Laporan Praktikum Titrasi Iodometri

Laporan Praktikum Titrasi Iodometri berikut ini merupakan laporan yang admin susun dari berbagai sumber dan referensi, semoga laporan ini dapat membantu pembaca semuanya.

BAB I PENDAHULUAN

Tujuan

Adapun tujuan dalam Praktikum Titrasi Iodometri yakni:

  • Untuk mengetahui nilai normalitas suatu larutan NaS2O3 dan kadar Cu melalui titrasi Iodometri.

Latar Belakang

Pada dasarnya, kimia analitik menyangkut tentang penentuan komposisi kimiawi yang dimiliki oleh sebuah materi. Hal itu dahulu menjadi tujuan utama dari seorang yang ahli di bidang kimia analitik.

Tetapi berbagai aspek yang ada di antaranya meliputi identifikasi suatu zat, elusidasi struktur dan analisis kuantitatif komposisi pada kimia analitik modern. Titrasi iodimetri dan iodometri merupakan salah satu metode titrasi berdasarkan pada reaksi redoks (reduksi oksidasi).

Metode tersebut lebih banyak dipakai pada saat melakukan analisa, apabila dibandingkan dengan metode yang lain. alasan metode ini dipilih yaitu karena perbandingan stoikiometri tidak banyak masalah dan mudah, serta praktis dan sederhana dalam pelaksanaannya.

Iodometri merupakan suatu kondisi apabila melakukan titrasi terhadap berbagai zat reduktor dengan menggunakan titrasi secara langsung maupun tidak langsung.

Percobaan ini dilakukan untuk menentukan kadar berbagai zat oksidator iodometri yang merupakan titrasi tidak langsung. Titrasi iodometri dilakukan terhadap berbagai zat oksidator berupa tembaga sulfat dan garam besi  (III), zat-zat oksidator tersebut direduksi terlebih dahulu dengan iodin dan KI dalam jumlah setara.

Selain itu juga ditentukan kembali dengan menggunakan larutan Natrium tiosulfat yang baku. Titrasi iodometri sering dipakai untuk menentukan kadar berbagai macam zat uji yang mempunyai sifat reduktor terhadap titrasi langsung, sedangkan berlaku sebaliknya untuk titrasi iodimetri.

Metode tersebut juga dipakai untuk penentuan kadar berbagai jenis zat yang mengandung oksidator pada bidang farmasi, misalnya seperti Cu (II),  Fe (III), Cl2 dan lainnya. Sehingga untuk mengetahui kadar yang dimiliki oleh suatu zat, hal itu berarti juga akan mengetahui kualitas dan mutunya. Titrasi iodometri pun dipakai untuk penetapan kadar Metampiron (Antalgin), Natrium Askorbat, Natrium Tiosulfat, Asam Askorbat, dan sebagainya di dalam farmakope Indonesia.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Titrasi Redoks

Istilah oksidasi mengacu pada setiap perubahan kimia yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi, sedangkan reduksi dipakai pada setiap penurunan bilangan oksidasi. Hal itu berarti proses oksidasi disertai dengan hilangnya suatu elektron, sedangkan reduksi yaitu kebalikannya.

Oksidator merupakan suatu senyawa dengan atom yang terkandung di dalam bahwa oksidasinya mengalami penurunan. Sebaliknya yang terjadi pada reduktor, atom yang saling mengkompensasi dan berlangsung bersama terhadap satu sama lain. Istilah oksidator reduktor sendiri tidak hanya mengacu pada atomnya saja, namun juga pada sebuah senyawa (Khopkar, 2003).

B. Titrasi Iodometri

Titrasi redoks dilakukan berdasarkan pada perpindahan elektron di antara analit dengan titran. Pada jenis titrasi ini, biasanya memakai potensiometri untuk melakukan deteksi terhadap titik akhir.

Meski begitu, indikator yang bisa berubah warnanya masih sering dipakai dengan terdapat kelebihan titran. Iodium yang dilibatkan dalam titrasi bisa dilaksanakan dengan dua cara, yaitu titrasi tidak langsung (iodometri) dan titrasi langsung (iodimetri) (Rohman, 2007).

Metode titrasi iodometri langsung atau yang sering disebut dengan iodimetri mengacu pada titrasi yang dilakukan dengan sebuah larutan ion standar. Sedangkan pada metode iodometri yang merupakan titrasi tidak langsung berhubungan dengan titrasi yang berasal dari ion bebas berasal dari reaksi kimia (Basset, 1994).

Titrasi iodometri adalah titrasi yang dilakukan secara tidak langsung, oksidator akan dianalisis terlebih dahulu baru kemudian direaksikan dengan ion iodida berlebih. Hal itu dilakukan dalam keadaan yang sesuai, kemudian iodium dibebaskan secara titrasi dan kuantitatif dengan  menggunakan larutan standar.

Perlu diketahui bahwa titrasi iodometri termasuk ke dalam kelompok titrasi reduksi oksidasi yang mengacu terhadap transfer elektron. Natrium tiosulfat adalah larutan standar yang dipakai pada proses iodometri. Garam mini pada umumnya mempunyai bentuk pentahidrat dari Na2S2O3 + 5H2O.

Larutan tidak boleh dilakukan standarisasi dengan menggunakan cara penimbangan secara langsung, tetapi harus distandarisasi menggunakan larutan baku yang primer. Larutan natrium tiosulfat tidak bisa stabil di dalam jangka waktu yang lama (Day & Underwood, 2004).

Iodometri adalah cara titrasi secara redoks yang memakai larutan iodida sebagai pentiternya. Sedangkan iodimetri adalah cara titrasi redoks dengan pentiter berupa larutan iodium (Rivai, 1995).

Iodium dipakai sebagai pereaksi iodometri dan iodida dipakai sebagai reaksi dari iodometri. Beberapa zat relatif adalah reaksi dari reduksi yang bisa dikatakan cukup kuat untuk dilakukan titrasi dengan iodium secara langsung. Maka jumlah dalam penentuan iodometri sedikit.

Namun banyaknya pereaksi oksidasi haruslah cukup kuat untuk melakukan reaksi secara sempurna dengan iodida, dan terdapat banyak proses iodometri. Kelebihan ion iodida ditambahkan pada pereaksi oksidasi telah ditentukan dengan iodium yang dibebaskan, kemudian dilakukan titrasi dengan menggunakan larutan natrium tiosulfat. Reaksi kedua larutan tersebut berlangsung secara sempurna (Underwood, 2002).

Titrasi menggunakan iodium dibagi menjadi 2, yaitu:

  1. Secara tidak langsung.
  2. Secara langsung.

Adapun reaksi dasar pada saat melakukan titrasi ini sebagai berikut:

I3– + 2e 3I – Eo = +0,54V

Zat yang ditentukan akan direaksikan dengan menggunakan ion iodida berlebih, pada umumnya yang dipilih adalah KI berlebih. Zat pertama direduksi dengan cara membebaskan iodiumnya yang telah ekivalen jumlahnya. Iodium yang telah dibebaskan tersebut selanjutnya dilakukan titrasi dengan larutan berupa tiosulfat standar (Anonim)

Ada metode titrasi iodometri langsung, terkadang juga sering dinamakan dengan iodimetri yang mengacu pada titrasi menggunakan larutan iod standar. Sedangkan pada metode titrasi iodometri tidak langsung, berkaitan dengan titrasi-titrasi yang berasal dari pembebasan iod di dalam suatu reaksi kimia. Potensial reduksi normal yang berasal dari sistem reversibal di antaranya:

2e + I2 → 2I

Yaitu sebesar 0,5345 volt. Persamaan yang sudah disebutkan di atas mengacu pada sebuah larutan air jenuh yang mempunyai iod padat. Reaksi sel setengah tersebut akan berlangsung misalnya seperti pada menjelang titrasi yang terakhir dari iodida dan menjadi relatif lebih rendah. Pada kebanyakan titrasi iodometri atau dekat dengan permulaannya, apabila ada ion iodida berlebih, maka ion triodida akan terbentuk. (Vogel, 1994)

BAB III METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum Titrasi Iodometri ini kami lakukan pada:

Hari: Rabu / 03 November 2020
Tempat : Laboratorium Kimia

B. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang kami gunakan dalam Praktikum Titrasi Iodometri antara lain:

Alat

[su_box title=”Alat dan Bahan” style=”soft” box_color=”#607a38″ title_color=”#ffffff”]

  • Buret
  • Abu erlenmeyer
  • Gelas ukur
  • Statif dan klem
  • Neraca analitik
  • Pipet
  • Spatula
  • Kaca arloji

Bahan

  • NaS2O3
  • K2CrO4
  • Padatan KI
  • CuSO4
  • Amilum 1%
  • H2SO4[/su_box]

C. Cara Kerja

Berikut merupakan langkah kerja dalam Praktikum Titrasi Iodometri yakni:

  1. Mengambil larutan K2CrO4 sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer.
  2. Tambahkanlah 5 ml larutan asam sulfat.
  3. Masukkan padatan KI sebanyak 0,5 gram.
  4. Tambahkan indikator amilum beberapa tetes saja.
  5. Lakukanlah titrasi dengan menggunakan larutan NaS2O3 untuk menentukan konsentrasinya dan amati hasilnya.
  6. Selanjutnya ambillah larutan CuSO4 sebanyak 25 ml dan menambahkan 5 ml larutan H2SO4 untuk menentukan kadar dari CuSO4.
  7. Tambahkan padatan KI dengan berat 0,5 gram.
  8. Masukkan indikator amilum beberapa tetes.
  9. Lakukanlah titrasi menggunakan larutan NaS2O3.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Percobaan

1. Mengetahui konsentrasi NaS2O3

TindakanHasil Pengamatan
K2CrO4 + H2SO4 + Padatan KILarutan berwarna kuning
Penambahan amilum sebanyak 6mlLarutan berubah warna menjadi biru
Melakukan titrasi dengan NaS2O3 sebanyak 37ml         Warna biru pada larutan menjadi hilang

2. Menentukan kadar CuSO4

TindakanHasil Pengamatan
CuSO4+ H2SO4 + Padatan KILarutan menjadi berwarna kuning
Penambahan amilum sebanyak 2 mlLarutan berubah warna menjadi biru
Melakukan titrasi dengan NaS2O3 sebanyak 7 ml         Warna biru pada larutan hilang dan berubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan

3. Perhitungan

Normalitas NaS2O3

M K2CrO4 xV K2CrO4 x  = M NaS2O3 x V NaS2O3

0,1 x 25 ml = M NaS2O3 x 37 ml

M NaS2O3 = 0,06 M

Kadar CuSO4

V  NaS2O3 = 7 ml

rumus titrasi iodometri

B. Pembahasaan

Pada praktikum ini akan dibahas tentang titrasi tidak langsung (iodometri). Iodometri sendiri merupakan analisis titrimetric yang dilakukan secara tidak langsung untuk zat-zat bersifat oksidator, misalnya seperti tembaga III, besi III. Zat tersebut akan mengoksidasi iodida yang telah ditambahkan dan membentuk iodin. Kemudian iodium yang telah terbentuk, akan ditentukan dengan penggunaan larutan baku tiosulfat.

Langkah pertama pada percobaan ini adalah untuk mengetahui nilai normalitas yang dimiliki oleh larutan NaS2O3. Langkahnya yaitu menyiapkan larutan CuSO4 sebanyak 25 ml, kemudian ditambahkan dengan larutan H2SO4 sebanyak 10 ml, dan padatan KI 0,5 gram. Penambahan KI pada percobaan ini mempunyai tujuan untuk pembentukan iodin.

Setelah ditambahkan KI, larutan berubah warna menjadi kuning dan berubah warna lagi menjadi biru setelah ditambahkan amilum sebanyak 6 ml. Setelah larutan tercampur, maka dilakukan titrasi sampai dengan warna biru yang ada pada larutan hilang.

Banyaknya larutan NaS2O3  yang dipakai untuk melakukan titrasi adalah 37 ml. Sehingga berdasarkan dari data perhitungan, nilai normalitas larutan NaS2O3 yang diperoleh pada data adalah 0,06 N.

Setelah mengetahui nilai normalitas larutan NaS2O3, langkah selanjutnya adalah menentukan kadar Cu yang dimiliki oleh larutan CuSO4. Larutan CuSO4 diambil sebanyak 25 ml, kemudian ditambahkan H2SO4 sebanyak 5 ml. Setelah itu ditambahkan padatan KI seberat 0,5 gram.

Sama seperti menentukan normalitas yang sudah dilakukan sebelumnya, setelah ditambahkan padatan KI maka larutannya berubah warna menjadi kuning. berikutnya ditambahkan indikator amilum sebanyak 2 ml, larutan menjadi berwarna biru. Titrasi yang dilakukan sampai dengan mendapatkan larutan berubah warna menjadi kuning kecoklatan.

Warna larutan kuning kecoklatan tersebut didapatkan dari penambahan larutan NaS2O3 sebanyak 7 ml. Sehingga dari perhitungan berdasarkan data hasil percobaan diperoleh bahwa kadar Cu2+ yang dimiliki adalah sebesar 2,7%.

BAB V PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil percobaan pada praktikum titrasi iodometri bisa disimpulkan bahwa:

  1. Titrasi iodometri merupakan salah satu dari titrasi reaksi kimia redoks (reduksi oksidasi)
  2. Titrasi iodometri dilaksanakan dengan menggunakan larutan berupa iodin standar.
  3. Titik akhir dari titrasi diperoleh pada saat larutan berwarna biru di titran hilang.
  4. Dapat menentukan kadar zat dan nilai normalitas pada suatu larutan dari percobaan titrasi iodometri.
  5. Larutan Na2S2O3 mempunyai nilai normalitas 0,06 N.
  6. Kadar Cu pada larutan CuSO4 yaitu sebesar 2,7%.

Daftar Pustaka

Adapun Daftar Rujukan Berbagai sumber diatas, adalah sebagai berikut:

  • Basset. J etc. 1994. Buku Ajar Vogel, Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
  • Day, R.A & Underwood, A. L. 2004. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
  • Khopkar, S. M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
  • Rivai, Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: Penerbit UI.
  • Rohman, Abdul. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.
  • Underwood, A. 2002.  Analisis Kimia Kualitatif . Jakarta : Penerbit Erlangga
  • Vogel. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Download Laporan Praktikum (PDF)

Anda Dapat Mendownload laporan Praktikum Titrasi Iodometri ini dalam format PDF dengan mengklik tombol download dibawah ini.

[su_spoiler title=”Download / Unduh” style=”fancy” icon=”chevron-circle”]

Download File
PDF (113 KB)[/su_spoiler]

Leave a Comment