Ekosistem Buatan

Ekosistem buatan dan ekosistem alami merupakan satu golongan yang sama jika didasarkan pada proses terbentuknya.

Ekosistem buatan dibentuk oleh manusia untuk berbagai tujuan, contohnya untuk memperoleh sumber makanan, untuk hiasan, dan menampung air.

Sistem ekologi buatan dapat berupa ekosistem darat ataupun ekosistem air. hal tersebut tergantung pada tujuan yang ingin dicapai oleh manusia.

Pengertian Ekosistem Buatan

Ekosistem Buatan
Apa itu Ekosistem Buatan?

Ekosistem buatan adalah sistem ekologi yang lingkungannya dibuat oleh manusia. Sistem ekologi ini juga tersusun atas interaksi komponen biotik dan abiotik.

Akan tetapi, komponen tersebut diambil dari alam atau hasil budidaya manusia.

Apa Itu Ekosistem Buatan Manusia?

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, ekosistem buatan itu di “Buat” oleh manusia.

Contoh ekosistem tersebut adalah sebagai berikut:

  1. sawah,
  2. kebun,
  3. taman,
  4. hutan industri,
  5. peternakan,
  6. waduk,
  7. kolam, dan
  8. aquarium.

Oleh karenanya, ekosistem buatan cenderung memiliki keanekaragaman organisme yang rendah. Akibatnya ekosistem ini lebih rapuh dari ekosistem alami.

Keberlangsungan sistem ekologi ini sangat bergantung pada campur tangan manusia. 

Namun, jika ekosistem ini dikelola dengan baik, maka sistem ekologi buatan dapat memberi banyak manfaat bagi manusia.

Bahkan dapat membantu pelestarian organisme tertentu, misalnya pada kebun binatang.

Rantai Makanan pada Ekosistem Buatan

Meski keanekaragaman organisme dalam sistem ekologi buatan ini cenderung rendah, namun organisme tersebut tetap dapat melakukan hubungan makan dan dimakan.

Dalam beberapa ekosistem, hewan liar akan masuk ke dalam lingkaran rantai makanan.

Di bawah ini terdapat beberapa contoh rantai makanan yang ada pada ekosistem buatan.

1. Lumut → Ikan Kecil → Ikan Lele → Manusia → Dekomposer

[su_note note_color=”#c7f6f4″ text_color=”#000000″]Rantai makanan ini dapat ditemukan pada ekosistem buatan air, yaitu kolam atau waduk. Lumut pada interaksi tersebut berperan sebagai produsen dan dimakan oleh ikan-ikan kecil.[/su_note]

Selanjutnya, ikan lele yang merupakan konsumen tingkat II memangsa ikan kecil tersebut. Ikan lele kemudian ditangkap dan dikonsumsi oleh manusia.

Suatu hari, manusia mati dan jasadnya diurai oleh dekomposer.

2. Tanaman Air → Serangga Air → Katak → Ular → Burung Elang → Dekomposer

[su_note note_color=”#c7f6f4″ text_color=”#000000″]Contoh interaksi di atas juga dapat ditemukan di kolam dan waduk. Serangga air, sebagai konsumen tingkat terendah, hidup dengan mengkonsumsi tanaman air.[/su_note]

Selanjutnya, serangga tersebut dimakan oleh katak. Katak lalu dimangsa oleh konsumen yang lebih tinggi, yaitu ular.

Kemudian, ular dimakan oleh burung elang yang merupakan konsumen tertinggi. Selang beberapa lama, burung elang mati dan jatuh ke tanah.

Bangkai burung tersebut lalu diurai oleh organisme pengurai.

3. Tanaman Teh → Ulat → Burung Kecil → Burung Elang → Dekomposer

[su_note note_color=”#c7f6f4″ text_color=”#000000″]Kebun teh adalah salah satu ekosistem buatan manusia. Produsen utama pada ekosistem ini adalah tanaman teh.[/su_note]

Tanaman tersebut dimakan oleh ulat yang berperan sebagai konsumen pertama.

Ulat lalu dimakan oleh konsumen yang lebih tinggi, yaitu burung kecil. Burung elang yang kelaparan kemudian memangsa burung kecil tersebut.

Lama-kelamaan burung predator ini mati dan bangkainya diurai oleh organisme pengurai.

4. Padi → Tikus → Ular → Burung Elang → Dekomposer

[su_note note_color=”#c7f6f4″ text_color=”#000000″]Pada ekosistem buatan, kita dapat menemui rantai makanan di atas. Organisme yang berperan sebagai produsen utama pada ekosistem ini adalah padi.[/su_note]

Bulir padi yang mulai menguning dimakan oleh tikus.

Hewan pengerat ini merupakan salah satu sumber energi bagi ular, maka tak heran jika ular memangsa tikus yang berkeliaran di sawah. Ular tersebut lalu dimakan oleh burung elang.

Suatu hari, burung ini mati dan tubuhnya menjadi santapan organisme pengurai.

5. Rumput → Kambing → Manusia → Dekomposer

[su_note note_color=”#c7f6f4″ text_color=”#000000″]Contoh rantai makanan ini dapat ditemukan di peternakan. Rumput yang berperan sebagai produsen dimakan oleh konsumen tingkat I, yaitu kambing.[/su_note]

Manusia lalu menyembelih kambing tersebut dan mengolahnya untuk dimakan.

Selang beberapa lama, manusia kemudian mati. Jasad manusia tersebut dikubur di dalam tanah.

Selanjutnya, dekomposer menguraikan jasad manusia hingga partikel mikroskopiknya menyatu dengan tanah.

6. Tanaman → Ulat → Ayam → Musang → Dekomposer

[su_note note_color=”#c7f6f4″ text_color=”#000000″]Interaksi di atas terjadi di pekarangan rumah yang ada di pedesaan. Pada contoh tersebut, tanaman di pekarangan rumah dimakan oleh ulat.[/su_note]

Selanjutnya, ulat dipatuk oleh ayam, yang berperan sebagai konsumen ke-2.

Hewan omnivora tersebut lalu dimangsa oleh musang. Selang beberapa waktu, musang mati dan tergeletak di tanah.

Organisme pengurai pun lalu menguraikan bangkai musang tersebut hingga menjadi partikel yang sangat kecil.

7. Tanaman → Belalang → Kadal → Ular → Dekomposer

[su_note note_color=”#c7f6f4″ text_color=”#000000″]Pada rantai makanan yang terjadi di ekosistem taman ini, belalang memakan daun-daun yang ada di taman. Kemudian, belalang dimakan oleh konsumen ke-2, yaitu kadal.[/su_note]

Reptil kecil ini lalu dimakan oleh ular. Setelah beberapa lama, binatang melata tersebut mati. Bangkai ular kemudian dimakan oleh dekomposer dan diurai hingga partikelnya menyatu dengan tanah.

Tabel Rantai Makanan pada Ekosistem Buatan

Dari semua rantai makanan di atas,

Kita dapat menyusun tabel rantai makanan ekosistem buatan seperti berikut:

TingkatanOrganisme
ProdusenTanaman teh, padi, rumput, dan lumut
Konsumen Tingkat IBelalang, ulat, kambing, ikan kecil, dan tikus.
Konsumen Tingkat IIUlar, ayam, burung kecil, ikan lele, dan kadal
Konsumen Tingkat IIIManusia dan burung elang 
Dekomposer/PenguraiBakteri, jamur, cacing, dan hewan kecil lainnya

Contoh Organisme pada Ekosistem Buatan

Beberapa makhluk hidup yang mudah ditemukan pada ekosistem buatan di sekitar kita adalah:

1. Rumput

Rumput dapat ditemukan di hampir semua ekosistem buatan, misalnya taman, sawah, dan kebun.

Meski sering dipandang sebagai gulma, namun rumput menjadi sumber makanan bagi hewan ternak dan serangga.

2. Ikan Lele

Ikan ini dibudidayakan secara masif di kolam-kolam karena nilai ekonomisnya.

Ikan lele sebenarnya adalah omnivora, ia makan makanan apa saja, baik tumbuhan air maupun hewan air yang lebih kecil dari dirinya.

3. Ulat

Ulat mudah sekali ditemukan di daun-daun pepohonan maupun tanaman yang lebih kecil.

Hewan kecil melata ini merupakan sumber makanan bagi burung dan ayam.

4. Kambing 

Herbivora yang berukuran cukup besar ini merupakan salah satu sumber protein bagi manusia.

Sehingga, tak heran jika kambing banyak dibudidayakan di peternakan dan desa-desa.

5. Kadal

Kadal cukup mudah ditemukan di hampir semua tempat, baik itu di kota maupun desa.

Reptil tersebut tergolong sebagai omnivora sehingga dapat dengan mudah beradaptasi di berbagai habitat.

Kesimpulan

Ekosistem buatan sangat mudah ditemukan di sekitar kita. Seperti juga ekosistem alami, sistem ekologi ini terbagi menjadi ekosistem darat dan perairan.

Ciri khas ekosistem tersebut adalah keanekaragaman organismenya rendah dan dibuat untuk memenuhi kebutuhan manusia.

[su_spoiler title=”Daftar Pustaka” style=”fancy” icon=”chevron-circle”]

  • https://materiipa.com/rantai-makanan-ekosistem-kebun
  • https://dosenbiologi.com/biologi-dasar/contoh-rantai-makanan-di-kolam
  • https://rumushitung.com/2020/05/07/rantai-makanan-ekosistem-sawah-dan-contoh-ekosistem-sawah/[/su_spoiler]

Leave a Comment