Ekosistem tundra bisa dikatakan sebagai salah satu ekosistem yang memiliki suhu terdingin di bumi.
Ciri khas dari ekosistem tundra adalah iklim yang berangin serta dingin, ditambah lagi dengan curah hujan yang terbilang rendah.
Wilayah tundra hampir sepanjang tahun tertutup oleh salju. Sehingga tidak ada jenis pohon yang dapat bertahan tumbuh di wilayah ini.
Meskipun begitu tetap saja ada organisme yang mampu beradaptasi dan menjalin rantai makanan di dalamnya.
Pengertian Ekosistem Tundra

Tundra diambil dari bahasa Finlandia yaitu “Tunturi” yang artinya dataran tanpa ada pohon.
Karena memang di sini kamu tidak akan melihat jenis pohon apapun yang tumbuh. Hanya terdapat flora sejenis lumut yang bisa bertahan di dalam kawasan bersuhu ekstrem tersebut.
Karena itu ekosistem tundra juga terkadang disebut sebagai padang lumut dikarenakan wilayahnya yang sebagian besar tertutup lumut.
Ekosistem tundra hanya mengalami musim panas yang terang selama 3 bulan, dan sisanya selama 9 bulan mengalami musim dingin yang gelap.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa ekosistem tundra menjadi tempat di mana terjalinnya hubungan timbal balik pada wilayah yang didominasi dengan banyak es, serta makhluk hidup yang dapat bertahan di sekitarnya.
Rantai Makanan pada Ekosistem Tundra
Meskipun memiliki suhu yang ekstrem, tetap saja terdapat organisme di dalam wilayah ekosistem tundra yang menjalin rantai makanan satu sama lainnya.
Sama seperti ekosistem lainnya, ekosistem tundra juga memiliki organisme yang terbagi menjadi 3 kategori.
Yaitu produsen, misalnya tanaman hijau yang dapat menciptakan makanan dan energi untuk diri mereka sendiri.
Konsumen akan mendapatkan energi yang berasal dari produsen. Dekomposer, seperti bakteri bekerja dalam proses pembusukan.
Adapun contoh rantai makanan ekosistem tundra antara lain sebagai berikut:
1. Lumut → Lemming (Sejenis Tikus) → Burung Hantu → Rubah Kutub → Pengurai

Salah satunya yaitu lumut yang menjadi produsen dalam rantai makanan ini.
Lumut mampu menghasilkan makanan dan energi untuk diri mereka sendiri. Kemudian lumut dikonsumsi oleh lemming, sejenis tikus yang tinggal di kawasan es.
Selanjutnya lemming dijadikan mangsa oleh burung hantu sebagai konsumen tingkat II.
Dan berakhir dengan rubah kutub sebagai salah satu predator yang ada di wilayah kutub.
Ketika rubah kutub mati, bangkai hewan tersebut akan diuraikan dan menjadi energi untuk lingkungan yang ada di sekitarnya.
2. Zooplankton → Krill (Sejenis Udang) → Penguin → Paus → Pengurai

Zooplankton menjadi sumber makanan bagi beberapa jenis hewan yang hidup di tempat ini seperti krill.
Kemudian krill dijadikan makanan oleh penguin yang berakhir di paus pembunuh sebagai konsumen tingkat III.
Bangkai paus yang mati akan diuraikan oleh jamur dan lingkungan sekitar akan mendapatkan nutrisi dari sisa-sisa yang diuraikan oleh dekomposer tersebut.
3. Fitoplankton → Krill → Cumi-Cumi → Penguin → Ikan Paus → Pengurai

Dilanjutkan dengan penguin yang memangsa cumi-cumi. Setelah itu ikan paus pembunuh memangsa penguin.
Rantai makanan berakhir ketika ikan paus mati dan jasadnya diuraikan oleh bakteri yang ada di sekitarnya.
Tabel Rantai Makanan pada Ekosistem Tundra
Dari semua rantai makanan di atas,
Kita dapat menyusun tabel rantai makanan ekosistem tundra seperti berikut:
Tingkatan | Organisme |
Produsen | Lumut, zooplankton, fitoplankton |
Konsumen Tingkat I | Krill, lemming, kelinci arktik, tupai |
Konsumen Tingkat II | Penguin, udang, |
Konsumen Tingkat III | Ikan paus, rubah arktik, singa laut |
Dekomposer/Pengurai | Bakteri, jamur, cacing |
Contoh Organisme di Ekosistem Tundra
Seperti penjelasan sebelumnya, di wilayah Tundra sendiri memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang rendah.
Mengingat hewan yang ada di sana menduduki wilayah yang cukup luas, agar bisa mencukupi pasokan makanannya.
Dan bukan hanya hewan, tumbuhan yang bisa hidup di wilayah ini pun juga sangat jarang. Bahkan jarang bisa ditemukan pohon-pohon seperti yang hidup di wilayah ekosistem lainnya.
1. Organisme di Tundra Bagian Utara

Yang mana organisme tersebut menggunakan energi sinar matahari untuk bisa menciptakan makanan.
Produsen tersebut dimakan oleh pemakan tumbuh-tumbuhan yang ada di wilayah Arktik, seperti caribou, tikus, kelinci, lembu, dan tupai.
Beberapa konsumen lainnya merupakan omnivora yang mendapatkan makanan dari tanaman maupun hewan.
Dalam hal ini termasuk beruang kutub, beruang grizzly, hingga tupai tanah.
Untuk kategori hewan karnivora, yaitu pemakan daging adalah serigala dan rubah artik yang hanya memakan hewan lain sebagai sumber makanan.
2. Organisme di Tundra Bagian Selatan

Di mana fitoplankton kecil menjadi produsen atau sumber makanan yang ada di wilayah ini.
Konsumen utama dari fitoplankton ini adalah beberapa ikan serta makhluk laut yang kecil seperti copepoda.
Bahkan saat musim dingin tiba di mana banyak laut di tundra yang membeku, fitoplankton tetap menjadi pasokan sumber makanan bagi beberapa organisme lainnya.
Meskipun terjebak di dalam es sekalipun, ada beberapa produsen yang tumbuh di bawah lapisan es yang dapat dikonsumsi.
Sedangkan untuk hewan laut yang tinggal di wilayah ini, yang dikategorikan sebagai karnivora, adalah anjing laut dan beberapa jenis penguin.
Selain itu terdapat paus dan cumi-cumi yang seringkali memangsa ikan kecil dan krill.
Sedangkan untuk konsumen tingkat atas diduduki oleh burung laut dan paus mematikan yang menjadikan semua hewan di wilayah tundra sebagai makanan.
Pengurai yang bekerja menguraikan sisa-sisa dari jasad organisme yang telah mati seperti jamur, cacing dan bakteri. Di sini juga ditemukan lumut dan ganggang sebagai produsen di wilayah darat.
Namun mereka tidak dijadikan sumber makanan yang cukup penting untuk organisme lain selain pengurai. Mengingat hampir sebagian besar hewan yang ada di Antartika tinggal di wilayah laut.
Kesimpulan
Meskipun memiliki suhu yang ekstrem, tetap saja tundra memiliki berbagai organisme yang tinggal di wilayah tersebut dan menjalin rantai makanan.
Akan tetapi tentu saja rantai makanan di ekosistem tundra tidak begitu banyak dibandingkan dengan ekosistem lainnya.