Laporan Praktikum Pengukuran Menggunakan Sound Level Meter

Laporan Praktikum Pengukuran Menggunakan Sound Level Meter PDF berikut ini merupakan bagian dari praktikum alat alat ukur fisika lanjutan dari praktikum alat ukur kemarin mengenai Osiloskop.

1. Pendahuluan

  1. Judul : PENGUKURAN MENGGUNAKAN SOUND LEVEL METER
  2. Hari / tanggal : Selasa,12 Maret 2019
  3. Tujuan

Setelah melakukan kegiatan ini mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Mengoperasikan alat sound level meter
  2. Mengukur intensitas bunyi yang dihasilkan pada sebuah kebisingan
  3. Menghitung taraf intensitas suatu bunyi.

2. Landasan Teori

Menurut Endah (1995 : 305), bising diartikan sebagai suara yang dapat menurunkan pendengaran baik secara kuantitatif (peningkatan ambang pendengaran) maupun secara kualitatif (penyempitan spektrum pendengaran), berkaitan dengan faktor intensitas, frekuensi, durasi, dan pola waktu.

Pada gelombang diamati dua fenomena sekaligus, yaitu osilasi titik pada medium dan perambatan pada osilasi. Dua fenomena ini pasti diamati pada gelombang apa saja ketika menggetarkan salah satu ujung tali maka akan terlihat pola simpangan pada tali bergerak ke ujung tali yang lain. Jadi, gelombang adalah osilasi yang merambat pada suatu medium tanpa diikuti perambatan bagian-bagian medium itu sendiri (Mikrajuddin, 2016 : 350).

Alat untuk mengukur tingkat kuat bunyi kebisingan di kenal dengan sound level meter (selanjutnya disingkat SLM). SLM merupakan alatu kur dengan basis system pengukuran elektronik. Meskipun pengukuran bisa dibuat secara langsung dengan cara mekanik, system pengukuran elektronik memberikan banyak keuntungan untuk beberapa pengukuran, antara lain kecepatan system dalam mengambil, mengirim, mengolah, dan menyimpan data. SLM banyak di jual di pasaran namun harganya tergolong mahal.

Instrumen utama untuk pengukuran suara lapangan adalah soundlevel met er (SLM). Komponen dari soundlevel meter yaitu:

  1. Mikrofon. Mikrofon berguna mendeteksi fluktuasi tekanan suara dan mengubah sinyal listrik analog.
  2. Preamplifier. Preamplifier digunakan untuk pencocokan impedansi dan terkadang memberikan tegangan polarisasi DC ke mikrofon.
  3. Jaringan pembobotan frekuensi .Tahap ini menyediakan system jaringan, umumnya AC dan linear yang digunkan untuk memodifikasi karakteristik respon frekuensi dan instrument pengukuran. Pembobotan frekuensi yang tepat tergantung pada jenis pengukuran yang di buat.
  4. Rentang penguat control. Kebanyakan penguat detector soundlevel meter memiliki jangkauan terbatas dari sinyal yang mereka operasikan secara akurat. Penguat ini digunakan untuk mengatur tegangan sinyal ketingkat yang ada dalam kisaran ini.
  5. Detektor. Elemen ini digunakan untuk mengkarakterisasi amplitude sinyal yang masuk. Ada beberapa jenis detector yang umum digunakan. Mereka termasuk RMS(Root Means Square), puncak dan integrase.
  6. Layar. Setelah amplitude sinyal terdet ksi, layar digunakan untuk menunjukkan level

ini. Umumnya tampilan SLM di skala akan dalam deksripsi yang mengacu pada standar internasional yaitu 2 x 105 pa. Output.

Gelombang adalah bentuk dari getaran yang merambat pada suatu medium. Pada suatu satuan atau gabungan getaran yang merambat adalah gelombangnya. Rumus umum gelombang : E = hv/λ = hf. Hubungan antara periode T dan panjang gelombang adalah ω=2π/T dan k=2π/λ. Cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang dalam waktu satu detik (Valentinus, 2008 : 111).

Untuk menyatakan tingkat intensitas bunyi biasanya digunakan skala logaritmik, dengan satuan desibel (dB) β=10 log I/Io. Dengan β adalah kuat bunyi (dB), I adalah intensitas bunyi yang diterima (w/m2) dan Io adalah intensitas ambang pendengaran (1. 10 -12 w/m2) (wildan, 2009 : 31).

Intensitas adalah jumlah energi bunyi tiap detiknya menembus tegak lurus bidang seluas satuan luas. Luasnya daerah bunyi yang dapat diterima telinga manusia, dan penggunaan skala logaritma akan mempermudah pembacaan harga intensitas bunyi. Hubungan intensitas bunyi (I) dengan tingkat intensitas bunyi dinyatakan dengan TI=10 log I/Io, dimana TI adalah tingkat intensitas bunyi (sound preasure level) dalam satuan dB (Jamaludim, 2014 : 42) .

High noise levels can contribute to cardiovascular effects in humans and an increased incidence of disease. So the use of sound level meter can help in monitoring sound level various economic zones in urban areas as well as keep a vigilant eye on the welfare of people in the urban areas (Simon, 2017: 659).

3. Alat dan Bahan

Adapun alat-alat dalam Praktikum Pengukuran Menggunakan Sound Level Meter ini adalah sebagai berikut:

  1. Sound level meter
  2. Sumber bunyi
  3. Speaker
  4. Penggaris / meteran

4. Prosedur Kerja

Berikut ini merupakan langkah kerja dalam Praktikum Pengukuran Menggunakan Sound Level Meter, sebagai berikut:

a. Cara mengkalibrasi sound level meter;

  1. Hidupkan kalibrator dan sound level meter.
  2. Putar tombol penyetel , dan atur tingkat tekanan suara.
  3. Pastikan kalibrator berada pada sound level meter yang benar.
  4. Lalu sesuaikan sound level meter untuk memperoleh hasil yang benar.

b. Pengukuran :

  1. Ukurlah intensitas bunyi yang dikeluarkan oleh suatu sumber bunyi dengan jarak 10 cm dari sumber bunyi.

2. Ulangi langkah a dengan jarak yang berbeda-beda yaitu 20 cm, 30 cm, 40 cm dan 50 cm.

3. Catatlah hasil pengukuran pada tabel data.

4. Hitunglah taraf intensitasnya

5. Analisis Data

Adapun hasil analisis data Praktikum Pengukuran Menggunakan Sound Level Meter ini sebagai berikut:

  1. Intensitas sumber bunyi
    I = 10 TI/10 . Io
  2. Taraf intensitas bunyi dengan perbedaan jarak
    TIn’= TIn – 20 log  rn’/rn

6. Tabel data

PercobaanJarak (r)Intensitas bunyiTaraf intensitas (dB)
110 cm10 -1,01 w/m2109,9
220 cm10 -1,03 w/m2109,7
330 cm10 -1,04 w/m2109,6
440 cm10 -1,38 w/m2106,2
550 cm10 -1,5 w/m2105

7. Pembahasan

Percobaan kali ini adalah percobaan tentang pengukuran menggunakan sound level meter. Saound level meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur taraf kebisingan atau sound level. Kebisingan adalah bunyi yang termasuk dalam kategori polutan lingkungan dan dapat mengganggu kesehatan. Untuk mengukur tingkat kekuatan bunyi kebisingan ini di perlukan sound level meter.

Kebisingan pada faktanya memang mengganggu kesehatan seperti saat kami melakukan praktikum ini dan kami melakukan dengan membunyikan suara atau bunyi bising terlihat praktikan – praktikan yang lainya merasa terganggu dengan bunyi tersebut. Konsentrasi dan fokus mereka saat melakukan praktikum dan kegiatan percobaan menjadi terganggu.

Kami melakukan percobaan dengan mengukur kebisingan dengan menggunakan sound level meter. Dengan jarak yang berbeda-beda yakni 10cm, 20 cm, 30 cm, 40 cm, dan 50 cm. Hasil yang diperoleh berupa besaran taraf intensitas bunyi bersatuan desibel (dB). Hasil percobaan pertama pada jarak 10cm yaitu 109,7 dB, Hasil percobaan kedua  pada jarak 20cm yaitu 109,6 dB, Hasil percobaan ketiga pada jarak 30cm yaitu 109,5 dB, Hasil percobaan keempat pada jarak 40cm yaitu 106,2 dB, Hasil percobaan pertama pada jarak 50cm yaitu 105dB.

8. Pertanyaan

  1. Berapa nilai ambang batas tingkat kebisingan?
    Jawaban : Nilai ambang batas kebisingan adalah 85 dB yang dianggap aman untuk sebagian besar tenaga kerja bila bekerja 8 jam/hari.
  2. Zona-zona kebisingan.
    Jawaban : Daerah dibagi dengan titik kebisingan yang diinginkan

    Zona A : Intensitas 34-45 dB. Bagi tempat penelitian, rumah sakit dan sejenisnya.
    Zona B : Intensitas 45-55 dB. Untuk perumahan, tempat pendidikan, dan rekreasi.
    Zona C : Intensitas 50-60 dB. Zona untuk perkantoran, perdagaan, dan pasar.
    Zona D : Intensitas 60-70 dB. Zona untuk industri, pabrik, stasiun KA, dan sejenisnya.
  3. Zona kebisingan menurut IATA (International Air Transportation)

    Zona A : Intensitas 150 dB      Berbahaya
    Zona B : Intensitas 135-150 dB      Perlu memakai pelindung
    Zona C : Intensitas 115-135 dB      Perlu memakai earmuff
    Zona D : Intensitas 100-115 dB      Perlu memakai earplug

9. Kesimpulan

Setelah melakukan Praktikum Pengukuran Menggunakan Sound Level Meterberikut ini di dapatlah kesimpulan sebagai berikut:

  1. Sound level meter adalah alat ukur untuk mengukur taraf  kebisingan dengan satuan desibel(dB).
  2. Intensitas bunyi dapat diukur dengan menggunakan sound level meter.
  3. Taraf intensitas bunyi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan TI=10 log I/Io.

10. Daftar Pustaka

  • Endah, Purnomo. 2016. Pengantar Eksperimen Fisika. Yogyakarta: CV Mulya.
  • Jamaluddin, Suriyanto. 2014. Perancangan dan Implementasi Sound Level Meter (SLM).
  • Dalam Skala Laboratorium Sebagai Alat Ukur Intensitas Bunyi. Jurnal Pendidikan Fisika dan Aplikasinya (JPFA). Vol . 4. No. 1. 42-50.
  • Muhammad, Al-Zubi. 2018. Measurements of Sound Preasure Levels in Anechoic Chamber
  • and  Awisy Environment Experimentally. Open Journal of Acoustic. Vol. 8. No. 1. 13-22.
  • Mikrajuddin. 2007. Fisika Dasar 1.Bandung: ITB.
  • Valentinos. 2017. Pengantar Fisika. Yogyakarta: CV Mulya.
  • Wildan. 2011. Rancang Bangun Sound Level Meter Berbasis Mikrokontroler AT8851.
  • Jurnal Fisika dan Aplikasinya (JPA). Vol.1. No. 2. 31-40.

11. Download Laporan Praktikum (PDF)

Anda dapat mendownload Laporan Praktikum Pengukuran Sound Level Meter dengan format PDF dengan mengklik tombol download di bawah ini.

Download Laporan Praktikum
Klik Tombol Diatas

Leave a Comment