Kali ini kita akan membahas tentang tiga macam Teori Asam Basa menurut para ahli. Namun, ada baiknya kalian kenali terlebih dahulu pengertian dari kata asam basa. Asam basa berasal dari dua kata yang berbeda dimana masing-masing memiliki arti tersendiri, yaitu:
Asam : suatu zat atau senyawa yang menimbulkan rasa masam
Basa : suatu zat atau senyawa yang dapat menghasilkan senyawa garam jika bereaksi dengan asam. Basa dibagi menjadi dua, yaitu basa kuat atau kostik dan basa lemah
Dengan perkembangan teknologi, kini tidak sulit untuk membedakan senyawa asam dengan basa. Salah satu cara yang dapat kalian gunakan untuk membedakan asam dan basa adalah dengan menggunakan kertas lakmus.
Selain itu kalian juga dapat membedakan kedua senyawa tersebut dengan menggunakan instrumen pengukur pH atau pH meter. Senyawa asam akan membuat kertas lakmus biru berubah menjadi merah, sedangkan basa dapat membuat kertas lakmus merah menjadi warna biru.
Jika kalian mengukur asam dan basa dengan menggunakan indikator asam basa universal yaitu dengan menggunakan pH meter, maka hasilnya senyawa asam akan menunjukkan pH di bawah angka 7. Sedangkan senyawa basa akan menunjukkan nilai pH di atas angka 7.
Sifat-Sifat Asam dan Basa
Mari kita lanjutkan mengenal kedua senyawa tersebut dengan mengetahui sifat dari masing-masing senyawa tersebut.
Sifat-Sifat Asam
Berikut beberapa sifat asam yang perlu untuk kalian ketahui:
- Memiliki rasa asam yang khas
- Bersifat korosif (dapat mengikis logam)
- Merubah kertas lakmus biru menjadi berwarna merah
- Jika diuji menggunakan kertas lakmus merah tidak akan merubah warnanya
- Menghasilkan gas hidrogen (H2) jika bereaksi dengan logam tertentu seperti alkali, seng, alkali tanah dan aluminium
- Mengalami reaksi dengan air dan garam
- Memiliki sifat elektrolit, dengan demikian asam memiliki daya hantar listrik yang baik
- Menghasilkan ion H+ dan sisa asam dengan muatan negatif apabila dilarutkan dalam air
Sifat-Sifat Basa
Berikut beberapa sifat basa yang perlu kalian pahami:
- Memiliki rasa pahit dan licin mirip dengan sabun
- Bersifat kaustik yaitu merusak kulit
- Merubah kertas lakmus merah menjadi berwarna biru
- Jika diuji menggunakan kertas lakmus biru tidak akan merubah warnanya
- Mengalami reaksi dengan asam membentuk air dan garam
- Bersifat non elektrolit sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik
- Menghasilkan ion OH– dan sisa asam dengan muatan negatif jika dilarutkan dalam air
Contoh Asam Dan Basa Dalam Kehidupan Sehari-hari
Senyawa asam dan basa sejatinya sangat mudah untuk kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa contoh asam dan basa yang perlu untuk kalian ketahui:
Contoh Asam : asam cuka, asam askorbat (vitamin C), aki, asam karbonat yang biasa kalian temui di berbagai minuman ringan dan asam lambung di tubuh kita
Contoh Basa : sabun, deterjen, amonia dari limbah rumah tangga dan bahan pembuat pupuk
Perbedaan Asam dan Basa
Nah, sekarang kita akan ulas mengenai perbedaan asam dan basa dalam bentuk tabel untuk memudahkan kalian dalam mempelajarinya. Berikut perbedaan dari kedua senyawa tersebut:
Perbedaan | Asam | Basa |
Rasa | Rasanya masam | Rasanya pahit |
Derajat Keasaman (pH) | Kurang dari angka 7 | Di atas angka 7 |
Kertas Lakmus Biru | Berubah menjadi merah | Tidak berubah (tetap biru) |
Kertas Lakmus Merah | Tidak berubah (tetap merah) | Berubah menjadi biru |
Indikator Fenolftalein | Tidak berwarna | Berubah menjadi warna pink |
Sifat secara fisik | Memunculkan sensasi seperti terbakarUmumnya secara fisik asam bersifat lengketMengalami reaksi dengan logam (menghasilkan hidrogen) | Tidak berbau (hanya ammonia berbau)Basa biasanya bersifat licinMengalami reaksi dengan minyak dan lemak |
Reaksi dengan H2O (air) | Menghasilkan ion H+ | Menghasilkan ion OH– |
Contoh | Asam cuka, asam klorida, asam semut, asam askorbat | Soda kue, odol, natrium hidroksida |
Sifat Senyawa | Konduktor listrik (bersifat elektrolit) | Tidak bisa menghantarkan listrik |
Rumus Kimia | Rumus kimia senyawa asam biasanya dimulai dengan H.Contoh: HCL (asam klorida) | Rumus kimia senyawa basa umumnya diakhiri dengan OHContoh: NaOH (sodium hidroksida) |
Kekuatan | Berdasarkan pada konsentrasi ion hidronium | Berdasarkan pada konsentrasi ion hidroksida |
Implementasi | Bumbu masakan, pengawet makanan, bahan pembuatan baterai, peledak dan lain sebagainya | Digunakan dalam pembuatan sabun, deterjen, deodorant, plester, dan lain sebagainya |
Interaksi Kimia | Merupakan donator proton | Merupakan penerima proton |
Teori Asam Basa Dalam Ilmu Kimia
Sekarang kita akan masuk dalam pembahasan teori asam basa menurut para ahli, dalam hal ini Teori Asam Basa Arrhenius, Teori Asam Basa Lewis dan Teori Asam Basa Bronsted – Lowry. Berikut ulasan dari masing-masing teori tersebut:
Teori Asam Basa Arrhenius

Teori yang satu ini pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli kimia dari Swedia bernama Svante Arrhenius (1859 – 1927). Merupakan teori asam basa tertua jika dibandingkan dengan dua teori lainnya.
Pada tahun 1884 Arrhenius memberi usulan untuk klasifikasi khusus pada senyawa-senyawa di atas yang kemudian dikenal dengan nama asam dan basa.
Menurut teori Arrhenius, definisi dari asam dan basa adalah:
- Asam : senyawa atau zat yang apabila dilarutkan dalam air akan melepaskan ion H+ (hydronium)
- Basa : zat atau senyawa yang apabila dilarutkan dalam air akan melepaskan ion OH– (hidroksida)
Dapat terjadi proses netralisasi karena ion hidrogen dan ion hidroksida bereaksi dengan air.
H+ (aq) + OH– (aq) ——-> H2O (l)
1. Reaksi Asam Basa Arrhenius
Rumus dari reaksi ini adalah: Asam Arrhenius + Basa Arrhenius = air + garam
Ketika asam Arrhenius bereaksi dengan basa Arrhenius, maka akan menghasilkan air dan garam Reaksi ini sering juga disebut sebagai reaksi netralisasi. Berikut contoh reaksinya:
NaOH (aq) + HCl (aq) ===> NaCl (aq) + H2O (l)
2. Batasan Teori Asam Basa Arrhenius
Asam klorida dapat dinetralkan menggunakan natrium hidroksida dan larutan amonia. Dalam kedua kasus tersebut, kalian akan mendapatkan larutan bening tanpa warna yang dapat kalian ubah ke dalam bentuk kristal untuk mendapatkan garam (berwarna putih) yaitu amonium klorida atau natrium klorida.
Reaksi keduanya sangat mirip, yaitu:
NaOH (aq) + HCl (aq) —-> NaCl (aq) + H2O (l)
NH3 (aq) + HCl (aq) —–> NH4Cl (aq)
Pada kasus natrium hidroksida (reaksi pertama), ion hidrogen dari asam bereaksi dengan ion hidroksida dari sodium hidroksida. Hal ini sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh teori asam basa Arrhenius.
Sementara pada kasus kedua, kalian tidak menemukan adanya ion hidroksida pada reaksi yang terjadi.
Namun, jika kalian cermati lebih reaksi di atas secara lebih teliti, amonia terdapat dalam larutan NH3 (aq) dan akan bereaksi dengan air sebagai berikut:
NH3 (aq) + H2O (l) <=====> NH4+ (aq) + OH– (aq)
Reaksi di atas merupakan reaksi reversible yaitu reaksi kimia yang terjadi dalam dua arah dimana reaktan dapat berubah menjadi produk dan sebaliknya, produk memiliki kemampuan untuk berubah menjadi reaktan.
Dalam larutan amonia yang pekat, sekitar 99 persen amonia yang tersisa akan tetap berupa molekul amonia, tidak menjadi ion. Walaupun demikian, kalian tetap akan mendapati bahwa ion hidroksida tetap ada di dalamnya yang akan bereaksi dengan ion hidrogen dengan cara yang sama seperti pada reaksi sodium hidroksida di atas.
Jadi, jika kita menganggap bahwa amonia adalah dasar dari definisi asam berdasar teori asam basa Arrhenius, memang benar bahwa amonia menghasilkan ion hidroksida dalam larutan.
Hanya saja, sebagian besar reaksi yang terjadi merupakan reaksi langsung antara molekul amonia dengan ion hidrogen; yang dalam hal ini tidak sesuai dengan teori yang diutarakan oleh Arrhenius.
Reaksi yang sama juga terjadi pada gas amonia dengan gas hydrogen chloride berikut:
NH3 (g) + HCl (g) ——> NH4Cl (s)
Dalam hal ini, kalian tidak akan menemukan ion hidrogen atau ion hidroksida dalam larutan. Mengapa? Karena memang tidak ada larutan.
Teori Arrhenius tidak akan memperhitungkan hal ini sebagai reaksi asam basa walaupun fakta menunjukkan bahwa reaksi ini menghasilkan produk yang sama dengan ketika kedua zat tersebut masih ada dalam larutan.
Teori Asam Basa Bronsted-Lowry

Teori ini pertama kali dikemukakan oleh dua orang ilmuwan asal Denmark bernama Johannes Nicolaus Bronsted dan Thomas Martin Lowry yang berkewarganegaraan Inggris pada tahun 1923. Dasar dari konsep teori yang mereka kemukakan dapat kita sederhanakan sebagai berikut:
- Asam adalah donor atau pemberi proton (ion hydrogen)
- Basa adalah aseptor atau penerima proton (ion hydrogen)
Hubungan Antara Teori Asam Basa Bronsted-Lowry Dengan Teori Asam Basa Arrhenius

Pada dasarnya teori Bronsted-Lowry tidak bertentangan dengan teori yang dikemukakan oleh Arrhenius, malahan teori Bronsted-Lowry menyempurnakan teori Arrhenius. Ion hidroksida masih merupakan dasar karena dapat menerima ion hidrogen dari asam dan air.
Ion hidrogen dapat dihasilkan dalam larutan oleh sebuah senyawa asam karena bereaksi dengan molekul air dengan cara memberikan atau melepaskan proton.
Ketika gas hidrogen klorida larut dalam air untuk menghasilkan asam hidroklorida, molekul hidrogen klorida melepaskan proton (ion hidrogen) pada molekul air. Ikatan koordinasi (kovalen dativ) terbentuk diantara salah satu pasangan mandiri dari oksigen dan hidrogen dari HCl. Maka terbentuk Ion H3O+

H2O + HCl ——> H3O+ + Cl–
Teori Asam Basa Lewis

Sumber: upload.wikimedia.org
Teori mengenai asam basa terakhir yang memiliki definisi lebih luas adalah Teori Asam Basa Lewis. Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli kimia dari Amerika Serikat bernama lengkap Gilbert Newton Lewis (1875 – 1946).
Secara sederhana, definisi asam dan basa menurut teori asam basa Lewis dapat kita rangkum sebagai:
- Asam : zat atau senyawa yang dapat menerima pasangan elektron
- Basa : zat atau senyawa yang dapat mendonorkan pasangan elektron
Menurut Lewis teori asam basa merupakan masalah mendasar yang mesti diselesaikan dengan dasar Teori Struktur Atom bukan didasarkan pada hasil percobaan.

Sumber: rumusrumus.com
Berdasarkan gambar di atas, kalian dapat melihat bahwa ion H+ atau proton merupakan asam Lewis karena memiliki kemampuan untuk menerima pasangan elektron. Sedangkan untuk NH3 pada gambar di atas merupakan basa Lewis karena mampu mendonorkan proton.
Pada reaksi yang terjadi antara BF3 dengan NH3 di atas, kalian bisa melihat sendiri bahwa yang merupakan asam Lewis adalah BF3 karena dapat menerima sepasang elektron. Basa lewis pada reaksi ini adalah NH3.
Kelebihan Teori Asam Basa Lewis
Silahkan kalian cermati beberapa keunggulan dari teori asam basa Lewis berikut ini:
- Mampu memberi penjelasan tentang sifat asam, basa jika dalam pelarut lain dan ketika tidak memiliki pelarut.
- Dapat memberi penjelasan mengenai sifat basa pada zat organik seperti RNA dan DNA dengan kandungan hidrogen yang mempunyai pasangan elektron bebas.
- Dapat memberi penjelasan mengenai sifat asam basa dari ion atau molekul yang dapat menerima pasangan elektron bebas atau molekul dan ion yang memiliki pasangan elektron bebas.
Video Pembelajaran Teori Asam Basa
Untuk membantu kalian mempelajari topik ini secara lebih jelas, kalian dapat menyaksikan video ulasan berikut:
Semoga ulasan di atas dapat menambah pengetahuan kalian mengenai topik tersebut sehingga kalian dapat lebih memahami topik tersebut dengan lebih baik.
Kesimpulan
Nah, setelah mempelajari mengenai teori asam basa menurut para ahli di atas, ada baiknya kalian mencoba untuk mengingat Kembali apa yang telah kalian pelajari di atas. Usahakan untuk menjawab pertanyaan di bawah ini dengan tepat, singkat dan jelas ya.
Daftar Pustaka
- www.infoplease.com/encyclopedia/ science/chemistry/concepts/acids-and-bases /acidbase-theories
- www.chemguide.co.uk/physical/ acidbaseeqia/theories.html
- hyperphysics.phy-astr.gsu.edu /hbase/Chemical/acid2.html
- www.studiobelajar.com/ teori-asam-basa/
- www.ilmukimia.org/2013/01/ teori-asam-dan-basa.html
- rumusrumus.com/teori-asam-basa/
- dosenpintar.com/teori-asam-basa/
- www.ilmukimia.org/2013/01/ kekuatan-asam-bronsted-lowry.html
- www.ilmukimia.org/2015/10/ asam-basa-arrhenius.html