Laporan Praktikum Asam Basa (Acid–base reaction)

Nah, laporan praktikum asam basa berikut ini adalah contoh laporan yang sudah admin buat yang disusun dari berbagai sumber.

Dengan begitu, semoga laporan ini bisa membantu semuanya! Yuk, langsung saja simak dibawah ini.

Inilah Contoh Laporan Praktikum Asam Basa

Laporan Praktikum Asam Basa (Acid–base reaction)
Laporan Praktikum Asam Basa (Acid–base reaction)

Sebelum itu, kenali dulu tentang indikator asam basa adalah senyawa halokromik yang ditambahkan dalam jumlah kecil ke dalam sampel,.

Umumnya, merupakan sebuah larutan yang akan memberikan warna sesuai dengan kondisi pH larutan tersebut. Pada temperatur 25° Celsius, nilai pH untuk larutan netral adalah 7,0. 

Untuk mengetahuinya itu, hanya dengan meneteskan ekstrak tumbuhan tadi ke dalam sebuah larutan, kemudian lihat perubahan warnanya.

Dari perubahan warna itulah yang bisa tahu mana larutan yang mengandung asam atau basa. Nah, inilah contoh dari sebuah laporan praktikum :’

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asam dan basa adalah zat kimia yang sangat penting ini sudah dikenal sejak dulu. Dalam sehari-hari, kita mengenal berbagai zat yang digolongakan sebagai asam, misalnya asam cuka, asam sitrun, asam jawa, asam belimbing, serta “‘asam lambung”. Di alam, asam ditemukan dalam buah-buahan, misalnya asam nitrat dalam buah jeruk berfungsi untuk member rasa limun yang tajam. Kita juga mengenal berbagai zat yang kita golongkan sebaga basa, misalnya kapur sirih, kaustik soda, air sabun, serta air abu. Salah satu sifat basa adalah dapat melarutkan lemak. Itulah sebabnya (abu gosok) digunakan untuk mencuci piring.

Suatu larutan dapat diketahui sifat asam atau basanya dengan menggunakan indikator asam-basa, yaitu zat yang mempunyai warna berbeda dalam larutan asam dan larutan basa. Salah satu contohnya adalah kertas lakmus.

Untuk menentukan sifat asam atau basa terdapat beberapa cara. Yang pertama dapat menggunakan indikator bahan alam. Bahan-bahan alam yang berwarna seperti bunga kembang sepatu, kulit manggis dan kunyit dapat digunakan sebagai indikator alami. Yang kedua dapat menggunakan indikator warna, yang akan menunjukkan sifat suatu larutan dengan perubahan warna yang terjadi. 

Jika menggunakan kertas Lakmus, akan berwarna merah dalam larutan yang bersifat asam dan akan berwarna biru dalam larutan yang bersifat basa. Dapat pula menggunakan indikator sintesis seperti fenolftalein, metil merah, bromtimol biru dan masih dsb. Kemudian dengan mengukur pH. pH merupakan suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam memiliki pH kurang dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari 7, sedangkan netral pH nya 7. Asam memiliki pH kurang dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari 7, sedangkan netral pH nya 7.

B. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam Laporan Praktikum Asam Basa adalah :

Agar pembatasan masalah dalam praktikum ini memiliki ruang lingkup yang jelas maka pembatasan masalahnya adalah

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam Praktikum Asam Basa adalah :

  1. Bagaimana cara membuat indikator asam basa dari bahan alami?
  2. Bagaimana menentukan sifat asam basa suatu zat dengan menggunakan indikator alami?

D. Tujuan Praktikum

Tujuan Praktikum Asam Basa adalah :

  1. Mengetahui cara membuat indikator asam basa dari bahan alami.
  2. Mengetahui sifat asam basa suatu zat dengan menggunakan indikator alami.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Asam Basa

Asam merupakan zat yang memiliki sifat-sifat yang spesifik, misalnya memiliki rasa asam, dapat merusak permukaan logam juga lantai marmer atau biasa disebut korosif. Kata asam berasal dari kata latin yakni acetum yang berarti cuka. Terdapat banyak zat-zat bersifat asama sperti asam klorida dalam geteh pencernaan dilambung, asam asetat sebagai asam penyusun dalam cuka, asam karbonat yang memberikan rasa segar dalam minuman berkarbonat, dan asam sitrat yang dikandung dalam berbagai jeruk. Kata basa (alkali) berasal dari bahasa arab alqali yang berarti abu karena memiliki sifat yang sama dengan abu. Basa merupakan zat yang memiliki sifat –  sifat yang spesifik, seperti lilin. Banyak orang mengenali bau rangsang yang kuat (dari) basa amonia, lazim digunakan dalam bentuk larutan air dan berbagai cairan pembersih sebagai pemati hama.

a. Teori Arrhenius

Pengertian dari asam basa mula-mula dikemukakan oleh Arrhenius pada tahun 1887. Menurut Arrhenius, asam didefinisikan sebagai suatu zat yang bila dilarutkan ke dalam air akan mengalami ionisasi dengan membentuk ion hidrogen (H+ ) sebagai satu-satunya ion positif. Lalu, Basa didefinisikan zat yang bila dilarutkan dalam air akan mengalami ionisasi dengan membentuk ion-ion hidroksil (OH- ) sebagai satu-satunya ion negatif.

Contoh :

Reaksi ionisasi asam :
HCl (aq) –> H + (aq) + CL– (aq)

Reaksi ionisasi basa :
NaOH (aq) –> Na+ (aq) + OH– (aq)

b. Teori Bronsted-Lowry

Teori ini dikemukakan oleh Arrhenius yang ternyata memiliki keterbatasan, yaitu asam dan basa yang tidak hanya terdapat dalam pelarut air, tapi juga terdapat dalam pelarut bukan air. Banyak fakta-fakta yang mendorong J.N Bronsted dari Denmark dan T. Lowry dari Inggris membuat pengertian baru mengenai asam dan basa.

Bronsted dan Lowry mendefinisikan asam sebagai zat yang dapat memberikan proton (proton donor), sedangkan basa adalah zat yang dapat menerima proton (akseptor proton).

Contoh :

NH3(g) + H2O(l) —> NH4 + (aq) + OH- (aq)

basa asam asam konjugasi basa konjugasi

c. Teori Lewis

Teori asam basa selanjutnya dikemukakan oleh GN. Lewis pada tahun 1923. Teori ini timbul dari kenyataan bahwa teori Bronsted dan Lowry masih kurang luas jangkauannya. Sebab pada kenyataannya ada beberapa reaksi asam basa yang tidak melibatkan proton. Menurut konsep yang diajukan oleh Lewis, asam didefinisikan sebagai spesi apa saja tapi dapat menerima pasangan elektron. Sedangkan basa merupakan spesi yang dapat memberikan pasang elektron.

Contoh :

H3N: + H+ —> NH4 +

Contoh diatas H+ bertindak sebagai asam Lewis sedangkan NH3 bertindak sebagai basa Lewis. Dimana NH3 adalah suatu basa yang memberi pasangan elektron, sedangkan ion H+ adalah suatu asam karena menerima pasangan elektron. Semua asam-basa Arrhenius maupun asam-basa Bronsted-Lowry memenuhi pengertian asam-basa Lewis.

B. Indikator Asam Basa

Senyawa asam dapat dibedakan dari senyawa basa, salah satunya dengan mencicipi rasanya. Namun, tidak semua zat dapat di identifikasi dengan cara itu. Senyawa-senyawa asam-basa dapat diidentifikasi secara aman dengan menggunakan indikator. Indikator merupakan zat warna yang warnanya berbeda jika berada dalam kondisi asam dan basa. Yang dapat digunakan adalah kertas lakmus, indikator asam-basa dan indikator alami.

Asam basa adalah suatu senyawa organik yang dapat berubah warna dengan berubahnya pH, biasa digunakan untuk membedakan suatu larutan bersifat asam atau basa dengan cara memberikan perubahan warna yang berbeda pada larutan asam dan basa (Fessenden & Fessenden, 1999).

Penggunaan indikator alami juga dapat dibuat dari berbagai tumbuhan berwarna yang ada di sekitar kita. Akan tetapi, tidak semua tumbuhan berwarna dapat memberikan perubahan warna yang jelas pada kondisi asam maupun basa.

c. Hipotesis

BAB III METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum Asam Basa dari bahan alami ini kami lakukan pada:

Hari :
Tempat :

B. Alat dan Bahan

Alat

  • lumpang dan alu
  • tabung reaksi
  • rak tabung reaksi
  • pipet tetes
  • tisu

Bahan

  • kembang sepatu
  • kunyit
  • kol ungu
  • cuka
  • air jeruk
  • air sabun
  • air kapur
  • aquades

C. Prosedur Kerja atau Cara Kerja

Adapun langkah-langkah atau prosedur dalam Praktikum Asam Basa antara lain:

  1. Tumbuk bunga sepatu menggunakan lumpang dan alu, tambahkan aquades sebayak 10 ml. Lakukan hal yang sama pada kunyit dan kol ungu.
  2. Gunakan pipet untuk ekstrak bunga sepatu, kunyit dan kol ungu, masukkan ke dalam tabung reaksi, masukkan ke dalam rak tabung reaksi A.
  3. Pipet sebanyak 2 ml cuka, jeruk serta sabun (airnya) dan air dari kapur ke dalam tabung reaksi yang berbeda, masukkan kedalam rak tabung reaksi B.
  4. Teteskan sebanyak 1 ml ekstrak kembang sepatu kedalam tiap tabung reaski pada rak B.
  5. Goyangkan tabung, amati perubahan warna yang terjadi dan catat pada tabel
  6. Ulangi langkah 4-5 untuk kunyit dan kol ungu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Adapun pembahasan dalam Laporan Praktikum Asam Basa ini adalah sebagai berikut :

NoBahan yang DiujiKembang SepatuKunyitKol UnguSifat Larutan
1.CukaMerah MudaKuning MudaMerah Muda PekatAsam
2.Air JerukMerah MudaKuning MudaMerah Muda PekatAsam
3.Air SabunHijauCoklat KehitamanKuning KehijauanBasa
4.Air KapurHijauCoklat KehitamanKuning KehijauanBasa

Praktikum kali ini membahas mengenai indikator asam basa dari bahan alami. Indikator alami yang kami gunakan adalah ekstrak dari kembang sepatu, kunyit, dan kol ungu. Untuk membuktikan bahwa bahan-bahan alami juga mampu menjadi indikator asam basa. Reaksi perubahan warna akan terjadi saat mencampurkan indikator alami dengan larutan asam atau basa.

Hal ini berarti terjadinya pergeseran kesetimbangan saat ditambahkan atau dikurangi ion H+. Berdasarkan percobaan diatas, yang menggunakan indikator kembang sepatu adalah larutan yang bersifat asam akan berubah menjadi warna merah muda.

Percobaan yang menggunakan menggunakan indikator kembang sepatu larutan yang bersifat asam akan berubah warna menjadi merah muda, yakni cuka dan air dari perasan jeruk. Sedangakan larutan yang bersifat basa akan berwarna hijau.

Untuk indikator kunyit akan memberikan warna kuning muda pada larutan asam, yakni cuka dan air jeruk. Sedangkan warna coklat kehitaman dihasilkan untuk larutan yang bersifat basa, yakni air kapur dan sabun. Indikator terakhir adalah kol ungu yang akan memberikan warna merah muda pekat pada larutan yang bersifat asam, yaitu cuka dan air jeruk. Dan akan menghasilkan warna kuning kehijauan apabila diteteskan pada larutan yang bersifat basa, yaitu untuk cairan sabun dan kapur.

BAB V PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :

  1. Indikator alami dapat dibuat dengan cara mengambil ekstrak dari tanaman yang akan dijadikan indikator asam basa, yakni kembang sepatu, kunyit dan kol ungu.
  2. Cuka dan air jeruk bersifat asam karena setelah ditetesi dengan indikator kembang sepatu menghasilkan warna merah muda, dengan indikator kunyit memberikan warna kuning muda, dan menghasilkan warna pink pekat ketika ditetesi dengan kol ungu.
  3. Air sabun dan air kapur bersifat basa karena menghasilkan warna hijau setelah ditetesi indikator kembang sepatu, berwarna coklat kehitaman dengan indikator kunyit, dan dengan indikator kol ungu memberikan warna kuning kehijauan.

Daftar Pustaka

Adapun Daftar Rujukan Berbagai sumber diatas, adalah sebagai berikut:

  • Fessenden, R. J.& Fessenden, J.S. 1999. Kimia organik jilid 2. Jakarta: Erlangga.
  • Nuryanti, S., Matsjeh, S., Anwar, C. & Raharjo, T. J. (2010). Indikator titrasi asam-basa dari ekstrak bunga sepatu (hibiscus rosa sinensis). Jurnal AGRITECH, 30(3), 178-183.

Leave a Comment