Kaidah Kebahasaan Cerpen

Kaidah kebahasaan cerpen merupakan salah satu poin penting yang harus diperhatikan dengan seksama. Detail cerita hingga cara penyampaian cerpen memiliki ciri khas dan perbedaan yang signifikan dengan jenis cerita lain seperti cerita panjang atau novel.

Cerpen yang merupakan jenis cerita singkat atau cerita pendek memiliki prinsip dasar dan kaidah kebahasaan cerpen yang wajib diketahui. Berikut ini merupakan pembahasan mengenai kaidah kebahasaan cerpen lengkap untuk kalian ketahui.

Definisi dan Pengertian Cerpen Secara Umum

Pada dasarnya, cerpen merupakan salah satu jenis prosa yang menceritakan mengenai seorang tokoh.

Pada pembahasan lengkap kaidah kebahasaan cerpen, cerita mengenai tokoh utama akan dibahas secara terfokus sehingga cerita yang dihasilkan tidak terlalu panjang

Biasanya, cerpen merupakan salah satu jenis cerita khayalan atau fiktif yang dibuat oleh sangat penulis. Di dalam cerpen, ada beberapa bagian penting yang harus dipahami. Berikut ini merupakan bagian dari kaidah kebahasaan cerpen yang wajib ada di dalam sebuah cerpen:

1. Pengantar atau pengenalan tokoh

Pengantar atau pengenalan tokoh
Pengantar atau pengenalan tokoh

Bagian pertama dari sebuah cerpen adalah bagian pengenalan atau pembukaan. Pada bagian ini, penulis akan menjelaskan mengenai tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita.

Tokoh akan mulai dikenalkan sekaligus memberikan pengantar untuk masuk ke dalam inti cerita.

Pada bagian pengantar atau pengenalan tokoh, penulis bisa sekaligus memberikan penjelasan mengenai latar belakang tempat.

Selain itu juga latar belakang waktu dan menjelaskan mengenai detail cerita yang ada di dalam cerpen tersebut.

Bagian pengantar sangat penting untuk diperhatikan. Sebisa mungkin penulis harus membuat agar para pembaca penasaran dan tertarik untuk membaca cerpen lebih lanjut.

Bagian pembukaan menjadi penentu hal tersebut. Agar pembaca mau terus melanjutkan proses membaca cerpen, pastikan bagian pembukaan merupakan bagian yang menarik.

Bila pembaca sudah mulai penasaran akan lanjutan cerita, mereka akan melanjutkan untuk membaca cerpen yang kalian tulis.

2. Konflik

Konflik
Konflik

Selanjutnya adalah bagian konflik. Bagian ini merupakan inti cerita dari sebuah cerpen. Konflik berisi mengenai permasalahan yang terjadi.

Bila diperhatikan lebih lanjut, kalian bisa melihat bahwa pengantar untuk masuk ke dalam konflik sudah terlihat sejak bagian pembukaan.

Konflik sebaiknya dijelaskan dan diceritakan dengan cara yang ringan namun tetap menarik. Agar pembaca tidak bosan, konflik sebaiknya dibuat dengan kalimat yang sederhana.

Hal ini juga sangat berlaku untuk cerpen anak-anak. Bahasa yang simpel lebih mudah dimengerti oleh anak-anak.

3. Resolusi atau penutup

Resolusi atau penutup
Resolusi atau penutup

Bagian terakhir dari cerpen adalah resolusi atau penutup. Bagian ini berisi mengenai penyelesaian permasalahan yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya.

Resolusi juga bisa berupa ending atau akhir cerita dari cerpen tersebut.

Saat penulis membuat kerangka karangan sebelum memulai untuk menulis cerpen, sebaiknya penulis telah memikirkan ending yang akan digunakan pada cerpen tersebut.

Pembuatan kerangka karangan yang lengkap dapat mempermudah kalian untuk menyelesaikan cerpen tersebut. Pola atau bagian-bagian cerpen tersebut bisa diulang lebih dari 1 kali bila penulis ingin membuat cerpen dengan konflik lebih dari 1.

Namun, untuk jenis cerita pendek sebaiknya penyelesaian ceritanya dibuat lebih singkat dan langsung menjabarkan inti ceritanya.

Kaidah Kebahasaan Cerpen yang Menjadi Ciri Khas Utama

Sebagai salah satu jenis prosa, cerpen juga memiliki tata bahasa atau kaidah kebahasaan yang khas.

Ada beberapa aturan dasar yang harus ada di dalam sebuah cerpen. Aturan ini juga menjadi tolak ukur untuk melihat apakah cerpen tersebut telah memenuhi aturan dasar yang disepakati.

1. Jumlah kata maksimal: 10.000 kata

Jumlah kata maksimal 10000 kata
Jumlah kata maksimal 10000 kata

Cerpen yang merupakan cerita pendek memiliki batasan khusus dalam hal jumlah kata yang diperbolehkan.

Setiap cerpen maksimal terdiri dari 10.000 kata. Bila lebih dari jumlah ketentuan tersebut, bisa disebut bahwa cerpen sudah terlalu panjang.

Agar cerita yang dibuat tetap berada pada kaidah cerita pendek, maka ketentuan jumlah kata maksimal harus dipenuhi.

Buatlah cerita pendek yang tidak lebih dari 10.000 kata. Bila dijumlahkan, biasanya cerpen memiliki panjang 3 – 8 halaman.

2. Jenis cerita fiktif atau buatan

Jenis cerita fiktif atau buatan
Jenis cerita fiktif atau buatan

Biasanya, sebuah cerita pendek merupakan cerita fiktif atau karangan dari penulisnya.

Dalam hal ini cerpen tidak mengandung unsur pengalaman pribadi atau kejadian nyata yang diceritakan kembali. Bahkan, cerpen bisa dibuat dalam bentuk fabel atau cerita hewan.

Salah satu kaidah atau ciri khas dari cerpen merupakan cerita fiksi dimana penulis bebas menuangkan cerita apapun.

Baik cerita fiksi nyata maupun fiksi imajiner seperti halnya cerita hewan atau tokoh-tokoh khayalan tetap bisa digunakan dalam sebuah cerpen.

3. Plot cerita pendek dan tidak bertele-tele

Plot cerita pendek dan tidak bertele-tele
Plot cerita pendek dan tidak bertele-tele

Dilihat dari segi plot cerita, cerpen memiliki ciri khas dimana plot yang digunakan merupakan plot singkat dan tidak bertele-tele.

Bahkan dalam sebuah cerpen, bisa saja bagian pembukaan, inti dan penutup dibuat dalam format yang sangat singkat.

Plot cerita yang simpel dan pendek merupakan salah satu ciri khas dari cerpen yang harus dipenuhi.

Poin ini juga menjadi salah satu pembeda antara cerpen dan jenis cerita panjang yang memiliki alur cerita yang lebih rumit dengan jumlah kata yang jauh lebih banyak.

Pada proses pembuatan cerpen, seluruh kaidah kebahasaan cerpen yang wajib diikuti merupakan pedoman utama.

Dari beberapa poin tersebut, penulis lebih mudah untuk menentukan jalan cerita dan plot seperti apa yang ingin dibuat dalam sebuah cerpen.

Jenis-Jenis Cerpen

Cerita pendek atau cerpen juga memilih beberapa jenis yang berbeda. Bila cerita panjang kalian mengenal adanya jenis cerita bersambung atau novel, cerpen juga memiliki beberapa jenis yang berbeda.

Berikut ini merupakan jenis-jenis cerpen yang paling sering dibuat oleh para penulis.

1. Cerpen utuh

Cerpen utuh
Cerpen utuh

Jenis cerpen yang pertama adalah cerpen utuh. cerpen utuh merupakan salah satu bentuk karangan yang memiliki plot dasar yang tertata.

Pada penulisan cerpen utuh, penulis biasanya tidak menambahkan konflik lain sebelum konflik yang satu benar-benar diselesaikan.

Dari segi cara penulisan, cerpen utuh juga sangat mudah untuk dipahami karena jalan ceritanya tunggal, tidak membuat plot lain di dalam sebuah plot utama.

Cerpen utuh biasa dibuat untuk menceritakan sebuah cerita yang sederhana dan mudah dipahami.

2. Cerpen tidak utuh

Cerpen tidak utuh
Cerpen tidak utuh

Jenis cerpen yang selanjutnya adalah cerpen tidak utuh. Cerpen tidak utuh merupakan salah satu variasi dari jenis cerpen.

Pada cerpen ini, penulis bisa menambahkan plot lain atau konflik lain sambil mencoba menyelesaikan konflik yang pertama terjadi.

Bisa disebut bahwa cerpen tidak utuh merupakan cerpen dengan konflik lebih dari 1 di dalamnya.

Cerpen tidak utuh bisa digabungkan dengan teknik penulisan lain sehingga konflik yang dipaparkan menjadi lebih nyata dan menarik untuk dibaca.

Beberapa jenis cerpen tersebut bisa menjadi pilihan bila kalian ingin membuat atau menulis cerpen yang menarik untuk pembaca.

Gaya penulisan cerpen cukup fleksibel sehingga kalian lebih leluasa untuk menentukan gaya bahasa seperti apa yang akan digunakan.

Tujuan Pembuatan Cerpen

Bila dilihat dari tujuannya, ada beberapa tujuan pembuatan cerpen yang wajib diketahui.

Berikut ini merupakan beberapa tujuan paling mendasar dari pembuatan cerpen yang paling sering digunakan oleh para penulis cerpen.

1. Fungsi rekreatif

Fungsi rekreatif
Fungsi rekreatif

Selanjutnya, fungsi penulisan cerpen yang pertama adalah fungsi rekreatif. Pada dasarnya, fungsi rekreatif merupakan cerpen yang biasa digunakan sebagai hiburan untuk para pembacanya.

Cerpen yang berfungsi sebagai hiburan biasanya memiliki jalan cerita yang cenderung positif dan menyenangkan.

2. Fungsi didaktif

Fungsi didaktif
Fungsi didaktif

Pegertian fungsi didaktif atau fungsi pendidikan merupakan fungsi cerpen untuk menanamkan nilai pendidikan tertentu kepada pembaca.

Dalam membuat cerpen untuk tujuan didaktif, penulis tidak perlu mengungkapkannya secara langsung atau ekstrinsik.

Isi atau pesan dari cerpen tersebut bisa disampaikan secara tersirat di dalam cerpen.

Fungsi didaktif tidak hanya berlaku untuk cerpen anak-anak saja, namun juga bisa dimasukkan ke dalam cerpen yang ditulis untuk orang dewasa.

3. Fungsi moralitas dan religiusitas

Fungsi moralitas dan religiusitas
Fungsi moralitas dan religiusitas

Selanjutnya adalah fungsi moralitas sebuah cerpen. Fungsi moralitas adalah cara untuk menanamkan nilai moral atau religius kepada para pembaca cerpen.

Nilai ini sangat penting untuk diberikan kepada para pembaca cerpen yang masih berusia anak-anak hingga remaja.

Para pembaca bisa belajar sekaligus memahami apa pelajaran atau nilai moral yang bisa diambil dari cerita dalam sebuah cerpen.

Pada anak-anak, penanaman nilai moral yang kuat sangat penting untuk dilakukan. Cerpen bisa menjadi salah satu media yang paling tepat untuk melakukannya.

Bila kalian akan membuat atau menulis cerpen, mengenali fungsi dasar dan tujuan penulisan cerpen tersebut juga bisa menjadi salah satu cara agar pesan yang dimaksud dalam cerpen kalian tersampaikan kepada para pembaca.

Kenali fungsinya sebelum kalian memulai untuk membuat cerpen tersebut.

Unsur Dalam Cerpen

Dalam sebuah cerpen, terdapat beberapa unsur dasar yang menjadi pilar utama cerpen tersebut.

Ada unsur yang bisa langsung dilihat oleh para pembaca, namun ada unsur cerpen yang tidak bisa langsung terlihat oleh para pembaca. Berikut ini merupakan beberapa unsur cerpen yang wajib diketahui.

1. Unsur Intrinsik

Unsur Intrinsik
Unsur Intrinsik

Inilah unsur yang pertama yaitu unsur intrinsik. Komponen ini sebenarnya tidak bisa langsung dilihat oleh apra pembaca sebelum membaca seluruh isi cerpen.

Selanjutnya,unsur intrinsik cerpen meliputi nilai moral, sifat-sifat tokoh di dalam cerpen tersebut yang menjadi salah satu unsur terpenting cerpen.

Pada dasarnya, unsur intrinsik cerpen bisa digunakan untuk menanamkan berbagai pesan moral melalui cerita pada cerpen tersebut.

Pesan moral yang disampaikan bisa merupakan ajaran yang tepat untuk kehidupan anak. Bila pembaca adalah remaja atau orang dewasa, gaya bahasanya bisa disesuaikan.

2. Unsur Ekstrinsik

Unsur Ekstrinsik
Unsur Ekstrinsik

Berbeda dengan unsur intrinsik cerpen, unsur ekstrinsik lebih menekankan pada adanya unsur yang bisa dilihat langsung oleh para pembaca cerpen.

Contohnya, judul, nama tokoh, dan konflik dari cerpen tersebut. Beberapa unsur tersebut akan dijabarkan dengan jelas dan bisa dibaca secara langsung oleh para pembaca cerpen.

Unsur ekstrinsik juga merupakan salah satu unsur yang pasti ada di dalam sebuah cerpen atau cerita.

Sebelum menulis sebuah cerpen, kaidah kebahasaan dan seluruh seluk beluk cerpen memang sebaiknya diketahui dan dipelajari dengan baik.

Bila telah mengetahui semua unsur tersebut, proses penulisan cerpen menjadi lebih mudah dan cepat untuk dilakukan.

Cerpen yang merupakan jenis cerita ringan telah banyak disukai oleh berbagai kalangan, termasuk anak-anak.

Oleh karena itu, bila kalian akan menulis sebuah cerpen, pastikan kalian telah memahami kaidah kebahasaan cerpen yang akan digunakan sekaligus mempertimbangkan jalan cerita yang akan dibuat.

Daftar Pustaka

  • jagad.id/ cerita- pendek/
  • brainly.co.id/ tugas/ 24477844
  • www.dosenpendidikan. co.id/ tag/ karakteristik- cerpen/

Leave a Comment