Laporan Praktikum Jaringan Hewan

Laporan Praktikum Jaringan Hewan berikut ini merupakan laporan yang admin susun dari berbagai sumber dan referensi, semoga laporan ini dapat membantu pembaca semuanya.

BAB I PENDAHULUAN

Tujuan

Adapun tujuan dalam Praktikum Jaringan Hewan ini yakni:

  • Untuk mengenali berbagai jenis jaringan yang terdapat dalam tubuh hewan.

Latar Belakang

Sama seperti tumbuhan, hewan juga terdiri dari banyak sel. Sel-sel tersebut membentuk kesatuan jaringan di dalam setiap organ. Khusus untuk hewan bersel banyak, sel-sel yang bersatu dan berbentuk serta menjalankan fungsi yang sama disebut jaringan.

Jaringan-jaringan yang berbeda dan bergabung menjadi organ tubuh. Semua organ tubuh menjalankan fungsinya masing-masing namun saling berkaitan membentuk sistem organ tubuh. Gabungan dari semua sistem organ tubuh tersebut disebut sebagai organisme, dalam hal ini hewan.

Mamalia yang termasuk hewan tingkat tinggi memiliki empat jenis jaringan dasar. Jaringan yang dimaksud adalah epitel, pengikat, saraf, dan otot. (Diastuti, 2009).

Jaringan tersusun atas beberapa sel yang dihasilkan dari proses bernama diferensiasi. Proses tersebut merupakan pertambahan jumlah sel yang dihasilkan dari sistem reproduksi. Setelah itu, melewati tahapan spesialisasi, yaitu perubahan bentuk serta fungsi dari masing-masing sel.

Prosesnya bisa dilihat pada alur di bawah ini:

Sel → Diferensiasi → Spesialisasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Jaringan Hewan

Jaringan di dalam tubuh hewan terbagi menjadi 4 jenis utama, yaitu jaringan epitel, ikat, otot, dan saraf. Semua jaringan tersebut tidak saling berpisah namun bersatu padu menjalankan organ dan sistem di dalam tubuh hewan (Adimiharja & Mulyaningsih, 2013).

Semua hewan memiliki keempat jaringan tersebut secara lengkap, kecuali satu yaitu Porifera yang termasuk dalam kelompok hewan paling sederhana. Semua jaringan membentuk organ dan kumpulan organ bersatu menjadi satu individu hewan yang utuh (Ferdinand & Ariebowo, 2009).

B. Macam-Macam Jaringan Hewan

1. Jaringan Epitel

Jaringan epitel tersusun dari sel yang saling terhubung. Jaringan jenis ini terbagi lagi menjadi tiga jenis menurut fungsinya, yaitu epitelium untuk menjadi selaput di permukaan tubuh, mesotelium sebagai sekat antara satu organ dengan lainnya, dan endotelium untuk memisahkan organ dan rongga tubuh.

Epitelium memiliki material khusus yang letaknya di antara sel dan berfungsi untuk mengikat seluruh sel. Karena jaringannya terhubung dengan sangat kuat, epitel mampu melindungi tubuh dari luka, penguapan cairan tubuh, dan serangan mikroorganisme.

2. Jaringan Ikat

Jaringan ini berguna untuk mengikat, menyokong, serta mengubungkan satu jaringan dengan lainnya. Seluruh jaringan ikat berada di dalam tubuh hewan. Di dalamnya terkandung pembuluh darah dalam jumlah banyak, kecuali jaringan ikat di tulang rawan.

Keberadaan jaringan ikat jauh lebih sedikit dibandingkan epitel. Persebaran jaringan ikat ada di dalam matriks yang tersusun atas jaringan serabut yang merekat di atas material solid, gel, maupun cairan (Ferdinand & Ariebowo, 2009).

Jaringan ikat dibagi menjadi 6 jenis yaitu jaringan ikat darah, tulang, tulang rawan, padat, lemak, dan jaringan ikat longgar (Ferdinand & Ariebowo, 2009).

3. Jaringan Otot

a. Otot Rangka

Otot rangka juga dapat disebut sebagai otot lurik, terdiri atas sel yang bentuknya silinder dan memanjang. Meskipun sangat panjang, otot ini tidak memiliki percabangan dan panjangnya sekitar 3 hingga 4 cm.

Inti sel otot rangka tersebar di bagian tepi sel dan jumlahnya sangat banyak. Otot lurik juga memiliki miofibril letaknya sejajar dengan serabut otot. Karena susunan ini, otot rangka terbagi menjadi dua sisi yaitu isotrop (sisi terang) dan anisotrop (sisi gelap) sehingga tampak bergaris-garis (Bakhtiar, 2011).

Otot rangka bergerak dengan kuat dan cepat dan dapat dikontrol oleh hewan karena bekerja karena kesadaran atau biasa disebut sebagai otot volunter. Terdapat saraf yang berasal dari sistem pusat saraf pada setiap sel otot rangka (Bakhtiar, 2011).

b. Otot Polos

Otot polos terdiri atas sel yang bentuknya seperti gelondong, ukurannya sekitar 20 hingga 50 milimikron. Inti selnya terdapat di bagian tengah dan hanya ada satu inti sel. Berbeda dengan otot rangka yang bisa digerakkan secara sadar, otot polos bergerak tanpa harus menerima perintah.

Pergerakan atau kontraksi otot polos adalah hasil dari perintah saraf-saraf terutama yang berasal dari sistem saraf otonom (Bakhtiar, 2011).

Otot polos dapat bergerak terus-menerus seumur hidup hewan tanpa mengalami kelelahan. Waktu yang diperlukan untuk otot polos berkontraksi cukup bervariasi, umumnya mulai dari 30 hingga 180 detik.

c. Otot Jantung

Ketika karakteristik otot lurik atau otot rangka dan otot polos digabung, maka terbentuklah otot jantung. Dilihat dari susunannya secara fisik, otot ini sangat mirip seperti otot lurik. Namun cara kerjanya tidak dapat dikontrol oleh hewan, sama seperti otot polos. Kontraksinya berlangsung mengikuti irama.

Karakteristik fisik otot jantung tak sepenuhnya sama dengan otot lurik, pasalnya otot ini memiliki percabangan yang disebut sebagai Syncytium. Umumnya bentuknya menyerupai rantai atau bercabang lebih dari dua arah.

Inti sel otot jantung letaknya ada di bagian tengah dan jumlahnya mulai dari satu hingga dua buah. Kinerja otot jantung juga dikendalikan oleh saraf sistem otonom secara langsung.

Sesuai dengan namanya, otot ini hanya terletak di jantung dan pembuluh darah besar yang letaknya ada di sekitar jantung (Bakhtiar, 2011).

4. Jaringan Saraf

Sistem saraf hewan terdiri dari sekumpulan jaringan saraf. Fungsi dari sistem saraf sendiri adalah memastikan hewan peka terhadap rangsangan dari luar tubuhnya dan bisa memberikan reaksi yang seharusnya.

Sistem saraf juga memiliki tugas lain seperti menggerakkan otot, melakukan sekresi pada kelenjar, dan membentuk naluri hewan. Jaringan saraf terdiri atas sel yang disebut sebagai neuron (Bakhtiar, 2011).

Sel saraf tersebut merupakan bagian fungsional di dalam sistem saraf. Bentuk dari neuron berbeda-beda, perbedaan tersebut ditentukan oleh fungsi dan tempatnya berada. Di dalam sel neuron terkandung sitoplasma dengan beberapa organel, yaitu:

  • Retikulum endoplasma
  • Mitokondria
  • Badan golgi

Neuron juga memiliki akson atau neurit, dendrit, dan badan sel. Agar tetap hidup, neutron didukung oleh neuroglia yang berperan sebagai penyuplai makanan (Bakhtiar, 2011).

Baca Juga : Bagian Sel Hewan dan Fungsinya

BAB III METODE PRAKTIKUM

[su_box title=”Metode Praktikum” style=”glass” box_color=”#c30e1d” title_color=”#ffffff”]

A. Waktu dan Tempat

Praktikum jaringan hewan ini kami lakukan pada:            

Waktu: Senin / 02 November 2020
Tempat: Laboratorium Biologi

B. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan sederhana dalam praktikum jaringan hewan ini antara lain:

Alat

  • Mikroskop

Bahan

Preparat awetan:

  • Saluran pencernaan
  • Otot polos
  • Otot lurik
  • Otot Jantung
  • Jaringan syaraf (Spinal cord)
  • Tulang[/su_box]

C. Prosedur Kerja atau Cara Kerja

1. Saluran Pencernaan

Siapkan mikroskop dan preparat awetan saluran pencernaan. Letakkan preparat tersebut di bagian meja mikroskop. Amati dengan pembesaran 10x (lemah). Amati terus hingga terlihat lapisan jaringan, serta jaringan otot polos yang menyusun sistem pencernaan.

2. Otot Polos

Pindahkan preparat saluran pencernaan dari meja mikroskop dan ganti dengan preparat otot polos. Lakukan pengamatan dengan pembesaran 10x. Perhatikan inti sel di bagian tengah serta sel yang bentuknya gelondong.

3. Otot Lurik

Ganti preparat sebelumnya dengan preparat awetan otot lurik. Amati dengan pembesaran 10x. Pengamat dapat melihat bentuk sel otot lurik yang bentuknya memanjang dan silinder. Inti sel ada di bagian tepi dan jumlahnya tak hanya satu.

4. Otot Jantung

Sama seperti sebelumnya, pasang preparat otot jantung pada meja mikroskop lalu amati dengan pembesaran lemah (10 kali). Jika sudah jelas, maka akan terdapat otot yang melintang dengan inti sel di bagian tengah.

5. Tulang Belakang (Spinal Cord)

Preparat awetan tulang belakang atau spinal cord diletakan di atas meja mikroskop dengan pembesaran lemah (10x). Bentuknya akan seperti kupu-kupu berwarna abu-abu yang dikelilingi dengan lapisan putih. Jaringan saraf akan tampak lebih jelas bila menggunakan pembesaran kuat.

6. Awetan Tulang

Preparat awetan tulang ditempatkan pada meja mikroskop dengan pembesaran lemah (10x). Perhatikan matriks yang memisahkan tulang periosteum dan. Lakuna dan lamela pada tulang yang saling berhubungan (lamela konsentris) dapat dilihat dengan pembesaran kuat.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Percobaan

 No.Nama
1.Saluran Pencernaan
2.Otot Polos
3.Otot Lurik
4.Otot Jantung
5.Spinal Cord
6.Tulang

B. Pembahasan

1. Saluran Pencernaan

Banyak otot polos yang tampak pada lumen. Inti otot tersebut ada di bagian tengah sel. Selain itu banyak pula jaringan yang tampak menonjol, fungsinya untuk melakukan absorpsi.

2. Otot Polos

Otot polos bekerja secara involunter atau di luar kesadaran hewan. Sel dari otot polos memiliki inti di bagian tengah. Jika dilihat lebih teliti, sel pembentuk otot polos tampak berbentuk gelondong.

3. Otot Lurik

Otot lurik dapat dikontrol dan digerakkan oleh hewan karena termasuk ke dalam jenis otot volunter. Pengamatan menggunakan mikroskop menunjukkan bahwa ada inti sel di bagian tepi. Sementara sel berbentuk silinder.

4. Otot Jantung

Inti sel otot jantung ada di bagian tengah. Pengamatan preparat juga menunjukkan hasil berupa garis-garis yang melintang.

5. Jaringan Syaraf (Spinal Cord)

Pengamatan menggunakan pembesaran kuat pada preparat spinal cord menampilkan jaringan yang bentuknya tak teratur. Bagian itulah yang mengandung sel-sel saraf.

6. Tulang

Terdapat periosteum dan endosteum di bagian luar matriks tulang. Sementara di dalam matriks tulang ada saluran havers, dan dua saluran lainnya, lakuna dan lamela yang lebih kecil.

BAB V PENUTUP

Kesimpulan

Adapun kesimpulan dalam praktikum jaringan hewan ini antara lain:

  1. Jaringan pada hewan terdiri dari sekumpulan sel. Pengelompokan jaringan pada hewan ada empat yaitu jaringan saraf, otot, ikat, dan epitel.
  2. Jaringan epitel ada di bagian terluar dan melindungi jaringan-jaringan lain di dalam tubuh hewan. Jaringan ikat berperan sebagai penyokong yang mempertahankan postur tubuh. Sementara jaringan ikat sama dengan jaringan tulang.
  3. Jaringan tulang mempunyai lapisan di bagian luar untuk melapisi matriks. Lapisan tersebut disebut endosteum dan periosteum. Sedangkan di bagian matriks tulang ada satu saluran besar, havers dan dua saluran kecil, lamela dan lakuna.
  4. Untuk mendukung pergerakan yang aktif, tubuh hewan memiliki jaringan otot. Otot sendiri ada 3 jenis yaitu polos, lurik, dan jantung. Otot polos dapat digerakkan dan dikendalikan dengan kesadaran. Sementara dua lainnya bekerja otomatis di luar kesadaran hewan.
  5. Kepekaan hewan terhadap lingkungan ditentukan oleh jaringan saraf. Jaringan ini membentuk sistem saraf yang mengendalikan seluruh fungsi organ di dalam tubuh hewan.
  6. Semua organ yang dimiliki oleh hewan terbentuk dari jenis jaringan yang berbeda. Hal ini menyesuaikan fungsi dan peran organ tersebut. Contohnya pada organ pencernaan yang terdiri dari kombinasi jaringan ikat jarang, otot polos, dan epitel.

Dafar Pustaka

Adapun Daftar Rujukan Berbagai sumber diatas, adalah sebagai berikut:

  • Adimiharja, Syarif A., dan Mulyaningsih, Yayan. 2013. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Universitas Djuanda, Bogor. Halaman 19-21
  • Bakhtiar, Suaha. Biologi. Pusat Kurikulum dan PerbukuanKementrian Pendidikan Nasional, Jakarta. Halaman 49-70
  • Ferdinand, Fictor P, dan Ariewibowo, Moekti. 2009. Praktis Belajar Biologi 2. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.Halaman 40-49

Download Laporan Praktikum (PDF)

Anda Dapat Mendownload laporan praktikum jaringan hewan ini dalam format PDF dengan mengklik tombol download dibawah ini.

[su_spoiler title=”Download / Unduh” style=”fancy” icon=”chevron-circle”]

Download File
PDF (95 KB)[/su_spoiler]

Leave a Comment