Cerita Rakyat Bawang Merah & Bawang Putih

Salah satu kisah yang sudah sangat terkenal dan memiliki banyak versi adalah cerita rakyat bawang merah bawang putih.

Kisah dua orang bersaudara yang memiliki sifat sangat bertolak belakang ini bahkan sudah pernah dibuat tayangan televisi.

Kisah ini juga menjadi favorit ketika dibawakan sebagai cerita pengantar tidur karena banyak nilai yang bagus yang bisa ditanamkan kepada anak.

Seperti umumnya cerita rakyat, tidak diketahui pula siapa yang pertama kali mengarang cerita ini. 

Cerita Rakyat Bawang Merah Bawang Putih

Bawang putih adalah seorang anak yatim piatu yang tinggal bersama dengan ibu tiri dan saudari tirinya, Bawang Merah.

Sebenarnya semua yang ada di dalam rumah kediaman mereka adalah milik ayah Bawang Putih, tetapi karena dikuasai oleh sang ibu tiri, Bawang Putih pun hidup menderita.

Setiap hari Bawang Putih selalu diperlakukan seperti pembantu, sedangkan Bawang Merah dan ibu mereka hidup bermalas-malasan dan menghamburkan uang saja.

Suatu kali, ketika sedang mencuci baju di sungai, Bawang Putih bertemu dengan seorang nenek yang memberinya labu.

Setelah dibawa pulang, ternyata labu tersebut berisikan permata dan perhiasan mahal.

Mengetahui hal tersebut, Bawang Merah dan ibu tiri merebut labu itu dan mereka berniat untuk mendapatkan labu yang sama seperti Bawang Putih.

Mereka pun berpura-pura mencuci baju di sungai dan mereka juga berjumpa dengan nenek tersebut. Ketika disuruh memilih, mereka memilih labu paling besar.

Setelah dibawa pulang, ternyata isi dari labu tersebut adalah hewan berbisa yang akhirnya membunuh mereka berdua.

Selain cerita ini, mungkin anda juga berminat untuk membaca:

Unsur Intrinsik Cerita Rakyat Bawang Merah Bawang Putih

Didalam cerita di atas, kita dapat menganalisis unsur-unsur yang terdapat dalam cerita.

Dibawah ini di uraikan Unsur Intrinsik Cerita Bawang Merah dan Bawang Putih:

1. Tema

[su_box title=”Tema Cerita” style=”noise” box_color=”#0d2cec” title_color=”#ffffff”]

Dalam cerita rakyat bawang merah bawang putih terdapat tema mengenai bakti anak terhadap orang tua.

Bawang Putih, walaupun hanya anak tiri, dan selalu diperlakukan tidak baik, selalu memperlakukan ibu tirinya dengan baik.

Selain itu, Bawang Putih juga tidak pernah mengungkit mengenai harta ayahnya yang dipergunakan sepihak oleh ibu tirinya, Dia beranggapan bahwa ibu tirinya adalah ibunya yang berhak juga atas harta peninggalan ayahnya.

Tema lain yang juga banyak dimasukkan ke dalam cerita rakyat adalah keikhlasan. Bawang putih selalu menerima semua tanggung jawabnya dan melakukan semuanya dengan kesungguhan hati.

Dia percaya bahwa segala sesuatu pasti ada balasannya, termasuk ketika berbuat baik. Kejujuran dan kebaikan juga merupakan tema yang dimasukkan ke dalam kisah ini.

Bawang Putih selalu jujur dan baik hati walaupun diperlakukan semena-mena. Balasan akan kejujuran dan kebaikan hatinya adalah harta yang melimpah dari seorang nenek misterius.[/su_box]

2. Latar

[su_box title=”Analisis Latar Cerita” style=”noise” box_color=”#0d2cec” title_color=”#ffffff”]

  • Tempat : Cerita rakyat bawang merah bawang putih menggunakan beberapa tempat sebagai latarnya. Beberapa di antaranya adalah bangunan atau rumah milik bawang putih dan juga sungai. Dalam beberapa versi lainnya, terdapat pula latar istana, kebun dan beberapa tempat lainnya. 

Sedangkan untuk lokasi sebenarnya, tentu tidak ada, sebab berbeda dengan kisah Cindelaras dan beberapa cerita rakyat lain yang menyebutkan lokasi, cerita bawang merah bawang putih tidak menyertakan lokasi geografisnya secara detail.

  • Suasana : suasana yang digambarkan dalam kisah ini kebanyakan adalah nuansa sedih karena perlakuan tidak adil yang didapatkan oleh bawang putih. Namun, ada pula suasana yang menyenangkan, terutama ketika Bawang Putih bertemu dengan sang nenek baik hati.

Dalam cerita lainnya, Bawang Putih juga mengalami situasi menggembirakan ketika dia bertemu dengan pangeran yang kemudian melamarnya menjadi istrinya. 

  • Waktu : Tidak ada waktu pasti ketika cerita ini dikisahkan. Namun, yang jelas, kisah ini terjadi di zaman dahulu kala karena di saat itu Bawang Putih masih bisa mencuci di sungai yang berair jernih. 

Selain itu, zaman dulu juga masih ada istana yang digunakan sebagai pusat pemerintahan suatu kerajaan. Pada beberapa versi juga disebutkan bahwa pangeran datang dengan menggunakan kuda, yang memang merupakan alat transportasi orang pada zaman dahulu.[/su_box]

3. Tokoh

[su_box title=”Tokoh dalam Cerita” style=”noise” box_color=”#0d2cec” title_color=”#ffffff”]

Ada dua macam tokoh yang ada di dalam versi cerita rakyat bawang merah bawang putih seperti di atas. Untuk tokoh protagonis tentu diduduki oleh Bawang Putih dan nenek misterius.

Sedangkan Bawang Merah dan Ibu Tiri masuk ke dalam golongan antagonis.

  • Bawang Putih : dalam kisah ini, bawang putih digambarkan sebagai seorang yang cantik jelita, rajin dan baik hati. Dia juga seorang yang lugu dan tidak pernah berpikir buruk tentang orang lain. Bawang putih juga merupakan anak yang berbakti kepada orang tuanya.
  • Bawang Merah : berbeda dengan Bawang Putih, Bawang Merah diceritakan sebagai anak yang malas dan juga suka semaunya sendiri. Dia kerap memfitnah Bawang Putih atas kesalahan yang tidak pernah diperbuatnya. Bawang Merah juga selalu iri terhadap Bawang Putih. 

Hal lain yang digambarkan dalam pribadi Bawang Putih adalah seorang yang selalu iri dan dengki, dia juga sangat pandai berbohong.

Mengasihi saudara tidak pernah ada di dalam kamus hidupnya yang membuatnya selalu menyakiti Bawang Putih.

  • Nenek Misterius : walaupun tidak dijelaskan secara detail tentang karakter dari sang nenek ini, tetapi dapat kita ketahui bahwa nenek ini adalah seorang yang sakti dan berilmu tinggi. Selain itu, dia juga bijaksana. 

Hal ini bisa dibuktikan dengan kepiawaiannya dalam menilai karakter seseorang walaupun baru pertama bertemu.

Dia bisa mengetahui bahwa Bawang Putih adalah orang baik, dan Bawang Merah serta ibunya adalah orang jahat.

Sedangkan kesaktian nenek misterius bisa dilihat dari kemampuannya dalam menyulap isi labu, baik yang berisikan permata maupun berisikan hewan berbisa.

padahal labu tersebut tertutup dan belum pernah dibuka salam sekali.

  • Ibu Tiri : karakter ibu tiri tidak berbeda dengan Bawang Merah. Dia digambarkan sebagai ibu tiri yang kejam dan juga pilih kasih. Dia selalu menomorsatukan Bawang Merah yang adalah anak kandungnya dibandingkan dengan Bawang Putih.

Ibu tiri juga sangat manipulatif. Dia memanfaatkan keluguan Bawang Putih agar selalu menuruti keinginannya. Selain itu, ibu tiri juga serakah.

Dia yang sudah menguasai harta peninggalan ayah Bawang Putih, masih menginginkan harta lebih banyak seperti yang ada di dalam labu.[/su_box]

4. Alur

[su_box title=”Alur dalam cerita ini” style=”noise” box_color=”#0d2cec” title_color=”#ffffff”]

Jalan cerita yang digunakan di dalam kisah bawang merah bawang putih adalah alur maju.

Sebab semua peristiwa dirangkai dari awal hingga akhir. Tidak ada proses menceritakan hal yang sudah terjadi di masa lalu. 

Selain itu, bukti bahwa alur ini adalah alur maju karena memenuhi susunan cerita dalam alur maju, yaitu pengenalan cerita – konflik – puncak konflik – penyelesaian konflik – akhir cerita.

Dalam kisah ini, kita diperlihatkan dari satu proses ke proses lainnya secara berurutan.[/su_box]

5. Sudut Pandang

[su_box title=”Beberapa sudut pandang” style=”noise” box_color=”#0d2cec” title_color=”#ffffff”]

Legenda Bawang merah bawang putih menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu.

Sebab tokoh dalam cerita ini tidak diceritakan sebagai tokoh “Aku”, melainkan dengan penamaan. Dan setiap tokoh berdiri sendiri dengan karakternya masing-masing.[/su_box]

6. Amanat / pesan moral

[su_box title=”Pesan yang dapat dipetik” style=”noise” box_color=”#0d2cec” title_color=”#ffffff”]

  • Serakah adalah hal yang tidak terpuji : karena ingin mendapatkan harta yang berlimpah, maka ibu tiri menikahi ayah bawang putih, kemudian sepeninggal ayah bawang putih dia menguasai semua harta tersebut bahkan ingin merebut labu permata Bawang Putih. 

Namun pada akhirnya, yang didapatkan oleh ibu tiri adalah malapetaka. Labu yang dipilihnya berisikan hewan berbisa yang malah membahayakan nyawanya.

  • Berbaik hatilah dan rukun dengan saudara : entah itu saudara kandung maupun saudara tiri, semuanya sama-sama adalah saudara. Maka seharusnya, sebagai sesama saudara harus mau untuk saling membantu dan mengasihi, bukan malah saling menyakiti.
  • Kebenaran akan selalu menang : ketika diperlakukan tidak adil, Bawang Putih tidak pernah punya niatan untuk membalas. Dia selalu baik hati dan menurut serta melakukan semua tanggung jawabnya dengan baik. Pada akhirnya, semua kebaikannya mendapatkan balasan baik yang setimpal.[/su_box]

7. Majas

[su_box title=”Majas dalam Cerita” style=”noise” box_color=”#0d2cec” title_color=”#ffffff”]

Gaya bahasa yang digunakan oleh pengarang dalam menceritakan cerita rakyat bawang merah bawang putih adalah majas hiperbola dan personifikasi.

Majas hiperbola terlihat dari penggambaran karakter yang berlebihan. Sebab pada kenyataannya tidak ada orang yang seratus persen baik dan tidak ada orang yang seratus persen jahat.

Selain itu, labu yang berisikan permata maupun hewan berbisa juga merupakan penggambaran yang memang sengaja dilebih-lebihkan oleh pengarang.

Majas lain yang ada di dalam legenda bawang merah bawang putih adalah personifikasi. Majas ini tersedia di dalam cerita versi bertemu ikan ajaib.

Ikan ini diceritakan bisa berbicara dan memiliki perasaan seperti layaknya manusia.[/su_box]

Unsur Ekstrinsik Cerita Bawang Merah Bawang Putih

Kondisi sosial, lingkungan dan lain sebagainya yang dihadapi pengarang bisa jadi hampir sama dengan yang digambarkan di dalam cerita.

Maka dari itulah sang pengarang ingin memberitahu bahwa keadilan pada akhirnya akan menang, seperti yang memang dia harapkan. 

Selain itu, konsep budaya yang utopia, yaitu bertemunya si miskin dengan si kaya juga menggambarkan keadaan yang terjadi kala itu.

Segala konsep kesedihan akan berakhir ketika bertemu dengan pangeran tampan yang kaya raya dan baik hati.

Banyak hal yang bisa dipetik dari sebuah kisah, seperti cerita rakyat Bawang Merah Bawang Putih ini.

Sifat tamak dan iri dengki tidak akan pernah mendatangkan hal yang baik, terlebih jika dilakukan kepada saudara sendiri.

Leave a Comment