Laporan Praktikum Respirasi Aerob dan Anaerob

Laporan Praktikum Respirasi Aerob dan Anaerob berikut ini merupakan laporan yang admin susun dari berbagai sumber dan referensi, semoga laporan ini dapat membantu pembaca semuanya.

BAB I PENDAHULUAN

Tujuan

Tujuan dari Praktikum Respirasi Aerob dan Anaerob adalah

  • untuk mengetahui sebagai hasil dari rangkaian proses respirasi.
  • Untuk membuktikan seberapa besar suhu berpengaruh terhadap prosesnya

Latar Belakang

Tanaman adalah makhluk hidup yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Tugasnya bermacam-macam dan sangat penting, salah satunya adalah memproduksi makanan sendiri yang disebut dengan respirasi.

Respirasi adalah proses perombakan unsur kimia yang ada dan mengubahkan menjadi energi, mampu menjalankan mensintesis senyawa yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Proses ini tidak bisa dilihat dengan mata telanjang karena terjadi dalam organ tanaman.

Respirasi menghasilkan energi berupa Adenine Triphosphate (ATP) yang digunakan tanaman dalam proses metabolisme. Selain itu juga memerlukan bahan-bahan agar energi yang dihasilkan sesuai dengan apa yang dibutuhkan saat metabolisme.

Respirasi dibagi menjadi dua macam yaitu aerob dan anaerob. Aerob adalah proses perombakan yang membutuhkan oksigen atau udara. Metabolisme pada proses aerob ini memiliki hasil yang cukup besar dibandingkan dengan respirasi anaerob yang tidak memerlukan oksigen.

Perbedaan lainnya, respirasi yang dilakukan oleh anaerob  hanya menghasilkan 2 ATP saja, berbeda dengan aerob yang menghasilkan partikel dan ATP lebih banyak. Anaerob berlangsung di sitoplasma sedangkan aerob di dalam anaerob.

Reaksi perombakan ini meliputi karbohidrat dengan melewati proses melepas oksigen yang disebut dengan oksidasi. Sehingga penerimaan hidrogen oleh O2 mampu menghasilkan CO2 dan energi dalam bentuk ATP. Jumlah CO2  dan O2 bisa diketahui dengan cara menghitung kuosien respirasi.

Berdasarkan pemaparan diatas, itu praktikum ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana respirasi yang terjadi pada tanaman perkecambahan kacang hijau. Dilakukan dalam perlakuan yang berbeda yaitu imbibisi, 24 jam dan 48 jam yang nantinya akan diketahui berapa besaran volumenya.

Alasan mengambil perkecambahan kacang hijau karena bahan yang mudah didapatkan serta akses yang terjangkau. Tujuannya untuk lebih memahami dan mengetahui proses rangkaian respirasi dengan baik dan benar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Respirasi

Respirasi adalah sebuah proses seluler yang mampu menguraikan berbagai macam energi kimia seperti sukrosa, lemah, karbohidrat dalam membentuk energi pada tanaman yang berupa ATP. Pada umumnya terjadi di mitokondria dan sitoplasma.

Salah satu proses respirasi adalah penguraian glukosa menjadi karbondioksida. Air menjadi komponen utama untuk menyuplai kebutuhan oksigen dan karbondioksida.

Pengertian dari respirasi anaerobik adalah proses respirasi yang tidak membutuhkan oksigen. Terjadi di luar jaringan kloroplas yang berlangsung secara fermentasi (pada inti sel dan mitokondria).

Diantara rangkaian proses anaerobik adalah mengubah gula menjadi etanol atau alkohol. Respirasi aerob adalah proses yang membutuhkan oksigen atau udara seperti yang sudah dijelaskan pada latar belakang (Ameyaw et al., 2016).

B. Proses Respirasi

Secara umum, tanaman berespirasi dengan substrat yang ada di dalam lemak. Sedangkan karbohidrat merupakan cadangan makanan yang digunakan pertama kali ketika proses respirasi perkecambahan (Napoleao et al., 2016).

Jika cadangan karbohidrat sudah habis, maka selanjutnya adalah penggunaan protein untuk proses respirasi. Terakhir adalah penggunaan lemak dalam bentuk asam atau gliserol. Transfer energi terjadi saat tanaman mengalami proses pelepasan oksigen (oksidasi).

Hal tersebut diakibatkan terjadinya pemanasan sehingga membakar dan melepas energi panas. Tanaman mendapatkan energi dari molekul ADP dan dirombak menjadi ATP. Energi yang sudah didapatkan sedemikian rupa akan ditranslokasikan ke semua jaringan.

Tumbuhan bisa langsung menggunakan energi tersebut untuk transpor elektron, sintesis dan absorbsi unsur hara. Sudah bukan menjadi rahasia lagi bahwa tanaman mengalami proses fotosintesis yang merupakan proses pembentukan karbohidrat dengan bantuan sinar matahari.

Tujuan pembentukan ini untuk kepentingan respirasi. Selain itu, karbohidrat juga menghasilkan lemak dan protein yang kemudian disimpan dalam buah. Proses respirasi tidak akan berjalan baik jika tidak ada karbohidrat atau senyawa yang lainnya.

Tanaman sangat membutuhkan protein dan karbohidrat sebagai sumber energinya, dengan syarat dipecah terlebih dahulu dan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Protein dirombak menjadi asam amino, kemudian asam piruvat dan baru masuk ke asetil KoA.

Jika sudah, dapat ditranslokasikan sebagai energi dalam bentuk ATP. Secara sederhana, dapat dilihat pada beberapa poin di bawah ini:

  1. Glukosa dipecah menjadi senyawa asam piruvat (C3).
  2. Reaksi reduksi molekul Asetil CoA dan menghasilkan oksaloasetat dan asam sitrat.
  3. Reaksi reduksi-oksidasi-molekul NADH2 dan FADH2 menciptakan H2O dan beberapa ATP.

Pada praktikum kali ini akan melihat respirasi pada kecambah yang dipengaruhi oleh hormon GA (giberelin). Hormon ini mampu mengaktifkan senyawa metabolit untuk proses respirasi pada tanaman.

Sedangkan pada respirasi Anaerob tahapan yang ditempuh adalah:

  1. Molekul glukosa diuraikan menjadi NADH, Asam Piruvat dan 2 ATP.
  2. Fermentasi alkohol yang biasanya terjadi pada beberapa mikroorganisme seperti ragi, jamur dan lainnya, selain itu juga membentuk asam laktat.
  3. Pada proses ini menghasilkan sebanyak 2 ATP.

Selanjutnya enzim akan aktif dan tumbuhlah kecambah baru yang bersifat autotrof. Kebutuhan air pada tanaman harus cukup karena protein, karbohidrat, lemak pada benih sudah habis ketika proses respirasi yang terjadi sedemikian rupa.

BAB III METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum Respirasi Aerob dan Anaerob dilaksanakan pada:

Hari: Kamis, 10 Oktober 2019
Pukul: 12.00-15.00 WIB
Tempat: Laboratorium MIPA

B. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang kami gunakan dalam Praktikum ini antara lain:

[su_box title=”Alat + Bahan” style=”glass” box_color=”#c7800e” title_color=”#ffffff”]

Alat

  • Biuret (1 buah)
  • Kertas saring
  • Erlenmeyer 250 cc
  • Neraca (1 buah)
  • Respirometer (1 buah)
  • Beaker glass
  • Botol semprot

Bahan

  • Kecambah kacang hijau
  • Vaseline
  • Aquadest
  • Larutan CaCl2 0,2 N
  • Larutan NaOH 0,2 N
  • Larutan HCl 0.05 N
  • Indikator pp[/su_box]

C. Prosedur Kerja atau Cara Kerja

Langkah-langkah dalam Praktikum Respirasi Aerob dan Anaerob ini sebagai berikut:

  1. Pertama, memasukkan sedikit NaOH (1-2 gram) dalam respirometer dan kasa logam dalam tabung objek.
  2. Menutup tabung menggunakan pengumpul.
  3. Memasukkan kecambah hijau ke tabung objek.
  4. Mengisi alat suntik dengan air dan menyedotnya.
  5. Menyuntikkan air satu tetes ke tabung pengumpul dan ujung atas pipa.
  6. Mengamati agar dapat mengetahui berapa volume oksigen yang sudah terpakai oleh kecambah (perubahannya ditandai dengan tetes air dalam pipa ukur selang beberapa waktu tertentu).
  7. Menghitung volume oksigen yang sudah terpakai menggunakan rumus V = 3,14 x 0,75 x 0,75 x (perubahan posisi tetes air) mm3.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Percobaan

Berikut adalah tabel hasil percobaan yang sudah dilakukan:

Volume O2Besar
Imbibisi0,33 mm3
24 jam0, 26 mm3
48 jam0,04 mm3

Volume O2 di setiap perlakuan kecambah kacang hijau mempunyai besaran yang berbeda-beda, mulai dari 0,33-0,04 mm3. Dapat dilihat dari tabel di atas bahwasanya semakin lama waktu berkecambah maka semakin kecil volumenya.

Volume CO2Besar
Imbibisi12, 98 mm3
24 jam9,02 mm3
48 jam3, 3 mm3

Volume CO2 pada setiap perlakuan menunjukkan besaran yang berbeda. Volume benih dengan perlakuan imbibisi dinilai lebih besar jika dibandingkan dengan lainnya.

Untuk perhitungan kuosien respirasi dengan perlakuan 48 jam, perubahan pada tabung pipa dan selama 120 detik dapat dilihat pada uraian di bawah ini:

[su_box title=”Perhitungan” style=”glass” box_color=”#c7800e” title_color=”#ffffff”]

VO2      =3,14 x 0,75 x 0,75 x

             = 3,14 x (0,75)2 x

             = 0,04 mm3

VCO2   = NHCl x Mr HCl x V HCl

             = 0,05 x 44 x 1,5

             = 3,3 mm3

[/su_box]

Agar lebih mudah, bisa dilihat pada kuosien respirasi berikut ini:

NoPerlakuanIndikator Perlakuan
Volume CO2Volume  O2
1Imbibisi0,3312,98
224 jam0,269,02
348 jam0,043,3

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwasanya KR dari perlakuan yang berbeda baik itu CO2 ataupun O2 menunjukkan besaran volume yang berbeda. Untuk CO2 semakin lama waktunya maka volume semakin menurun. Hal ini juga berlaku untuk O2.

B. Pembahasan

Data di atas menunjukkan bahwa volume O2 dan CO2 dalam reaksi respirasi bisa diketahui melalui beberapa pengujian. Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah kecambah kacang hijau dengan tiga perlakuan yaitu imbibisi, perkecambahan 24 jam dan 48 jam.

Tujuannya untuk mengetahui volume O2 dan CO2 serta membuktikan apakah suhu turut berpengaruh terhadap respirasi. Kecambah yang digunakan adalah berukuran sedang, muda dan telah mampu melakukan pernapasan.

Metodologi yang dilaksanakan pada praktikum kali ini menggunakan titrasi untuk memperoleh data perhitungan volume CO2. Metode ini dilaksanakan dengan perhitungan volume HCl.

Sedangkan untuk menghitung O2 didapatkan dari gerakan tinta yang berubah dalam tabung ukur. Tinta bertugas untuk mengikat senyawa O2 dan hasil perhitungan O2 dan CO2 pada akhirnya menghasilkan besaran volume yang berbeda (dapat dilihat pada tabel).

Perhitungan menunjukkan bahwa semakin lama waktu perkecambahan maka semakin sedikit volume O2 dan CO2 yang terhitung. Faktor perlakuan ini memiliki pengaruh yang cukup besar.

Misalnya perlakuan perkecambahan 48 jam membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan dengan imbibisi. Selain itu, melalui perlakuan suhu juga membuat masing-masing kecambah berbeda.

Substrat yang digunakan dalam reaksi respirasi ini adalah karbohidrat. Penggunaan substrat juga mempengaruhi besarnya kuosien respirasi atau yang disingkat menjadi KR yang didapatkan dengan perhitungan volume CO2 dibagi dengan volume O2 dalam reaksi.

Besar KR (Kuosien Respirasi) kecambah selama 48 jam sebesar 82,5 sebagai indikasi porsi karbohidrat dalam reaksi respirasi sebesar ≤ 1. Terdapat perbedaan nilai antara praktek dengan teori KR. Hal ini disebabkan dugaan kontaminasi udara sehingga munculnya kesalahan perhitungan dalam volume CO2 dan O2.

BAB V PENUTUP

Kesimpulan

Dari praktikum yang sudah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:

  1. Volume O2 dan CO2 setiap perlakuan besarnya berbeda-beda. Volume O2 kecambah imbibisi, 24 jam dan 48 jam. Besarannya adalah 0,33 mm3, 0,26 mm3, dan 0,04 mm3.
  2. Untuk volume CO2 masing-masing perlakuannya adalah 12,98 mm3, 9,02 mm3, 3,3 mm3.
  3. Nilai KR (kuosien respirasi) pada praktikum yang sudah dilakukan adalah 82,5.
  4. Suhu ternyata sangat berpengaruh terhadap respirasi yang dikaitkan dengan lamanya waktu. Hal ini dibuktikan dengan semakin lama perlakuan kecambah maka semakin menurun besaran volumenya.
  5. Data yang sudah diperoleh di atas menggunakan metode penelitian statistik deskriptif kuantitatif, yaitu menghitung menggunakan angka yang dikemas ke dalam tabel, mendeskripsikan secara detail dan menginterpretasikannya.

Daftar Pustaka

Adapun Daftar Rujukan Berbagai sumber diatas, adalah sebagai berikut:

  • Ameyaw, Y. 2016. Evaluating Students Misconceptions of Photosynthesis and Respiration in a Ghanaian Senior High School. Advanced Biological Research, 6(2), 202–209.
  • Napoleão, E. de M. B., A. B. de Oliveira., L. S. do Vale, and J. F. Filho. 2016. Respiration Estimation of  a Plant Community Through Primary Values (Leaf Area and Phytomass). Agronomy and Agricultural Research (IJAAR), 8(1): 24-33.

Download Laporan Praktikum (PDF)

Anda Dapat Mendownload laporan Praktikum Respirasi Aerob dan Anaerob ini dalam format PDF dengan mengklik tombol download dibawah ini.

[su_spoiler title=”Download / Unduh” style=”fancy” icon=”chevron-circle”]

Download File
PDF (107 KB)[/su_spoiler]

Leave a Comment