Manusia Purba di Indonesia

Manusia purba bisa diartikan dengan manusia yang hidup jutaan tahun yang lalu, sebelum ditemukannya tulisan.

Tak jarang karena zaman tersebut manusia ini sering disebut dengan manusia praaksara. Tak hanya itu, karena hidup jutaan tahun yang lalu, manusia ini juga dikenal dengan sebutan manusia prasejarah.

Manusia prasejarah ini tersebar di banyak wilayah di dunia, namun Indonesia-lah yang memiliki jenis manusia purba paling banyak di dunia.

Untuk mengenal manusia purba lebih dalam, penjelasan lengkap di bawah ini bisa Anda simak dengan baik.

Pengertian Manusia Purba

Seperti yang telah dibicarakan sebelumnya, pengertian manusia purba adalah manusia yang hidup pada zaman dimana belum ditemukannya aksara atau tulisan. 

Manusia purba ini diketahui hidup mulai 4 juta tahun yang lalu. Dibandingkan dengan manusia yang ada saat ini, volume otak manusia prasejarah berukuran lebih besar.

Sejarah Singkat Manusia Purba di Indonesia

Masa manusia purba sebelum mengenal tulisan dikenal dengan nama masa prasejarah atau praaksara yang dapat dibagi menjadi beberapa masa.

Sejarah manusia purba praaksara yang hidup pada masa itu memiliki kehidupan yang sangat sederhana dan apa adanya, atau hanya bergantung pada alam.

Menurut masanya, manusia praaksara juga mengalami perkembangan, mulai dari cara hidup, tempat tinggal, hingga teknologi yang mereka punya. 

Teori yang terkenal mengenai kehidupan manusia prasejarah ini adalah teori evolusi yang dikemukakan oleh Charles Darwin.

Teori ini banyak digunakan oleh para ilmuwan, namun tak sedikit juga yang meragukan teori tersebut.

Di dalam teori ini dijelaskan bahwasanya manusia praaksara merupakan nenek moyang dari manusia yang ada sekarang ini.

Dalam teori ini juga dikemukakan bahwa terdapat hubungan antara manusia dengan kera.

Manusia Purba di Indonesia

Sejak abad ke-18 Masehi, Eugene Dubois sebagai pelopor mulai melakukan penelitian mengenai manusia praaksara.

Adapun tujuan dari diadakannya penelitian tersebut adalah untuk mengetahui apa saja jenis jenis manusia purba yang ada di Indonesia.

Dari penelitian tersebut, mereka menemukan banyak fosil manusia praaksara di berbagai daerah di Indonesia, seperti Pacitan, Solo, Ngandong, Sangiran, Mojokerto, Tulungagung, dan masih banyak yang lainnya. 

Penemuan fosil tersebut kemudian diteliti lebih lanjut, hingga mereka menggolongkan manusia praaksara menjadi beberapa jenis.

Manusia purba di Indonesia juga mengalami beberapa masa kehidupan, sesuai dengan perkembangan kehidupannya, mulai dari masa berburu hingga adanya masa mengenal kepercayaan. 

Untuk bisa melihat gambaran mengenai manusia purba, Anda bisa mengunjungi museum purbakala di Sangiran.

Di museum tersebut terdapat berbagai macam gambar manusia purba, patung, dan fosil-fosil purba.

Jenis Manusia Purba

Kurang lebih ada 5 jenis manusia purba yang sudah di identifikasi penyebarannya di indonesia, antara lain:

1. Meganthropus Paleojavanicus

Meganthropus Paleojavanicus dikenal sebagai jenis manusia praaksara yang paling tua sekaligus terbesar di Indonesia.

Penemu fosil manusia praaksara jenis ini adalah Van Koenigswald yang merupakan arkeolog asal Belanda, di sekitar Sangiran pada tahun 1936.

Sesuai ukuran dan lokasi ditemukannya fosil inilah yang kemudian menjadi penyebab manusia ini dinamai Meganthropus Paleojavanicus (manusia besar tua dari Jawa). 

Berdasarkan penelitian menggunakan teknik peluruhan karbon, diperkirakan manusia jenis ini hidup pada rentang waktu antara 1 juta hingga 2 juta tahun yang lalu.

Meganthropus Paleojavanicus dapat dikenali dengan ciri-ciri berikut:

  • Tulang pipi sangat tebal
  • Otot rahang sangat kuat
  • Tidak mempunyai dagu
  • Memiliki hidung yang lebar
  • Tonjolan di bagian belakang yang melintang di sepanjang pelipis sangat tajam
  • Tulang kening menonjol
  • Otot kunyah, rahang, serta gigi yang besar dan kuat
  • Tinggi badan berkisar antara 165-180 cm
  • Memiliki badan yang tegap dengan volume otot mencapai 900 cc
  • Memakan lebih banyak tumbuhan

2. Pithecanthropus Erectus

Pithecanthropus Erectus adalah jenis yang banyak ditemukan fosilnya di daerah Indonesia.

Para peneliti telah menemukan tiga jenis manusia praaksara jenis ini di Indonesia, yakni Pithecanthropus Erectus, Pithecanthropus Soloensis, dan Pithecantropus Mojokertensis.

Manusia jenis ini hidup sekitar 2 juta tahun yang lalu dan ditemukan pertama pada tahun 1891 di daerah Trinil, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur oleh pencetus penelitian manusia praaksara, yakni Eugene Dubois.

Pithecanthropus hidup secara nomaden atau berpindah-pindah untuk menemukan sumber bahan makanan dengan cara berburu hewan-hewan. 

Ciri ciri manusia purba jenis Pithecanthropus adalah sebagai berikut:

  • Volume otak berkisar antara 750-1350 cc
  • Tinggi badan berkisar antara 165-180 cm
  • Postur tubuh tidak setegap Meganthropus
  • Gigi geraham berukuran besar dan rahangnya sangat kuat
  • Hidung tebal
  • Tonjolan kening yang melintang di dahi ukurannya tebal
  • Bentuk wajahnya menonjol ke depan dengan dahi yang miring ke belakang
  • Alat pengunyah serta alat tengkuk sangat kuat
  • Bagian belakang kepala menonjol

3. Homo Wajakensis

Pada tahun 1889, Eugene Dubois menemukan fosil manusia purba di Tulungagung, Jawa Timur yang disebut wilayah Wajak.

Fosil yang berupa tulang paha, rahang atas dan bawah, serta tulang kering ini, kemudian dinamakan sebagai Homo Wajakensis.

Diperkirakan bahwa manusia jenis ini sudah bisa membuat peralatan dari batu dan tulang dan telah mengenal cara mengolah bahan makanan dengan memasak.

Ciri yang dimiliki Homo Wajakensis dapat dilihat di bawah ini:

  • Volume fragmen tengkorak sekitar 1.600 cc
  • Hidungnya lebar dan bagian mulut menonjol
  • Bagian pipi yang menonjol ke samping
  • Memiliki dahi yang sedikit miring dengan kerutan dahi di bagian atas mata
  • Tinggi badan berkisar antara 130-210 cm
  • Berat badan antara 30-150 kg
  • Hidung dan mulut memiliki jarak yang masih jauh
  • Tubuh yang tegak saat berdiri dan berjalan

4. Pithecantropus Soloensis

Pithecanthropus Soloensis adalah manusia purba praaksara yang ditemukan di wilayah Ngandong, Jawa Tengah oleh 3 orang peneliti, yakni G.H.R. Koenigswald, Oppenoorth, dan Ter Harr.

Manusia jenis ini memiliki ciri yang berbeda dengan manusia praaksara pada umumnya.

Ciri khusus dari manusia praaksara khas Indonesia ini adalah sebagai berikut:

  • Gigi geraham berukuran besar dan kuat
  • Kening tebal dan memiliki tonjolan melintang di sepanjang pelipis
  • Hidung berbentuk lebar dan tidak memiliki dagu
  • Tinggi tubuh berkisar antara 165-180 cm.
  • Memiliki badan yang tegap
  • Makanannya adalah tumbuhan dan hewan buruan
  • Memiliki otak dengan volume 750-1350 cc

5. Homo Floresiensis

Dinamakan Homo Floresiensis adalah karena fosil manusia ini ditemukan di Pulau Flores, tepatnya pada saat penggalian di Liang Gua.

Manusia jenis ini memiliki ukuran yang kecil, sehingga disebut sebagai manusia kerdil. 

Sebenarnya, kerangka manusia ini belum menjadi batu, sehingga tidak disebut sebagai fosil karena manusia ini diperkirakan hidup sekitar 12.000 tahun yang lalu. 

Karena pada saat penggalian ditemukan juga kerangka manusia jenis lain, bisa diperkirakan bahwa Homo Floresiensis hidup bersamaan dengan manusia jenis lain, seperti Homo Sapiens.

Ciri-ciri yang dimiliki Homo Floresiensis adalah sebagai berikut:

  • Ukuran otak sangat kecil
  • Badan dan kepala berukuran kecil
  • Memiliki otak dengan volume 380 cc
  • Berat badannya sekitar 25 kg
  • Rahang menonjol serta memiliki dahi yang sempit
  • Tinggi badan hanya sekitar 1,06 m

Selain pembahasan manusia purba di atas, mungkin kamu juga tertarik membaca:

Cara Hidup Manusia Purba

Tak hanya memiliki jenis yang berbeda-beda, rupanya kehidupan manusia purba juga berbeda-beda, bergantung pada masanya, seperti yang akan dijelaskan berikut ini:

1. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan (Food Gathering)

Cara hidup manusia praaksara yang pertama adalah berburu dan mengumpulkan makanan. Masa ini dibagi menjadi dua bagian, yakni tingkat sederhana dan tingkat lanjut.

Kehidupan manusia pada masa ini ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:

  • Belum memiliki tempat tinggal yang tetap (nomaden)
  • Tempat untuk berlindung adalah gua
  • Mengumpulkan makanan yang berupa umbi-umbian
  • Berburu hewan menggunakan kapak genggam
  • Hidup sendiri dengan kelompok kecil
  • Membuat lukisan yang berupa babi rusa dalam keadaan terpanah dan cap jari tangan berwarna merah, hitam, dan putih.

2. Masa Bercocok Tanam

Masa bercocok tanam terjadi sebagai akibat dari berkurangnya hewan-hewan buruan, yang notabene memiliki masa reproduksi yang cukup lambat.

Menurut Vishu Mitre, jenis tanaman pertama yang ditanam antara lain kurma, sorgum, jawawut, wijen, dan kacang-kacangan.

Nah, baru pada tahun 10.000 SM manusia praaksara yang hidup pada masa ini mulai beralih ke tanaman gandum serta beberapa jenis tanaman liar, seperti kacang polong, buncis, labu, labu botol, jagung, kentang, dan lainnya.

Masa bercocok tanam ini memiliki beberapa ciri-ciri yang bisa dikenali, antara lain:

  • Memiliki tempat tinggal yang tetap
  • Memakai pakaian yang terbuat dari kulit kayu dan kulit hewan
  • Rumah tempat tinggal dibangun dari bahan kayu
  • Sudah mulai bercocok tanam
  • Membuat alat-alat pendukung kegiatan cocok tanam, seperti kapak lonjong, mata panah, beliung persegi, dan perhiasan

3. Masa Mengenal Kepercayaan

Masa mengenal kepercayaan merupakan bukti dari adanya perkembangan dalam kemampuan berpikir manusia pada saat itu.

Manusia praaksara pada masa itu mulai mempercayai adanya kekuatan lain di luar kekuatan dirinya sendiri.

Adanya kepercayaan ini memunculkan beberapa upacara dan ritual khusus sebagai bentuk bagaimana mereka mempercayai kekuatan tersebut.

Beberapa contoh kepercayaan yang ada di masa ini adalah sebagai berikut:

A. Animisme

Animisme merupakan bentuk kepercayaan kepada roh nenek moyang ataupun roh-roh lain yang dipercaya dapat memengaruhi kehidupan.

Ciri khas dari kepercayaan ini adalah kegiatan memberikan sesaji untuk menjaga agar roh tersebut tidak mengganggu.

B. Dinamisme

Dinamisme merupakan suatu bentuk kepercayaan pada kekuatan alam serta benda yang dipercaya memiliki sifat gaib.

Manusia yang mempercayai ini dapat dikenal dengan ciri menyembah batu, pohon besar, laut, gunung, keris, gua, patung, dan memiliki jimat.

C. Totemisme

Totemisme merupakan sebuah kepercayaan pada binatang yang dipercaya memiliki kesucian dan kekuatan.

Kepercayaan ini memiliki bentuk upacara ritual yang dilakukan melalui sarana atau tempat tertentu, seperti batu yang dipahat dengan ukuran besar.

Ciri-ciri masa mengenal kepercayaan antara lain sebagai berikut:

  • Menjalankan ritual atau upacara khusus sebagai bukti kepercayaan tersebut.
  • Terdapat bangunan-bangunan besar yang dijadikan sebagai sarana pemujaan atau upacara ritual.

Dengan membaca semua informasi mengenai manusia purba di atas, pasti kini Anda sudah mengetahui bagiaman dan seperti apa hidup di zaman purba.

Tak hanya itu saja, kehidupan yang mereka jalankan juga bisa Anda ketahui dengan informasi di atas. 

[su_spoiler title=”Daftar Pustaka” style=”fancy” icon=”chevron-circle”]

  • https://www.gurupendidikan.co.id/manusia-purba/[/su_spoiler]

Leave a Comment