Laporan Praktikum Aldehid dan Keton

Laporan Praktikum Aldehid dan Keton berikut ini merupakan laporan yang admin susun dari berbagai sumber dan referensi, semoga laporan ini dapat membantu pembaca semuanya.

BAB I PENDAHULUAN

Tujuan

Adapun tujuan dalam Praktikum Aldehid dan Keton ini antara lain:

  1. Mengetahui bagaimana sifat aldehid dan keton berdasarkan kimiawi.
  2. Mengetahui perbedaan antara aldehid dan keton.

Latar Belakang

Sebelum melangkah pada pembahasan inti, perlu diketahui makna dari aldehid dan keton. Aldehid merupakan jenis kelompok senyawa karbon, dengan gugus karbonil yang ada di dalamnya. Aldehid memiliki perbedaan sifat dengan alkohol.

Jika dibandingkan, aldehid ini cenderung lebih reaktif daripada alkohol. Pada senyawa aldehid, ada reaksi polimerisasi yang dapat terjadi. Selain itu, aldehid ini juga mampu dioksidasi menjadi senyawa asam. Senyawa aldehid memiliki wujud gas dan beraroma tidak sedap.

Namun aldehid juga bisa berwujud cair. Jika senyawa ini berwujud cair, aromanya cenderung lebih enak. Aldehid tidak memiliki warna dan titik didihnya tinggi.

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa di dalam aldehid terdapat gugus karbonil. Gugus ini memiliki satu jenis atom hidrogen. Atom ini tidak hanya terbentuk sendiri, namun terikat bersama atom hidrogen lainnya.

Sedangkan keton merupakan senyawa yang bersifat organic. Berbeda dengan aldehid, senyawa keton ini dilengkapi dengan gugus karbonil yang terikat dengan dua gugus alkil. Senyawa keton memiliki sifat yang identic, yakni polar.

Dengan sifat ini, senyawa keton akan lebih mudah melakukan penguapan dari pada senyawa alkohol dan juga senyawa asam karboksilat. Secara umum, keton memiliki karakteristik cair dan berwarna. Saat dicampur dengan air, senyawa ini dapat terlarut dengan baik. Titik didih keton ini terbilang tinggi. Saat direduksi dengan gas H2, senyawa ini dapat menghasilkan alkohol sekunder.

Dari kedua definisi senyawa di atas, terdapat perbedaan yang dapat diketahui. Aldehid memiliki kandungan gugus karbonil yang bisa terikat pada satu atau dua atom hidrogen. Sedangkan keton mengandung gugus karbonil yang terikat dengan dua gugus alkil. Sesuai sifatnya senyawa aldehid lebih mudah teroksidasi, berbeda dengan keton yang agak sulit untuk dioksidasi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Baik senyawa aldehid maupun keton, keduanya memiliki kandungan gugus karbonil. Gugus karbonil sendiri punya banyak hal yang menarik. Hal ini karena karbonil memiliki sifat polar yang dapat melakukan berbagai reaksi. Beberapa reaksi yang dapat terjadi adalah seperti substitusi, reduksi, oksidasi, dan adisi nukleofilik.

Secara umum, rumus aldehid adalah RCHO. R di sini merupakan gugus alkil atau aril. Sedangkan gugus aldehid sendiri sering ditulis dengan –CHO. Dari pernyataan ini dapat diketahui bahwa atom karbon dan oksigen, yang merupakan ikatan rangkap dua tidak dapat terlihat dengan jelas.

Bentuk aldehid yang terbilang sederhana adalah formaldehida. Formaldehida ini sendiri memiliki wujud gas dalam suhu kamar. Larutan 37% b/b dari formaldehida yang ada dalam air, biasa dikenal dengan formalin. Formalin sendiri sudah banyak dikenal sebagai bahan pengawet spesimen biologis (Bloch, 2014:392).

Molekul air pola dapat dibentuk dari ikatan hidrogen yang berasal dari kombinasi aldehid dan keton. Baik aldehid maupun keton, keduanya memiliki sifat netral. Ketika suku-suku aldehid memiliki 4 karbon dalam H2O dan tidak terlarut, maka aroma yang dihasilkan enak dan tajam.

Pada jumlah karbon 8 hingga 12, larutannya bersifat encer. Aromanya seperti bunga dan sering diaplikasikan pada industri wewangian. Bentuk aldehid rendahan seperti, formaldehida dan asetaldehida biasanya memiliki aroma tidak enak. Sedangkan bentuk yang encer dan berantai panjang, identic wangi (Riawan, 1989:70).

Saat ini, senyawa aldehid dan keton sering digunakan sebagai bahan parfum. Hal ini karena kedua senyawa ini memiliki aroma yang wangi. Pada pembuatan parfum sebelumnya, bahan yang banyak dipakai adalah minyak esensial.

Namun di abad kesembilan belas, ahli kimia laboratorium sudah mengembangkan kimia organic sintetik. Dari pengembangan ini, mereka menghasilkan kreativitas yang berupa parfum berbahan kimiawi (Solomon, 2011:729).

Aldehid dan keton sering dikenal dengan senyawa karbonil asli. Kedua senyawa ini memiliki kandungan gugus karbonil (>C=O). Rumus umum aldehid adalah R CHO. Sedangkan rumus keton adalah R CO R (Dewan, 2015:221).

B. Sifat Fisika Aldehid dan Keton

Ada beberapa sifat fisika yang dimiliki oleh aldehid dan keton berdasarkan (Dewan, 2015:228). Diantaranya adalah:

  • Senyawa aldehid pada suhu kamar, kebanyakan berwujud cairan. Namun hal ini tidak berlaku untuk HCHO dengan wujud gas.
  • Keton dengan bentuk lebih keci dan rendah, bentuknya cair namun tidak berwarna dan berbau manis. Sedangkan keton yang lebih besar dan tinggi, wujudnya padat dan baunya enak.
  • Jika dibandingkan dengan hidrokarbon, aldehid dan keton memiliki titik didih yang lebih tinggi. Hal ini berlaku dengan kondisi massa molekul yang sebanding. Titik didih yang lebih tinggi ini bisa disebabkan oleh adanya gugus karbonil polar yang interaksi dipol-dipol intermolekulnya kuat.
  • Dengan adanya sifat yang lebih polar, keton bisa memiliki titik didih yang lebih tinggi dibanding aldehid isomeric. Hal ini terjadi karena ada efek induksi yang lebih besar dan disebabkan dua gugus alkil.
  • Aldehid dan keton yang rendah, dapat larut dalam air dan membentuk ikatan hidrogen. Namun jika ukuran R meningkat, ikatan hidrogen tersebut dapat menurun. Reaksi ini juga dapat dipahami dengan gugus alkil non polar yang menurunkan polaritasnya.

BAB III METODE PRAKTIKUM

A. Alat  dan Bahan Praktikum

Dalam praktikum ini, dibutuhkan beberapa alat dan bahan untuk melengkapi praktikum ini, diantaranya adalah:

[su_box title=”Judul” style=”glass” box_color=”#2dc10b” title_color=”#ffffff”]

Alat

  1. Gelas piala
  2. Tabung reaksi
  3. Kaki tiga
  4. Rak tabung
  5. Lampu spirtus
  6. Pipet tetes

Bahan

Sedangkan untuk bahan yang harus disiapkan adalah sebagai berikut:

  1. AgNO3 0,2 N
  2. Pereaksi fehling (A dan B)
  3. Aldehid (formaldehid)
  4. NH4OH 0,5 N
  5. Keton (aseton)
  6. KMnO4 0,1 N[/su_box]

B. Cara Kerja

Adapun langkah kerja dalam Praktikum Aldehid dan Keton antara lain:

1. Melarutkan Senyawa dalam Air

Hal pertama yang harus disiapkan adalah dua tabung reaksi. Tabung reaksi ini kemudian dipipet dengan larutan formaldehid dan aseton berkadar 0,5 mL. Isilah tabung pertama dengan larutan formaldehid. Sedangkan pada tabung kedua diisi dengan larutan aseton.

Pada kedua tabung ini, masing-masing harus ditambahkan aquadest sebanyak 10 tetes pada pada tiap proses tetes penambahannya. Amati dan catat hasilnya.

2. Oksidasi Menggunakan Pereaksi KMnO4

Pada proses ini, larutan sebelumnya diambil dan ditambah bahan KMnO44 0,1 N sebanyak 1 hingga 2 tetes. Hal ini dilakukan untuk masing-masing tabung. Perhatikan dengan seksama perubahan warna yang terjadi pada KMnO4, lalu catat hasilnya.

3. Oksidasi Menggunakan Pereaksi Tollens

Siapkan 2 tabung reaksi, kemudian masukkan larutan AgNO3 pada masing-masing tabung tersebut. Pada tiap tabung, tambahkan bahan NH4OH 0,5 N setetes demi setetes secara perlahan. Berikan tetesan hingga endapan pada tabung kembali terlarut.

Setelah endapan terlarut lagi, tambahkan formaldehid pada tabung satu, sebanyak 0,5 mL. Sedangkan pada tabung dua, ditambahkan aseton dengan kadar 0,5 mL. Panaskan kedua tabung tersebut dalam beberapa menit, amati dan catat apa yang terjadi.

4. Oksidasi Menggunakan Pereaksi Fehling

Pertama, siapkan 2 tabung reaksi yang masing-masing diisi dengan fehling A dan B sebanyak 1 mL. Selanjutnya, setiap tabung perlu ditambah larutan formaldehid sebanyak 0,5 mL pada tabung pertama. Sedangkan pada tabung kedua, perlu ditambah aseton sebanyak 0,5 mL.

Kocoklah masing-masing tabung tersebut, lantas panaskan dalam waktu beberapa menit. Amati perubahan yang terjadi dan catat hasilnya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Percobaan

1. Pelarutan Senyawa dalam Air

2. Oksidasi Menggunakan Pereaksi KMnO4

3. Oksidasi Menggunakan Pereaksi Tollens

4. Oksidasi Menggunakan Pereaksi Fehling

B. Pembahasan

Aldehid tergolong sebagai senyawa karbon dengan gugus karbonil. Senyawa ini sifatnya lebih reaktif dibanding alkohol. Aldehid dapat melakukan reaksi adisi dan oksidasi. Pada reaksi oksidasi, aldehid dalam menjadi asam dan polimerisasi.

Sedangkan keton tergolong menjadi senyawa organic. Senyawa ini juga memiliki gugusan karbonil terikat dengan dua gugus alkil.

Pada percobaan yang telah dilakukan, senyawa formaldehid dan aseton bisa larut ke dalam air dengan warna yang sama-sama bening. Namun keduanya tetap memiliki perbedaan. Perbedaan pertama ada pada baunya. Bau aseton cenderung lebih tajam dibanding formaldehid.

Selanjutnya, terjadi perubahan warna juga pada percobaan oksidasi menggunakan pereaksi KMnO4. Warna perubahan formaldehid yang tadinya bening, menjadi coklat. Sedangkan warna aseton yang tadinya bening, menjadi ungu.

Proses percobaan oksidasi menggunakan pereaksi tollens, kedua senyawa ini warnanya bening saat ditambah bahan AgNO3. Saat ditambah NH4OH, keduanya menjadi endapan larut. Kedua senyawa ini lantas dipanaskan dan terjadilah perubahan lagi.

Formaldehid yang dipanaskanpun menjadi endapan cermin perak. Sedangkan asetonnya tidak mengalami perubahan, alias tetap berwarna bening. Saat menggunakan percobaan oksidasi fehling, kedua senyawa tersebut berubah warna.

Ketika kedua senyawa ditambah fehling A, perubahan warna yang terjadi adalah dari bening menjadi biru muda. Sedangkan saat ditambah fehling B, perubahan warnanya menjadi biru terang. Kemudian kedua senyawa tersebut dipanaskan dan mengalami perubahan lagi.

Saat dipanaskan, perubahan yang terjadi pada formaldehid adalah endapan berwarna merah bata. Sedangkan pada aseton, perubahannya menjadi endapan coklat tua.

Penambahan KMnO4 ini dilakukan karena aldehid yang berpotensi oksidasi menjadi asam karboksilat dengan oksidator kuat. Sedangkan penambahan AgNO3 sebagai reagen pada uji tollens adalah untuk oksidasi sampel.

Perubahan bentuk menjadi cermin perak, disebabkan oleh ion Ag+ yang tereduksi menjadi perak. Sedangkan penambahan NH4OH, memiliki tujuan agar endapan awal tidak terbentuk dan Ag dapat terlepas. Selain itu, basa juga jadi tidak mudah teroksidasi.

Pereaksi fehling digunakan pada percobaan akhir karena merupakan oksidator lemah yang dapat mengenali aldehid.

BAB V PENUTUP

Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari serangkaian praktikum ini, dapat dijelaskan dalam poin-poin sebagai berikut:

  1. Baik itu formaldehid maupun aseton, keduanya dapat terlarut dalam air secara sempurna.
  2. Senyawa formaldehid dapat teroksidasi dengan pereaksi KMnO4, Tollens, dan Fehlling.
  3. Senyawa aseton tidak dapat teroksidasi menggunakan pereaksi KMnO4, Tollens, dan Fehling.

Daftar Pustaka

Adapun Daftar Rujukan Berbagai sumber diatas, adalah sebagai berikut:

  • Daniel. R. Bloch. 2014. Kimia Organik . Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
  • Dewan, S. K.. 2015. Kimia Organik Farmasi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
  • Riawan, S, 1989, Kimia Organik, Bina Rupa Aksara, Jakarta.
  • Solomon, Michael R. (2011). Consumer Behavior : Buying, Having and Being, 9th ed.,. New Jersey: Pearson Addison Wesley

Download Laporan Praktikum (PDF)

Anda Dapat Mendownload laporan Praktikum Aldehid dan Keton ini dalam format PDF dengan mengklik tombol download dibawah ini.

[su_spoiler title=”Download / Unduh” style=”fancy” icon=”chevron-circle”]

Download File
PDF (136 KB)[/su_spoiler]

Leave a Comment