Laporan Praktikum Mikrometer Sekrup

Laporan Praktikum Mikrometer Sekrup berikut ini merupakan laporan yang admin susun dari berbagai sumber dan referensi, semoga laporan ini dapat membantu pembaca semuanya.

BAB I PENDAHULUAN

Tujuan

Mampu menggunakan mikrometer sekrup untuk melakukan pengukuran diameter dan ketebalan beberapa macam benda. 

Latar Belakang

Pengukuran dalam ilmu fisika bersifat dasar dan menjadi salah satu syarat yang wajib ada. Dalam mempelajari fenomena-fenomena di dalam kehidupan ini, pasti tidak lepas dengan aktivitas mengukur.  

Mengukur sendiri memiliki makna suatu kegiatan untuk membandingkan antara satu besaran dengan besaran yang lainnya dan telah disepakati. Mengukur juga merupakan sarana untuk mencari data pendukung yang bersifat kuantitatif untuk sebuah hipotesis dalam penelitian. 

Banyak alat yang dapat digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap suatu benda, misalnya adalah mistar, mikrometer, neraca, termometer dan lain-lain. Masing-masing memiliki tingkat ketelitian dan batas pengukuran yang berbeda-beda. 

Keahlian dalam bidang pengukuran ini penting untuk dimiliki karena banyak manfaatnya dalam  berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu, praktikum kali ini akan melakukan praktek mengukur ketebalan dan diameter beberapa benda menggunakan mikrometer sekrup. 

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengukuran

Setiap besaran memiliki alat ukur yang berbeda-beda. Misalnya adalah besaran panjang diukur menggunakan mistar, sedangkan besaran massa menggunakan neraca, besaran waktu dengan stopwatch dan lain sebagainya.

Satu hal yang harus diperhatikan saat memilih  alat-alat ukur adalah tingkat ketelitian. Dengan demikian, kesalahan-kesalahan dalam pengukuran dapat diminimalisir sehingga hasilnya tepat dan akurat.    

Instrumen dalam pengukuran dikelompokkan berdasarkan ukuran dari besarannya, tingkat ketelitian dan bentuk benda yang diukur. Alat ukur untuk panjang ada 3 macam, yaitu :

1. Mistar

Mistar memiliki skala terkecil sebesar 1 mm atau 0,1 cm, sedangkan, batas maksimumnya untuk penggaris biasa yaitu 30 cm. Berdasarkan informasi tersebut dapat diketahui angka ketidakpastiannya adalah 0,5 mm yang dihitung menggunakan rumus:

∆x = ½ x skala terkecil 

2. Jangka Sorong

Jangka sorong mempunyai skala paling kecil 0,05 mm atau 0,005 cm. Alat tersebut dapat diaplikasikan mengukur ketebalan sebuah plat logam, kedalaman lubang dan garis tengah baik bagian luar maupun dalam dari pipa. Besarnya ketidakpastian dapat dihitung dengan rumus:

∆x = ½ x 0,005 = 0,0025 cm. 

3. Mikrometer Sekrup

Mikrometer sekrup merupakan salah satu alat untuk mengukur panjang suatu benda seperti diameter dari benda yang melingkar. Contohnya banyak dipakai mengukur ketebalan selembar kertas, diameter kawat dan lain-lain.

Ketidakpastian pengukuran menunjukkan tingkat akurasi dari setiap pengukuran. Adapun nilainya sangat tergantung pada instrumen yang dipakai. Angka ketidakpastian pada mikrometer sekrup adalah 0,005 mm yang dihitung dengan cara:

∆x = ½ x 0,01 mm (skala paling kecil) = 0,005 mm  

Dari ketiga alat ukur panjang yang telah disebutkan maka bisa diketahui bahwa mikrometer sekrup mempunyai nilai ketidakpastian terkecil dan tingkat ketelitian paling tinggi di antara kedua jenis alat lainnya. 

Ada dua jenis skala pada mikrometer tersebut, yaitu skala utama dan skala nonius. Skala utama akan terbaca di silinder lingkaran dalam. Sedangkan, skala nonius terbaca di area selubung lingkaran luar. 

Skala terkecil mikrometer sekrup dihitung dengan membagi skala paling kecil dari skala utama dengan jumlah skala di dalam skala nonius. Hasilnya adalah 0,5 mm dibagi 50 yaitu 0,01 mm. 

Apabila dilakukan pemutaran sebanyak satu kali pada selubung lingkaran luar maka skala akan bergerak mundur atau maju sejauh 0,05 mm (Indrajit, 2007).

Tingkat ketelitian mikrometer sekrup yaitu 0,01 mm atau 0,001 cm. Angka tersebut 10 kali lipat lebih teliti jika dibandingkan dengan ketelitian jangka sorong. Prinsip kerjanya adalah pada alat ini terdapat batang pengukur. 

Di batang pengukur dijumpai skala dalam milimeter serta sekrup yang memiliki skala. Nilai dari satu putaran sekrup adalah 0,5 mm dan pada skala utama angka 0,5 mm akan dibagi agar menjadi 100 skala kecil pada sekrup (Rikadiantoro, 2013).

B. Jenis-jenis Mikrometer Sekrup

Berdasarkan aplikasinya, maka mikrometer dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu (Giancoli, 2001):

1. Mikrometer Luar

Alat yang satu ini mampu mengukur dimensi luar dengan membaca jarak dari dua muka ukur yang sejajar dan saling berhadapan. Muka ukur yang satu dipasang pada salah satu sisi rangka U.

Sedangkan, muka ukur yang lainnya diletakkan pada ujung spindler di mana mampu bergerak secara tegak lurus terhadap muka ukur. Selain itu, disertai thimble dan sleeve yang memiliki graduasi sesuai pergerakan dari spindle. 

2. Mikrometer Dalam

Mikrometer dalam digunakan untuk mengukur dimensi dalam. Caranya adalah membaca jarak di antara muka ukur sferis yang mana posisi keduanya saling membelakangi. Muka ukur terpasang di batang utama.

Muka ukur yang satunya lagi diletakkan di ujung spindle yang mana arah geraknya sama dengan sumbunya. Alat ini lengkap dengan sleeve maupun thimble dan graduasinya sesuai garis tengah pada lubang dari sebuah benda. 

3. Mikrometer Kedalaman

Mikrometer kedalaman dimanfaatkan untuk mengukur kerendahan pada slot-slot atau kedalaman suatu lubang.

C. Bagian-bagian Mikrometer Sekrup

Bagian-bagian dari mikrometer sekrup antara lain adalah sebagai berikut (Giancoli, 2001):

1. Bingkai

Bentuk dari bingkai adalah huruf C. Bahannya dari logam yang lebih tahan terhadap panas dan dibuat tebal agar kuat. Tujuannya adalah untuk meminimalisir terjadinya pengerutan maupun peregangan yang nantinya dapat mengganggu proses pengukuran. 

2. Anvil (landasan)

Fungsi dari anvil adalah sebagai penahan saat benda yang diukur diletakkan di antara spindel dan anvil. 

3. Spindle

Bentuk spindel mirip dengan anvil namun ukurannya lebih panjang dan bisa digeser. Fungsinya yaitu sama-sama untuk menjepit benda yang  akan diukur. 

4. Pengunci

Pengunci berfungsi untuk menahan spindel sehingga saat pengukuran berlangsung tidak bergerak. 

5. Sleeve

Sleeve menjadi tempat untuk meletakkan skala utama. 

6. Thimble

Thimble adalah batang logam sebagai tempat meletakkan skala nonius. 

D. Cara Membaca Mikrometer Sekrup

Berikut ini adalah langkah-langkah untuk membaca hasil setelah dilakukan pengukuran terhadap benda tertentu (Rikadiantoro, 2013):

  1. Menentukan terlebih dahulu nilai skala utama yang paling dekat atau berimpit dengan bidal atau selubung silinder rahang geser. 
  2. Menentukan nilai dari skala nonius yang posisinya berimpit dengan garis pada skala utama. 
  3. Menghitung hasilnya menggunakan cara:

Hasil = skala utama + (skala nonius x skala paling kecil dalam mikrometer sekrup)

E. Cara Kalibrasi 

Mikrometer sekrup membutuhkan kalibrasi secara berkala guna menjamin bahwa alat tersebut akurat dan tingkat ketelitiannya sesuai dengan standar. Hal penting yang wajib diperhatikan saat kalibrasi antara lain (Rikadiantoro, 2013):

  1. Silinder putar poros harus bisa bergerak memutar secara baik tanpa adanya goyangan akibat ulir utama aus. 
  2. Saat mulut ukurnya rapat maka garis referensi menunjuk angka nol.
  3. Muka ukur diperhatikan kesejajaran dan kerataannya.
  4. Menguji kebenaran hasil, caranya membandingkan dengan standarnya. 
  5. Pengunci poros dan gigi gelincir semua harus dapat difungsikan dengan baik. 

BAB III METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum mikrometer sekrup ini kami lakukan pada:

Hari: Sabtu / 31 Oktober 2020
Tempat: Laboratorium Fisika

B. Alat dan Bahan

Adapun alat bahan yang digunakan antar lain:

Alat

  • Mikrometer sekrup dan 1 buah pengunci

Bahan

  • 1 buah kelereng 
  • 1 buah triplek
  • 1 buah plat logam

C. Prosedur Kerja atau Cara Kerja

Berikut merupakan langkah-langkah Praktikum Mikrometer Sekrup:

  1. Pastikan mikrometer pada posisi nol. Caranya, putar sekrup S agar ujung A dan B bertemu dan menghasilkan bunyi krik.
  2. Pastikan lingkaran nonius sudah berimpit dengan garis nol. Caranya, sekrup diputar sampai lingkaran nonius berimpit garis nol pada skala utama dan garis nol skala nonius posisinya sudah segaris dengan garis tengah skala utama.
  3. Letakkan benda yang diukur di antara ujung A dan B, Caranya, sekrup S diputar sampai ujung A dan B menyentuh tepat pada kedua sisi benda tersebut.
  4. Lakukan pengukuran, catat angka skala utama yang terlihat yaitu angka nol hingga lingkaran nonius. Lalu, angka tersebut dijumlahkan dengan angka skala nonius yang posisinya segaris atau minimal mendekati garis tengah skala utama.
  5. Kalikan hasil pengukuran yang diperoleh dengan ketelitian mikrometer yaitu 0,01 mm.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Percobaan

B. Pembahasan

Praktikum ini menggunakan alat pengukur benda berupa mikrometer sekrup karena tingkat ketelitiannya sangat tinggi jika dibandingkan alat-alat lainnya. Benda-benda yang diukur antara lain kelereng susu, plat logam dan triplek. 

Pengukuran di masing-masing benda dilakukan sebanyak 3 kali. Dengan demikian, data yang disajikan dalam bentuk rata-rata dari ketiga hasil yang didapatkan. Masing-masing pengulangan diperoleh hasil skala utamanya semua sama, yaitu 15 mm pada kereng susu. 

Sedangkan, skala noniusnya berbeda-beda ada yang 25 mm, 22 mm dan 27 mm. Skala nonius harus dikalikan terlebih dahulu dengan ketelitian mikrometer sekrup 0,01 mm sebelum digunakan dalam perhitungan. Hasil pengukuran rata-rata untuk diameter kelereng susu adalah 15,25 mm. 

Perbedaan tersebut terjadi karena perbedaan titik pada setiap permukaan benda. Selain itu, lingkaran kereng susu tidak sepenuhnya utuh bulat atau ada lecet akibat terkena benturan ketika proses pembuatannya.

Hal yang sama juga terjadi pada saat mengukur plat logam dan triplek. Plat logam tidak datar dan banyak dijumpai adanya lekukan sehingga mempengaruhi skala nonius. Ketebalan triplek yang berbeda-beda juga turut berpengaruh. 

Skala utama pada pengukuran plat logam adalah 1 mm dan skala noniusnya  yaitu 14 mm, 10 mm serta 11 mm. Setelah dilakukan perhitungan, maka diketahui rata-rata tebal plat logam adalah 1,12 mm. 

Skala utama pada saat mengukur triplek adalah 3 mm. Skala noniusnya secara berurutan dari ulangan pertama hingga ketiga yaitu 2 mm, 6 mm dan 3 mm. Rata-rata hasil pengukuran ketebalan triplek adalah 3,04 mm. 

Hasil akhir dari pengukuran diameter atau ketebalan dari kelereng susu, triplek maupun plat logam diperoleh dengan cara menjumlahkan skala utama dan skala nonius yang sudah dikalikan ketelitian dari mikrometer sekrup. 

BAB V PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, maka dalam praktikum mikrometer ini bisa disimpulkan bahwa:

  1. Hasil pengukuran rata-rata diameter kelereng susu adalah 15,25 mm. Sedangkan, rata-rata ketebalan plat logam dan triplek berturut-turut 1,12 mm dan 3,04 mm. 
  2. Nilai skala nonius yang berbeda disebabkan karena kondisi benda yang bentuknya tidak rata. 

Daftar Pustaka

Adapun Daftar Rujukan Berbagai sumber diatas, adalah sebagai berikut:

  • Giancoli,Douglas C. 2001. Fisika. Jakarta: Erlangga.
  • Indrajit, Dudi. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Fisika 1: untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
  • Rikidiantoro. 2013. Makalah Thermocouple. –. Bandar Lampung. https://rikadiantoro.wordpress.com/2014/03/25/makalah-termocouple/

Download Laporan Praktikum (PDF)

Anda Dapat Mendownload laporan Praktikum Mikrometer Sekrup ini dalam format PDF dengan mengklik tombol download dibawah ini.

[su_spoiler title=”Download / Unduh” style=”fancy” icon=”chevron-circle”]

Download File
PDF (99 KB)[/su_spoiler]

Leave a Comment