Ekosistem Terumbu Karang

Ekosistem terumbu karang terdapat pada wilayah perairan,

Wilayah perairan laut dibagi menjadi beberapa zona. Salah satu zona tersebut adalah zona neritik atau laut dangkal.

Pada wilayah laut dangkal inilah ekosistem ini tumbuh karena sinar matahari dapat menembus dengan baik sampai ke dalam ekosistem karang.

Pengertian Ekosistem Terumbu Karang

[su_note note_color=”#c7d4f6″ text_color=”#000000″]Ekosistem terumbu karang adalah ekosistem alami yang terletak di laut dangkal dengan perairan jernih.[/su_note]

Terumbu karang atau coral reef adalah habitat bagi banyak sekali makhluk hidup.

Sayangnya, aktivitas manusia yang dilakukan dengan tidak hati-hati dapat menyebabkan matinya karang dan langkanya organisme di habitat ini. 

Komponen Ekosistem Terumbu Karang

Ekosistem ini terbentuk oleh interaksi komponen biotik dan abiotik.

  1. Contoh komponen biotik tersebut adalah flora dan fauna laut.
  2. Sedangkan contoh komponen abiotiknya adalah kejernihan air laut, sinar matahari, suhu, arus air laut, dan kadar garam.

Terumbu karang sebenarnya adalah hewan. Karang melakukan simbiosis mutualisme dengan zooxanthellae sehingga menghasilkan terumbu.

Zooxanthellae hidup di dalam karang dan melakukan fotosintesis. Dari proses tersebut, organisme ini menghasilkan oksigen yang dibutuhkan oleh karang.

Sebagai imbalannya, zooxanthellae memperoleh nutrisi dari terumbu.

Rantai Makanan pada Ekosistem Terumbu Karang

Beragam flora dan fauna dapat ditemukan ekosistem ini.

Beberapa di antara mereka adalah alga, fitoplankton, rumput laut, ikan, moluska, dan krustasea.

Mereka saling berhubungan dalam perpindahan energi sehingga membentuk rantai makanan.

Berikut contoh rantai makanan pada ekosistem terumbu karang.

1. Alga Laut → Udang Kecil → Kuda Laut → Ular Laut → Dekomposer

[su_note note_color=”#c7d4f6″ text_color=”#000000″]Salah satu flora yang ada di sekitar terumbu karang adalah alga laut. Pada ekosistem ini, alga dimakan oleh konsumen tingkat I, yaitu udang kecil.[/su_note]

Selanjutnya, kuda laut memangsa udang kecil.  Kuda laut lalu dimakan oleh konsumen yang lebih tinggi, yaitu ular laut.

Setelah berselang lama, ular laut mati dan tubuhnya tergeletak di sekitar terumbu karang atau dasar laut. Hewan yang mati ini lalu diurai oleh organisme pengurai, misalnya sea scavengers.

2. Alga Keemasan → Udang Kecil → Lobster → Ikan Hiu → Dekomposer

[su_note note_color=”#c7d4f6″ text_color=”#000000″]Organisme lain yang bertindak sebagai produsen di ekosistem ini adalah alga keemasan.[/su_note]

Flora laut ini juga merupakan sumber makanan bagi udang kecil. Kemudian, udang tersebut dimakan oleh lobster.

Ikan hiu yang kelaparan lalu memangsa lobster tersebut. Ikan hiu lama-kelamaan akan mati.

Bangkainya yang tergeletak di dasar laut, lalu diurai oleh bermacam-macam organisme yang hidup di sekitar terumbu karang, misalnya teripang, siput, dan cacing laut.

3. Karang → Bintang Laut → Ikan Parrot → Ikan Barakuda → Dekomposer

[su_note note_color=”#c7d4f6″ text_color=”#000000″]Karang penghasil terumbu pada ekosistem ini merupakan makanan bagi berbagai hewan laut, misalnya bintang laut.[/su_note]

Bintang laut ini memakan bagian lunak dari karang, atau yang disebut juga coral polyps.

Selanjutnya, bintang laut dimakan oleh ikan parrot, yang berperan sebagai konsumen tingkat 2 pada ekosistem di atas.

Kemudian, ikan parrot tersebut dimangsa oleh predator, yaitu ikan barakuda. Predator ini lama-lama mati dan diurai oleh organisme pengurai. 

4. Fitoplankton → Zooplankton → Penyu → Ikan Hiu →  Dekomposer

[su_note note_color=”#c7d4f6″ text_color=”#000000″]Fitoplankton adalah organisme kecil yang memiliki sel fotosintesis di dalamnya. Organisme tersebut menjadi sumber energi bagi banyak organisme laut, contohnya zooplankton.[/su_note]

Pada contoh rantai makanan di atas, zooplankton makan fitoplankton.

Setelah itu, zooplankton dimakan oleh penyu. Penyu yang merupakan konsumen tingkat II dimakan oleh konsumen yang lebih tinggi, ikan hiu.

Ikan tersebut kemudian mati dan bangkainya menjadi makanan bagi dekomposer yang ada di laut.

5. Seagrass → Zooplankton → Moluska → Ikan Badut → Burung Laut → Dekomposer

[su_note note_color=”#c7d4f6″ text_color=”#000000″]Seagrass adalah semacam rumput laut (seaweed) namun daunnya lebih kecil dan pendek.[/su_note]

Pada contoh di atas, seagrass dimakan oleh zooplankton. Organisme kecil ini lalu dimakan oleh moluska.

Konsumen yang lebih tinggi, yaitu ikan badut, kemudian memangsa moluska. Ikan badut kemudian dimakan oleh burung laut saat berenang tak jauh dari permukaan laut.

Setelah beberapa waktu, burung tersebut mati dan diurai oleh dekomposer yang ada di darat.

6. Alga → Udang Kecil → Cumi-Cumi → Burung Laut → Dekomposer

[su_note note_color=”#c7d4f6″ text_color=”#000000″]Dalam interaksi di atas, alga dimakan oleh konsumen terendah, udang kecil. Setelah itu udang dimangsa oleh konsumen yang lebih tinggi, yaitu cumi-cumi.[/su_note]

Ketika cumi-cumi berenang di dekat permukaan, hewan ini lalu dimakan oleh burung laut.

Burung laut lama-lama akan mati dan jatuh ke tanah. Di tanah, bangkai tersebut diurai oleh organisme pengurai yang ada di darat. 

7. Zooplankton → Kerang → Ikan Pari → Ikan Hiu Kepala Martil → Dekomposer

[su_note note_color=”#c7d4f6″ text_color=”#000000″]Rantai makanan di atas tidak dimulai dari produsen, namun dari zooplankton.[/su_note]

Organisme kecil ini terkadang bersifat heterotrofik dan terkadang berperan sebagai dekomposer. Zooplankton menjadi sumber makanan bagi kerang. 

Kerang pemakan zooplankton lalu dimakan oleh ikan pari. Ikan tersebut selanjutnya dimangsa oleh predator, yaitu ikan hiu kepala martil.

Setelah beberapa waktu, ikan hiu pun mati dan diurai oleh zooplankton serta dekomposer lainnya.

Tabel Rantai Makanan pada Ekosistem Terumbu Karang

Dengan melihat rantai makanan di atas,

Dapat disimpulkan bahwa organisme laut yang hidup di ekosistem terumbu karang terbagi menjadi produsen, beberapa tingkatan konsumen, dan dekomposer, seperti pada tabel di bawah ini.

TingkatanOrganisme
ProdusenAlga keemasan, seagrass, alga laut, dan fitoplankton
Konsumen Tingkat IUdang kecil, kerang, moluska, dan bintang laut
Konsumen Tingkat IIKuda laut, cumi-cumi, lobster, ikan pari, ikan parrot, dan penyu
Konsumen Tingkat IIIIkan hiu, burung laut, dan ikan barakuda
Dekomposer/PenguraiZooplankton, sea scavengers, cacing, siput, dan teripang

Contoh Organisme pada Ekosistem Terumbu Karang

Beberapa contoh makhluk hidup yang ada di ekosistem terumbu karang adalah:

1. Alga Keemasan

Alga keemasan dapat ditemukan di air tawar maupun air laut. Tanaman air ini merupakan produsen dan sumber makanan bagi banyak organisme yang tinggal di sekitar terumbu karang.

2. Moluska

Moluska adalah binatang lunak dan banyak sekali jenisnya. Beberapa jenis hewan ini memiliki cangkang dan sebagian tidak memiliki cangkang.

3. Ikan Badut

Jenis ikan ini memiliki warna terang, yaitu jingga, putih, dan hitam. Ikan ini sangat unik karena semuanya terlahir sebagai ikan jantan.

Salah satu jantan yang paling besar nantinya akan berubah menjadi betina dan bertelur di terumbu karang.

4. Ikan Pari

Ikan pari memiliki bentuk tubuh yang khas seperti layang-layang. Ukuran ikan ini dapat mencapai 7 m lebarnya.

5. Sea Scavengers

Sea scavengers merupakan organisme pemakan bangkai. Hewan yang digolongkan sebagai sea scavengers ada bermacam-macam, misalnya kepiting dan cacing.

Kesimpulan

Meski ekosistem terumbu karang berada di dalam lautan, namun kelestarian ekosistem ini sangat penting bagi kehidupan manusia.

Jika terumbu karang rusak, maka nelayan akan kesulitan mendapat ikan dan berbagai tangkapan laut lainnya.

[su_spoiler title=”Daftar Pustaka” style=”fancy” icon=”chevron-circle”]

  • https://greatbarrierreef.com.au/information/great-barrier-reef-food-web/
  • http://antonbgs.blogspot.com/2011/06/rantai-makanan-pada-terumbu-karang.html
  • https://rimbakita.com/terumbu-karang/
  • http://coremap.oseanografi.lipi.go.id/berita/520[/su_spoiler]

Leave a Comment