Pelarut Organik

Pelarut organik pengertian, Contoh dan tingkat kepolarannya. Berikut ini merupakan daftar pelarut organik lengkap dengan manfaat dan kepolarannya. Bahan kimia yang sering digunakan dalam praktikum di laboratorium kebanyakan berupa larutan. Larutan terdiri dari zat terlarut (solute) dan pelaru (solvent). Untuk menyatakan zat mana yang bertindak sebagai pelarut dapat dilihat dari zat mana yang lebih dominan dalam larutan tersebut.

Pelarut yang umum yang sering digunakan dan menjadi primadona adalah air. Selain air, pelarut yang juga umum digunakan adalah pelarut organik. Salah satu contohnya adalah etanol. Banyak yang tidak mengetahui, ternyata etanol merupakan pelarut yang serbaguna. Etanol dapat menyatu dengan air dengan sebagian besar bahan organik yang bersifat cair termasuk zat cair non polar seperti hidrokarbon alifatik. Selain itu, etanol juga digunakan sebagai pelarut dalam obat-obatan.

Menurut Sudarmadji (1989), pelarut organik berdasakan konstanta elektrikum dapat dibedakan menjadi dua yaitu pelarut polar dan pelarut non polar. Konstanta dielektrikum dinyatakan sebagai gaya tolak menolak antara dua pertikel yang bermuatan listrik dalam suatu molekul. Semakin tinggi konstanta dielektrikumnya maka pelarut bersifat semakin polar.

Kelompok Pelarut Organik Berdasarkan Gugus Fungsionalnya :

  1. Hidrokarbon alifatik contoh: n-heksana
  2. Hidrokarbon alisiklik contoh: sikloheksana
  3. Hidrokarbon aromatik contoh: benzena
  4. Hidrokarbon yang mengandung halogen contoh: metil klorida
  5. Alkohol contoh: etil alkohol
  6. Aldehid contoh : formaldehid
  7. Keton contoh: aseton
  8. Ester contoh: etil asetat
  9. Eter contoh: dietil eter
  10. Amina contoh: aniline
  11. Dan yang tidak termasuk kedalam golongan senyawaan misalnya karbon disulfida.

Urutan Tingkat Kepolaran Pelarut Organik

No.PelarutRumus KimiaTingkat KepolaranDensitas (g/mL)
1.SikloheksanaC6H120,0060,7739
2.PentanaC5H120,0090,626
3.HeksanaC6H140,0090,659
4.HeptanaC7H160,0120,684
5.Karbon TetrakloridaCCl40,0521,594
6.Karbon DisulfidaCS20,0651,594
7.p-SilneC8H100,0740,861
8.ToluenaC7H80,0990,867
9.BenzenaC6H60,1110,8765
10.EterC4H10O20,1170,713
11.Metil t-Butil EterC5H12O0,1240,741
12.Dietil AminaC4H11N0,1450,706
13.1,4-DioksanaC4H8O20,1641,033
14.N,N-Dimetil AnilinaC8H11N0,1790,956
15.KlorobenzenaC6H5Cl0,1881,1058
16.AnisoleC7H8O0,1980,996
17.Tetrahidrofuran C4H8O0,2070,8833
18.Etil AsetatC4H8O20,2280,895
19.Etil BenzoatC9H10O20,2281,047
20.1,2-Dimetoksi EtanaC4H10O20,2310,8637
21.DiglymeC6H14O30,2440,943
22.Metil AsetatC4H6O20,253 0,933
23.KloroformCHCl3 0,259 1,4788
24.3-Pentanone C5H12O 0,265 0,814
25.1,1-Dikloroetana C2H4Cl2 0,269 1,176
26.di-n-butil-pentalate C16H22O4 0,272 1,049
27. Sikloheksanone C6H10O 0,281 0,982
28.Piridina C5H5N 0,302 0,982
29. Metilena Klorida CH2Cl2 0,309 1,326
30.2-butanone C4H8O 0,327 0,7999
31.Aseton C3H6O 0,355 0,7845
32.Dimetil-Formamide C3H7NO 0,386 0,9445
33.t-butil alkohol C4H10O 0,389 0,7887
34.Dimetil Sulfoksida C2H6OS 0,444 1,092
35.Asetonitril C2H3N 0,460 0,7857
36.2-butanol C4H10O 0,506 0,8063
37.2-Propanol C3H8O 0,546 0,785
38.1-butanol C4H10O 0,586 0,8095
39.1-Propanol C3H8O 0,617 0,803
40.Asam AsetatC2H4O2 0,648 1,0446
41.Etanol C2H6O 0,654 0,789
42.Dietilena Glikol C4H10O3 0,713 1,1197
43.Metanol CH4O 0,762 0,791

Leave a Comment