Ekosistem Kolam

Ekosistem Kolam termasuk jenis ekosistem sederhana yang merupakan buatan manusia.

Bahkan ekosistem kolam juga dapat dikategorikan sebagai ekosistem lengkap, mengingat kolam memiliki 6 komponen yang lengkap. 

Sebuah lingkungan dikatakan sebagai ekosistem bukan hanya yang terbentuk secara alami saja.

Namun ada pula bentuk ekosistem yang dibuat oleh manusia dengan memiliki fungsi tersendiri. Seperti kolam misalnya yang difungsikan sebagai tempat budidaya ikan-ikan. 

Pengertian Ekosistem Kolam

Ekosistem kolam adalah sebuah daerah berukuran kecil yang dapat terbentuk dengan sendirinya maupun dengan buatan tangan manusia.

Kolam yang terbentuk secara alami umumnya sering terjadi pada daerah yang memiliki curah hujan tinggi

Akan tetapi kebanyakan kolam dibentuk dan dibuat oleh manusia dan termasuk ke golongan ekosistem air tawar tenang.

Umumnya kedalaman kolam bisa berkisar antara 4-5 meter, sehingga memungkinkan banyaknya tumbuhan berakar tumbuh di bagian perairan tersebut.

Ciri – Ciri Ekosistem Kolam

Ekosistem kolam juga dapat diartikan sebagai perairan buatan yang dibuat dengan sengaja sehingga mudah dalam pengelolaannya.

Seperti pengaturan air, hewan yang dibudidaya, dan juga produksinya.

Adapun ciri-ciri dan karakteristik kolam antara lain adalah:

  • Memiliki kadar sanitasi dan garam yang rendah sekitar kurang dari 1%.
  • Memiliki variasi suhu yang rendah.
  • Dipengaruhi dengan cuaca dan  iklim sekitarnya.
  • Intensitas cahaya matahari yang masuk kurang.

Rantai Makanan pada Ekosistem Kolam

Karena dikategorikan sebagai ekosistem buatan, sehingga rantai makanan yang berlangsung di dalam kolam pun juga relatif lebih sedikit dibandingkan dengan ekosistem alami.

Hal ini disebabkan komponen yang ada di dalam jaring makanan pun jumlahnya tidak banyak. 

Adapun contoh rantai makanan yang terjadi di dalam kolam antara lain adalah:

1. Alga  → Ikan Kecil  → Ikan Lele  → Manusia  → Pengurai

Pada kolam, seringkali ditemukan alga yang dijadikan makanan bagi ikan-ikan kecil yang hidup di dalam kolam.

Alga menjadi produsen dalam rantai makanan ini karena menyediakan sumber makanan bagi organisme lain.

Sedangkan ikan-ikan berukuran kecil menjadi konsumen tingkat I. 

Rantai makanan dilanjutkan dengan menjadikan ikan-ikan kecil tersebut sebagai mangsa oleh ikan lele.

Dalam hal ini kolam dijadikan sebagai budidaya ikan lele sehingga ikan lele termasuk konsumen tingkat II. Konsumen paling tinggi diduduki manusia yang kemudian nantinya akan diuraikan. 

2. Fitoplankton → Udang Kecil → Ikan Kecil → Manusia → Pengurai

Fitoplankton juga termasuk sebagai salah satu produsen di dalam ekosistem kolam.

Plankton ini merupakan komponen autotrof yang mana bisa menyediakan makanan bagi dirinya sendiri. Udang atau ikan kecil seringkali mengkonsumsi fitoplankton sebagai makanan.

Kemudian ikan-ikan kecil dikonsumsi manusia sebagai konsumen tingkat teratas. Setelah itu akan diuraikan oleh bakteri, jamur, maupun mikroorganisme lain di sekitarnya. 

3. Rumput → Keong Mas →Katak → Ular → Pengurai

Mungkin rantai makanan yang satu ini tidak akan terjadi di dalam kolam, melainkan berada di sekitar ekosistem kolam.

Di mana rumput berperan sebagai produsen yang menyediakan sumber makanan dan energi bagi organisme lainnya seperti keong mas.

Setelah itu katak akan berperan sebagai konsumen tingkat II yang menjadikan keong mas sebagai mangsa. Selanjutnya katak akan dimangsa oleh ular sebagai konsumen tingkat III.

Ketika ular mati, maka mikroorganisme seperti jamur dan bakteri di sekitarnya akan menguraikan jasad ular tersebut menjadi zat penting bagi kesuburan tanah.

4. Tumbuhan Alga  → Kepiting → Burung Bangau → Elang → Pengurai

Tumbuhan alga berkedudukan sebagai produsen di dalam rantai makanan yang berperan untuk menyediakan makanan bagi keberlangsungan hidup organisme lainnya

Kepiting di sini menjadi konsumen tingkat I yang memakan tumbuhan alga.

Kepiting kemudian dimangsa oleh burung bangau dan selanjutnya akan dimangsa oleh predator teratas yaitu burung elang.

Ketika burung elang mati, maka jasadnya akan diuraikan oleh berbagai mikroorganisme dan bermanfaat bagi lingkungan sekitar. 

Tabel Rantai Makanan pada Ekosistem Kolam

Dengan melihat rantai makanan di atas,

Dapat disimpulkan bahwa organisme yang hidup di ekosistem kolam terbagi menjadi produsen, beberapa tingkatan konsumen, dan dekomposer, seperti pada tabel di bawah ini.

TingkatanOrganisme
ProdusenTumbuhan alga, rumput, ganggang
Konsumen Tingkat IIkan kecil, keong, siput, udang
Konsumen Tingkat IIIkan besar, katak, kepiting, burung bangau
Konsumen Tingkat IIIManusia, ular, elang
Dekomposer / PenguraiJamur, bakteri

Contoh Organisme pada Ekosistem Kolam

Meskipun jumlah organisme dalam ekosistem kolam lebih sedikit dibandingkan dengan ekosistem lainnya.

Namun terkadang ada beberapa jenis kolam yang memiliki organisme yang cukup beragam. Di mana satu sama lainnya berperan demi keberlangsungan ekosistem di dalamnya.

Komponen yang ada di dalam kolam pun terbagi menjadi dua, yaitu abiotik dan biotik.

Untuk komponen biotik meliputi makhluk hidup seperti tumbuhan, hewan, dan manusia. Yang mana masing-masingnya memiliki peran dan fungsi tersendiri. 

1. Produsen

Merupakan makhluk hidup yang memiliki peran mengubah zat anorganik ke bentuk zat organik, seperti tumbuhan hijau. Tumbuhan hijau mendapatkan makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. 

Produsen yang berada di ekosistem kolam, biasanya akan tumbuh di bagian kolam dangkal.

Tumbuh dengan memiliki akar maupun mengapung. Contoh dari produsen yang sering ditemukan dalam kolam adalah alga, ganggang, lumut, fitoplankton, rumput, dan lainnya.

2. Konsumen

Sama halnya seperti organisme yang ada di dalam sebuah ekosistem, tentu di dalam ekosistem kolam terdapat yang berperan sebagai konsumen.

Yaitu organisme heterotrof yang biasanya adalah hewan. Kehidupan mereka tergantung penuh terhadap makhluk hidup lainnya. 

Hewan pemakan tanaman disebut dengan konsumen tingkat I atau konsumen primer.

Ada pula hewan pemakan daging atau karnivora yang memakan konsumen primer disebut sebagai konsumen sekunder, contohnya ikan-ikan besar. 

Sedangkan konsumen terakhir atau yang disebut pula sebagai konsumen puncak, merupakan makhluk hidup yang tidak bisa dimakan oleh organisme lainnya seperti manusia di dalam ekosistem kolam. 

3. Dekomposer

Merupakan organisme yang bekerja menguraikan bangkai hewan dan juga sampah. Contohnya adalah cacing tanah, jamur, bakteri akuatik, flagelata, dan lainnya.

Umumnya jenis dekomposer ini yang ditemukan di permukaan sedimen yang ada di dasar kolam. 

Sedangkan untuk komponen abiotik meliputi benda-benda tidak hidup, namun secara fisik dan kimia membantu kehidupan makhluk hidup di sekitarnya agar bisa bertahan hidup.

Di dalam ekosistem kolam, yang termasuk komponen abiotik cukup beragam.

Contohnya adalah CO2, N, O2, Ca, humus, asam amino dan unsur hara yang ada di dalam kolam.

Kehadiran unsur hara sangat dibutuhkan untuk mempercepat proses metabolisme ekosistem yang ada di dalam kolam. Proses ini melibatkan bantuan suhu, iklim, dan juga sinar matahari.

Sehingga bisa disimpulkan ada banyak organisme yang berada di dalam kolam. Dan juga komponen-komponen pendukung lainnya yang mendukung kehidupan di dalam kolam. 

Kesimpulan 

Meskipun termasuk ekosistem buatan, namun kolam juga memiliki berbagai organisme yang saling ketergantungan satu sama lainnya dan menjalin rantai makanan.

Walaupun rantai makanan yang terjadi tidak sebanyak dari ekosistem lainnya.

Ekosistem kolam seringkali dijadikan sebagai media yang paling utama untuk perkembangbiakan atau pembudidayaan berbagai jenis ikan, udang, bebek, maupun lainnya, yang mendatangkan keuntungan untuk manusia.

Leave a Comment