Laporan Praktikum Rekristalisasi

Laporan Praktikum Rekristalisasi berikut ini merupakan laporan yang admin susun dari berbagai sumber dan referensi, semoga laporan ini dapat membantu pembaca semuanya.

BAB I PENDAHULUAN

Tujuan:

Adapun tujuan dalam Praktikum Rekristalisasi ini sebagai berikut:

  1. Mempelajari dan memahami salah satu jenis proses pemurnian zat
  2. Memahami proses pemurnian garam dapur kasar melalui penerapan rekristalisasi

Latar Belakang

Garam dapur adalah salah satu bahan yang pasti ada di dapur rumah. Senyawa ionik ini memiliki beberapa jenis, salah satunya garam halus dan kasar. Garam dibuat dengan proses penguapan maupun perebusan hingga terbentuklah butiran-butiran kristal.

Di Indonesia sendiri, pembuatan garam lebih banyak dilakukan dengan cara penguapan di bawah sinar matahari. Hal ini tentu saja disebabkan kondisi iklim tropis yang dimiliki Indonesia. Hasil dari penguapan air laut biasanya berupa garam krosok.

Garam krosok inilah yang selanjutnya diolah menjadi garam dapur maupun industri. Namun, masih ada beberapa proses yang harus dilalui agar garam memiliki kualitas baik, salah satunya dengan pemurnian garam atau rekristalisasi.

Rekristalisasi merupakan pemurnian sebuah zat padat dari zat pengotor atau campuran dengan cara kristalisasi kembali menggunakan pelarut yang cocok. Zat pelarut yang digunakan harus memenuhi beberapa kriteria seperti daya larut besar, tidak meninggalkan zat kotor dan mudah dipisah.

Zat pelarut yang digunakan pada uji coba rekristalisasi garam dapur menggunakan larutan Ba(OH)2 encer dan larutan (NH4)2CO3 karena bisa dilakukan di laboratorium dan perbedaan data yang ditunjukkan juga cukup jelas,  

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Garam

Garam merupakan sebuah senyawa yang terdiri dari kation (ion positif) dan anion (ion negatif). Terbentuknya garam diperoleh dari reaksi basa dan asam. Untuk jenis garam dapur, bahan utamanya terbuat dari NaCl atau natrium klorida.

Garam dapur sendiri biasanya dibedakan menjadi beberapa jenis dengan kandungan yang berbeda, sehingga memberikan efek dan fungsi yang berbeda pula. Beberapa jenis-jenisnya adalah:

1. Garam dapur

Garam dapur menjadi jenis garam yang paling banyak digunakan karena sebagai bahan utama dalam proses masak memasak. Jenis ini memiliki kandungan yodium tinggi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.

Garam dapur sendiri ada berbagai 2 varian yakni halus dan kasar. Kedua varian ini digunakan banyak orang sesuai selera masing-masing. Namun, biasanya untuk varian kasar lebih disukai karena rasanya lebih asin dan enak.

2. Garam laut

Jenis kedua adalah garam laut. Jenis ini mengandung banyak natrium klorida, tetapi sekaligus mengandung mineral sedikit. Besar kecilnya kandungan natrium dan mineral didasarkan pada cara panen garam laut.

3. Garam himalaya

Jenis garam yang saat ini sangat marak di pasaran adalah himalayan salt atau garam himalaya. Warnanya yang merah mudah membuat masyarakat lebih tertarik untuk mengkonsumsinya. Garam ini juga ‘dianggap’ lebih menyehatkan.

Garam himalaya mengandung mineral natrium yang lebih rendah dibandingkan jenis garam pada umumnya. Hal inilah yang membuat garam ini lebih sehat dibandingkan jenis lainnya.

4. Garam celtic

Garam celtic merupakan garam abu-abu yang memiliki sedikit kandungan air. Grey salt ini akan mudah berair dan lembab. Kandungan natrium dan mineralnya lebih rendah dibandingkan garam dapur, sehingga juga dianggap lebih sehat seperti garam himalaya.

Grey Salt memiliki kandungan kalsium sebanyak 0,17%, magnesium <0,3%, sodium 33,6%, zat besai <0,014% dan potasium 0,15%.

5. Garam kosher

Garam paling kasar dibandingkan jenis garam lainnya adalah kosher. Jenis garam kosher memiliki tekstur kristal yang kasar dengan bentuk tidak beraturan. Garam ini lebih populer untuk orang-orang di kawasan Amerika Utara.

Garam kosher memiliki kandungan senyawa natrium klorida yang cukup tinggi, tetapi tidak memiliki tambahan yodium. Penggunaan garam kosher lebih sering untuk penghilang darah pada daging segar.

Pembuatan garam khususnya untuk garam dapur dapat melalui cara penguapan atau perebusan. Pada proses penguapan akan dilakukan di bawah sinar matahari langsung, sedangkan proses perebusan biasanya dilakukan dengan alat berteknologi modern.

B. Rekristalisasi

Menurut beberapa ahli, rekristalisasi merupakan tahapan proses pemurnian suatu zat padat melalui kristalisasi ulang dengan tambahan zat pelarut yang sejenis. Zat pelarut harus memiliki kriteria tertentu sesuai zat padat yang akan di rekristalisasi, di antaranya:

  1. Memiliki daya larut besar, sehingga bisa memurnikan zat padat dengan zat pengotornya dengan sempurna.
  2. Tidak memberikan residu atau zat pengotor tambahan ketika larutan sudah mengkristal kembali.
  3. Zat pelarut harus mudah dipisah dengan butiran kristal.
  4. Tidak memberikan reaksi (inert) jika berada pada butiran kristal.

Metode rekristalisasi didasarkan pada pertimbangan pembeda daya larut zat padat yang hendak dimurnikan. Proses ini biasanya lebih banyak dilakukan oleh pelaku industri untuk mendapatkan kualitas zat padat yang lebih baik.

Praktikum ini akan mempelajari cara rekristalisasi garam dapur atau Natrium Klorida yang digabungkan dengan zat pelarut berupa air. Selain itu akan ditambahkan pula zat lainnya agar residu atau endapan bisa dihilangkan.

Dalam rekristalisasi akan ditemukan fase pengendapan yang merupakan bagian dari proses keluarnya endapan dari sebuah larutan. Endapan bisa berupa kotoran maupun koloid (kristal). Selanjutnya endapan kristal yang terbentuk harus difiltrasi terlebih dahulu dengan zat tambahan.

BAB III METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum tentang pemurnian zat atau Praktikum Rekristalisasi garam dapur ini kami lakukan pada:

Hari: Senin / 02 November 2020
Tempat: Laboratorium Kimia

B. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan praktikum sebagai berikut:

[su_box title=”Alat & Bahan” style=”noise” box_color=”#881f80″ title_color=”#ffffff”]

Alat

  • Kertas saring
  • Kertas lakmus
  • Gelas piala 200 ml (2 pcs)
  • Pemanas atau hot plate
  • Corong
  • Erlenmeyer
  • Pengaduk
  • Neraca Ohaus

Bahan

  • Garam dapur kasar
  • Larutan Ba(OH)2 encer
  • Larutan (NH4)2CO3 30 gram/L
  • Kristal CaO
  • Air 75 ml[/su_box]

C. Prosedur Kerja atau Cara Kerja

Langkah kerja dalam proses rekristalisasi garam dapur kasar adalah:

1. Perlakuan Pertama

  • Siapkan air 75 ml kedalam gelas piala, kemudian dipanaskan hingga mendidih.
  • Menimbang garam dapur (NaCL) sebanyak 30 gram, kemudian dimasukkan dalam air mendidih.
  • Aduk campuran tersebut dan tunggu hingga mendidih kembali. Saring campuran larutan ke gelas piala yang bersih.
  • Membagi larutan menjadi 2 untuk dilakukan proses rekristalisasi penguapan.

2. Proses Rekristalisasi dengan Cara Penguapan

  • Larutan diberi tambahan 0,5 gram CaO (Kalsium oksida), aduk sebentar.
  • Tambahkan 3 hingga 5 tetes larutan Ba(OH)2 encer hingga cairan tidak memiliki endapan.
  • Selanjutnya, menambahkan larutan Larutan (NH4)2CO3 sebanyak 30 gram/L sambil diaduk perlahan.
  • Larutan disaring dan dinetralkan menggunakan larutan HCI encer.
  • Pengetesan penetralan menggunakan kertas lakmus.
  • Larutan yang sudah diusapkan pada kertas lakmus ditunggu hingga kering. Kristal garam (NaCl) akan muncul dengan warna putih yang lebih terang dan bersih dibandingkan garam dapur sebelumnya.
  • Kristal-kristal yang sudah jadi, kemudian ditimbang.
  • Rendemen rekristalisasi NaCl bisa diketahui berdasarkan hasil timbangan yang dilakukan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Percobaan

1. Hasil Pengamatan

No.PerlakuanPengamatan
1.Garam 20 gram dimasukkan dalam air mendidihGaram dapur terlarut dan cairan tampak jernih
2.Larutan garam ditambahkan CaOAda endapan kapur
3.Larutan garam + Cao ditambah lagi dengan Ba(OH)2 encerEndapan kapur menghilang
4.Penyaringan larutan dan penetralan filter, kemudian ditambahkan HCL encerLarutan menjadi bening bersih
5.Penguapan larutan hingga mengeringTerbentuk kristal NaCL dengan warna lebih putih dibandingkan garam dapur sebelumnya
6.Menimbang butiran kristal dan penghitungan rendemenMenunjukkan hasil rendemen berupa angka

2. Reaksi

2 NaCL + CaO -> CaCl2 + Na2O

CaCl2 + Na2O + Ba(OH)2 -> 2NaOH + BaCl2 + CaO

2NaOH + BaCl2 + CaO ->

3. Perhitungan

Garam dapur  = 20 gr

Gelas piala = 101,6 gr

Gelas piala + hasil butiran kristal garam = 113,1 gr

randemen

Berat Praktis = (Kristal NaCl + berat beaker) – (berat beker kosong)

                        = 113,1 fr – 101,6 gr

                        = 1,5 gr

randemen 1

B. Pembahasan

Ada banyak cara yang bisa dilakukan dalam pemisahan dan pemurnian zat, misalnya saja sublimasi, kristalisasi, ekstraksi, penukaran ion, kromatografi hingga rekristalisasi. Pada praktikum ini lebih difokuskan pada metode rekristalisasi (pemurnian zat) pada garam dapur kasar.

Bahan pelarut yang digunakan untuk proses rekristalisasi di praktikum ini adalah air dan beberapa larutan. Selain itu, larutan garam (NaCl) juga akan diberikan tambahan senyawa lain yang sejenis agar daya larut zat pengotor dan NaCl lebih besar.

Sampel yang digunakan untuk proses rekristalisasi kali ini menggunakan 20 gram garam yang dilarutkan pada air mendidih. Pengadukan harus dilakukan dengan benar agar garam terlarut sempurna bersama dengan air tersebut.

Selama proses pengadukan dan perebusan ulang, larutan garam akan memunculkan zat-zat pengotor yang berupa partikel padat. Setelah air mendidih, larutan disaring sehingga cairan menjadi bening bersih.

Larutan yang sudah bersih ini digunakan untuk proses kristalisasi dengan cara penguapan. Agar selama proses penguapan hasilnya bisa maksimal, maka ditambahkan zat CaO, larutan Ba(OH)2 encer dan larutan (NH4)2CO3.

Fungsi dari larutan CaO sebagai pengikat zat pengotor yang berbentuk endapan. Sedangkan untuk larutan Ba(OH)2 berfungsi sebagai penghilang dan pencegah munculnya endapan baru. Setelah sudah terlarut semua, cairan disaring lagi sebanyak 2 kali agar lebih bersih.

Penyaringan larutan garam menimbulkan sifat yang terlalu basa pada cairan tersebut. Maka, ditambahkan lagi dengan HCl encer sebanyak 10 tetes.Fungsinya adalah untuk menetralkan sifat basa pada larutan garam.

Larutan yang sudah ditambah HCl, kemudian memasuki proses penguapan hingga muncul butiran kristal garam yang baru. Kondisi butiran kristal ini akan lebih putih dan bersih. Dari uji coba yang dilakukan, 20 gram NaCl yang dikristalisasi menghasilkan 11,3 gram dengan nilai rendemennya 58%.

BAB V PENUTUP

Kesimpulan

  1. Proses Rekristalisasi bertujuan untuk memurnikan suatu zat agar memiliki kualitas yang lebih baik. Hal ini disebabkan oleh menghilangnya zat-zat atau campuran yang ada di suatu bahan.  
  2. Rekristalisasi yang dilakukan pada garam dapur kasar akan menghasilkan garam baru dengan berat yang lebih ringan. Berat garam semula sebanyak 20 gram menjadi 11,3 gram.
  3. Nilai rendemen hasil rekristalisasi tidak sama dengan nilai sebelumnya karena dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pada praktikum kali ini menghasilkan nilai rendemen yang lebih rendah yakni 58%.

Download Laporan Praktikum (PDF)

Anda Dapat Mendownload laporan Praktikum Rekristalisasi ini dalam format PDF dengan mengklik tombol download dibawah ini.

[su_spoiler title=”Download / Unduh” style=”fancy” icon=”chevron-circle”]

Download File
PDF (161 KB)[/su_spoiler]

Leave a Comment