawa pada umumnya. 

Kondisi politik juga menjadi salah satu unsur ekstrinsik yang kental dalam cerita ini. Seperti yang kita tahu bahwa Kerajaan Kediri dan Kahuripan memang menjalin koalisi.

Maka hal ini digambarkan pula dalam kisah cinta antara Raden Inu dari Kahuripan, dan Candra Kirana dari Daha, Kediri. 

Meskipun sudah berubah wujud, namun kebaikan hati selalu dapat dikenang. Seperti cerita rakyat Keong Mas ini.

Keterampilan, kebaikan dan juga paras yang menawan dapat membuat siapapun menjadi sosok yang akan selalu disukai.

Leave a Comment