Cerita Legenda Batu Menangis

Cerita legenda batu menangis merupakan kisah yang berasal dari Kalimantan Barat. Cerita ini tentunya sangat populer karena kisahnya yang seru dan banyak nilai moral.

Hal ini yang membuat anak kecil sangat menyukai dongeng ini. Legenda ini juga sering dijadikan film dan sinetron karena bisa dikembangkan menjadi kisah lebih menarik.

Banyak juga yang meneliti dan menganalisisnya termasuk unsur intrinsik dan ekstrinsiknya seperti cerita di bawah ini.

Cerita Legenda Batu Menangis

[su_box title=”Simak Ceritanya” style=”bubbles” box_color=”#f6e213″ title_color=”#ffffff”]

1. Berawal dari Seorang Janda dan Anak Gadisnya

Pada suatu hari hiduplah seorang gadis dan ibunya janda di rumah tua, jelek seperti gubuk.

Rumah ini berada di daerah Kalimantan Barat dekat dengan pantai, namun dekat juga ke bukit, sehingga lumayan jauh dari pemukiman warga.

Meski tempat tinggalnya sangat jauh dari kerumunan warga, namun si gadis ini sangat terkenal karena kecantikannya, sehingga banyak orang yang mengetahuinya.

Gadis ini juga sering dikejar oleh para lelaki yang ingin menikahinya, namun ia sangatlah pemilih.

2. Gadis itu Sangat Cantik

Gadis cantik ini memiliki hidung yang mancung, kulit mulus dan putih, rambut hitam dan panjang sekali.

Tubuhnya sangat bagus, dan wajahnya sangat manis, tidak ada noda hitam setitikpun, sehingga banyak yang menyukainya.

Namun, gadis ini memiliki sikap yang sangat buruk, ia merupakan gadis yang sangat pemalas, kecantikannya telah membuatnya lupa bahwa semua orang harus berusaha.

Ia terlalu membanggakan dirinya yang cantik, namun lupa akan usaha yang harus dilakukan.

3. Sifat Jelek Gadi Tersebut

Gadis cantik itu kerjanya hanya tidur dan makan. Semua pekerjaan rumah dikerjakan oleh ibunya yang janda, termasuk mencari uang dan bekerja.

Ia selalu berpikir bahwa wajah cantiknya tidak cocok untuk melakukan pekerjaan yang kotor. Gadis itu hanya mau hidup memenuhi kebutuhannya, ia tidak mau bekerja untuk ibunya.

Ia hanya mau berdandan, mandi lulur, dan pergi ke bermain bersama teman-temannya ke pasar untuk memberi lipstick atau baju baru. Ia tidak pernah kasihan kepada ibunya.

4. Ibunya yang Janda selalu Bekerja

Ibunya yang bekerja sebagai pembantu, tukang masak, tukang sapu, dan semua pekerjaan dilakukan itu hanya bekerja seorang diri.

Ia merupakan sosok janda pekerja keras karena tidak mau melihat anaknya yang cantik kelaparan. Sementara anaknya tidak mau pergi keluar rumah kecuali jika memenuhi kebutuhannya.

Ia tidak mau bekerja karena sangat malas, ia membiarkan ibunya kerja sendiri banting tulang dan membawa upahnya setiap hari, ketika ibunya datang.

5. Gadis Tidak Peduli Omongan Tetangga

Gadis yang merasa cantik itu, tidak peduli terhadap omongan tetangga yang selalu membicarakannya.

Tetangganya selalu bergosip tentang dirinya yang malas, tidak tahu diuntung, dan tidak mau sama sekali menolong ibunya yang bekerja seharian.

Gadis hanya memperdulikan penampilannya, kecantikannya, dan badannya yang harus selalu langsing. Ia tidak peduli ibunya, tidak peduli semuanya.

Gadis hanya mau ia tetap cantik dan menikah dengan lelaki yang kaya raya.

6. Gadis Merasa ada yang Aneh di Wajahnya

Gadis yang tiap hari berkaca dan melihat wajahnya itu merasakan hal aneh. Ia merasa wajahnya berjerawat dan terlihat kusam.

Ia pun merasa kesal dan sedih karena wajahnya sedikit berubah, Gadis pun diam berdiri di depan rumah menunggu ibunya. Ibunya merasa senang ketika pulang kerja disambut oleh anak satu-satunya.

Namun, sambutan Gadis sangatlah tidak menyenangkan, ia berteriak kepada ibunya dan mengamuk karena wajahnya terlihat kusam dan berjerawat.

“Ini semua gara-gara ibu!” katanya mengamuk. Ia mengira wajahnya jelek karena ibunya tidak mampu memberikan makanan yang layak, tempat tidur yang bersih, dan rumah yang tidak penuh dengan debu dan sarang laba-laba.

Gadis mengira wajahnya itu dihasilkan dari rumahnya yang kotor, sehingga terlihat kusam dan berjerawat. Ia ingin pindah rumah, ia mengamuk kepada ibunya sambil membanting barang di dalam rumahnya.

7. Ibunya Membawa Gadis ke Pasar

Ibunya yang merasa bersalah kepada Gadis akhirnya membawanya ke pasar untuk membelikannya baju. Hal ini dilakukan karena ibunya sangat tahu bahwa Gadis sangat suka belanja ke pasar, membeli baju, dan lipstik baru.

Gadis pun mengiyakan ibunya untuk pergi ke pasar bersama. Namun, ia tidak mau berjalan sebelahan bersama ibunya. Gadis ingin ia jalan di depan jauh dari ibunya. Ibunya pun menuruti kemauan Gadis, karena ibunya sangat  menyukainya.

8. Perjalanan ke Pasar

Gadis yang bercita-cita ingin menikahi lelaki tampan dan kaya raya itu ternyata memiliki celah. Alasan kenapa sampai saat ini ia tidak menikah adalah sedang menunggu lelaki kaya dan tampan.

Perjalanan ke pasar itu membawanya ke takdir membahagiakan. Ada lelaki kaya dan tampan yang menghampirinya dan mengajaknya kenalan, ia pun merasa senang dan berkenalan dengan lelaki itu.

Lelaki itu sangat kagum terhadap kecantikan Gadis, dan langsung jatuh cinta pada pandangan pertama, begitupun dengan Gadis.

9. Gadis Jatuh Cinta

Gadis yang berhasil berkenalan dengan lelaki kaya langsung pulang ke rumahnya bersama suasana hati senang.

Ibunya pun ikut senang dari belakang dan mendoakan Gadis supaya mendapatkan jodoh yang diinginkan. Sesampai di rumah, Gadis bilang bahwa ibunya tidak boleh pulang sebelum pacarnya pulang dari rumahnya.

Ia tidak mau pacarnya yang kaya dan tampan melihat ibunya seperti seorang budak. Ibunya menurutinya meski dengan hati yang sangat sedih.

Ibunya pun selalu sengaja pulang larut malam, supaya ia tidak bertemu dengan pacar Gadis. Pacarnya sangat mencintai Gadis, semua kemauan Gadis dituruti, sehingga Gadis semakin jatuh cinta kepadanya. Gadis sangat berharap pacarnya segera menikahinya.

10. Gadis Akhirnya Dilamar

Gadis yang setiap hari bertemu pacarnya akhirnya dilamar oleh lelaki kaya dan tampan. Mimpinya selama ini akhirnya tercapai.

Ia akhirnya akan segera menjadi istri dari pengusaha kaya yang hartanya tidak akan pernah habis. Gadis pun sangat senang sampai ia menangis.

11. Pesta Pernikahan

Gadis pun resmi menjadi istri seorang pengusaha kaya, meski ibunya tidak datang ke pesta pernikahan. Ia hanya mengundang teman-teman bergengsinya, karena tidak mau ketahuan bahwa ia merupakan anak dari ibu yang miskin.

12. Gadis Pulang setelah Menikah

Gadis yang pulang setelah menikah membawa suaminya ke rumah gubuk itu. Suaminya tidak keberatan dengan kondisi Gadis, namun ia tetap merasa malu membawa suaminya kesana.

Ibunya yang berada di dapur sangat senang dengan kehadiran Gadis dan suaminya. Ibunya kebetulan sedang memasak masakan kesukaan Gadis, dan meminta sepasang suami istri itu makan di rumah.

Lalu, mereka mengiyakan. Gadis sudah sangat merasa risih melihat ibunya yang mengikutinya terus menerus.

13. Ibunya Murka

Suaminya terus bertanya kepada Gadis “Siapa ibu itu?” kemudian ia menjawab “oh, dia pelayanku.” Ibunya mendengar itu sudah tidak kuat lagi menahan amarah.

Ia terluka, dan mengutuk Gadis menjadi batu. Langit mengamini, dan turun hujan, dan Gadis menjadi batu.[/su_box]

Selain cerita legenda batu menangis diatas, mungkin kalin juga tertarik membaca:

Unsur Intrinsik Legenda Batu Menangis

Setelah memnaca cerita di atas, kita dapat menganalisis unsur-unsur yang terdapat dalam cerita.

Dibawah ini di uraikan Unsur Intrinsik Cerita Legenda Batu Menangis:

1. Tema

[su_box title=”Analisis Tema” style=”bubbles” box_color=”#f6e213″ title_color=”#ffffff”]

Tema cerita legenda batu menangis adalah anak durhaka. Hal ini karena cerita tersebut membahas tentang seorang anak perempuan yang dikutuk menjadi batu oleh ibunya karena jahat.[/su_box]

2. Latar

[su_box title=”Latar cerita” style=”bubbles” box_color=”#f6e213″ title_color=”#ffffff”]

Adapun Latar dari Cerita legenda batu menangis adalah rumah gubuk di Kalimantan Barat, pasar, dan pesta pernikahan.

Sedangkan Latar waktunya adalah zaman dahulu karena ini merupakan cerita legenda batu menangis.[/su_box]

3. Tokoh

[su_box title=”Penokohan” style=”bubbles” box_color=”#f6e213″ title_color=”#ffffff”]

Gadis adalah perempuan jahat dan durhaka, tidak suka menolong. Ibunya adalah sosok yang baik, lemah, pekerja keras. Suaminya gadis merupakan seorang yang tampan dan baik, namun tidak peka.[/su_box]

4. Alur

[su_box title=”Alur legenda batu menangis” style=”bubbles” box_color=”#f6e213″ title_color=”#ffffff”]

Alur pada cerita di atas adalah maju karena kisahnya hanya bercerita tentang Gadis dari waktu ke waktu. Tidak ada cerita masa lalu, ataupun hal yang membuat cerita kembali membahas hal di belakang.[/su_box]

5. Sudut Pandang

[su_box title=”Sudut pandang cerita” style=”bubbles” box_color=”#f6e213″ title_color=”#ffffff”]

Sudut pandang yang ada pada cerita tersebut adalah orang ketiga. Hal ini karena cerita di atas tidak menceritakan pengalaman pribadi. Batu menangis menjadi cerita yang diceritakan kembali.[/su_box]

6. Amanat / Pesan Moral

[su_box title=”Amanat dalam cerita” style=”bubbles” box_color=”#f6e213″ title_color=”#ffffff”]

Amanat dari cerita diatas adalah jadilah anak baik dan penurut, serta menolong kepada orang tua. Jangan menjadi anak yang hanya peduli terhadap diri sendiri, dan tidak peka terhadap kebutuhan ibunya.[/su_box]

7. Majas

[su_box title=”Analisis Majas” style=”bubbles” box_color=”#f6e213″ title_color=”#ffffff”]

Majas yang terdapat pada cerita tersebut adalah personifikasi karena ada yang menunjukan langit menangis, hal ini seperti yang dilakukan manusia.

Adanya juga majas hiperbola ketika menggambarkan kecantikan si Gadis.[/su_box]

Unsur Ekstrinsik Cerita Legenda Batu Menangis

Unsur ekstrinsik yang terdapat pada cerita di atas adalah budaya Kalimantan yang terlihat.

Di sana juga membahas nilai moral untuk menurut kepada orang tua, berbakti, dan jangan sampai menyakiti hatinya.

Cerita legenda batu menangis di atas adalah salah satu bukti kekayaan Indonesia dengan keberagaman budaya.

Anda tentunya bisa mempelajarinya dengan tepat dan giat sesuai dengan analisis unsur-unsurnya. 

Leave a Comment