Laporan Praktikum Pembuatan Telur Asin

Laporan Praktikum Pembuatan Telur Asin – Laporan Berikut ini merupakan laporan yang admin Laporanpraktikum.id susun dari berbagai sumber dan referensi, semoga laporan ini dapat membantu pembaca semuanya.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Tujuan

Adapun tujuan dalam Praktikum Pembuatan Telur Asin adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui proses atau jalannya dari pembuatan telur asin
  2. Mengetahui proses osmosi yang terjadi pada pembuatan telur asin
  3. Mengentahui perbandingan pada telur asin sebelum dan sesudah proses pengasinan

1.2 Latar Belakang

Adapun latar belakang dalam Praktikum Pembuatan Telur Asin ini dapat kalian baca dibawah ini:

Telur merupakan salah satu sumber protein yang berasal dari hewan, telur memiliki rasa yang  yang enak dan lezat, serta telur juga mudah dicerna dan bergizi tinggi. Telur pun sangat mudah diperoleh dan memilki harga yang murah dan terjakau untuk semua kalangan masyarakat. Telur mempunyai banyak sekali manfaat bagi kehidupan manusia, seperti telur dapat dimanfaatkan untuk  lauk atau makanan pendamping nasi, bahan untuk campuran berbagai jenis makanan, bahan dasra pembutan tepung telur, untuk obat, dan lain-lain. Untuk satu butir Telur kira-kira mengandung protein sebanyak 13%, lemak sebanyak 12% serta ada pula vitamin dan mineral.

Praktikum Pembuatan Telur Asin
Telur Sehat

Kuning telur merupakan bagaian telur yang memilki nilai tertinggi. Asam amino esensial terkadnung pada bagina kuning telur. Asam Amino esensial pada bagian kuning telur ini, dapat membatu dalam proses percepatan pertumbuhan otot dan juga mineral seperti besi, vitamin b kompleks, kalsium, dan juga fosfor. Sedangkan untuk bagian pada putih telur dengan jumlah sekitar 60% dari seluruh bulatan satu butir telur mengandung sedikit karbohidrat dan juga memiliki 5 jenis protein.

Tapi meskipun demikian, telur meemilki kelemahan. Telur memilki sifat yang mudah rusak, baik itu kerusahan, inilah salah satu kelemahan telur yang paling utmana. Kerusakan bisa  saja kerusakan secara alamia atau pun kerusakan karena proses kimiawai, seperti kerusakan yang diakibatkan kerana serangan mikroorganisme yang menyerang melalui pori-pori telur. Oleh sebab itu usaha untuk mengawetkan telur menjadi hal yang sangat penting untuk mempertahankan kualitas telur.

Kerusakan pada telur memeng seringterjadi proses penyimpanan yang lebih dari 2 minggu pada ruang terbuka. Baik itu kerusakan yanagtampah dari luar, bahkan kerusakan yang tejadi atau tampak di dalam telur setelah telur pecah. Kerusakan pada telur bis saja adalah kerusakan alami (pecah, retak ). Kerusakan lain yang terjadi pada telur dipengaruhi oleh faktur udara dari dalam telur keluar. Hal inilah yang menyebabkan derajat keasaman naik. Sebab lain terjadinya kerusakan pada telur, bisa disebabkan oleh uap air yang kerluar dari dalam telur, sehingga membuat berat telur turun serta putih telur encer, dan  kesegaran dan kualitas dari telur tersebut akan menurun. Kerusakan lain pada sebutir telur juga bisa diakrenakan oleh faktor lain, seperti mikroba yang masuk ke telur. Masuknya mikroba pada telur bisa terjadi saat telur tersebut masih berada dalam tubuh induknya. Kotoran yang menempel pada kulit telur, juga menjadi penyebab utama yang sering membuat kualitas telur menurun. Suhu penyimpanan dan kelembaban ruangan penyimpanan telur, juga menjadi pengaruh penurunan mutu telur.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Telur

Praktikum Pembuatan Telur Asin
Telur Ayam

telur adalah bahan pangan yang kaya akan sumber protein hewani yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat. Pada slogan empat sehat lima sempurna, tercatat bahwa telur adalah lauk yang bergizi tinggi. Juga beberapa tahun yang lalu, Departemen Pertanian juga mengeluarkan slogan semangkuk sayur sebutir telur dalam usaha menggiatkan pemanfaatkan pekarangan rumah di pedesaan. Slogan tersebut memiliki  maksud agar setiap keluarga dapat memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk bertanam sayur dan memelihara ayam sebagai sumber pangan di dalam keluarganya. (Pratomo, 2003)

Telur merupakan bahan makanan yang sangat populer, terlebih lagi di masyrakat Indonesia, selain itu telur juga menjadi bahan makanan yangserba gua. Telur sanagt bermanfaat, beberapa manfaat telur antara lain dapat dijaikan bahan pengental, bahan untuk pengembang, dan juga pengemulsi untuk berbagai jenis masakan, misalnya saja  untuk pembuatan  roti dan salad. Telur rebus, telur mata sapi atau telur dadar adalh olahan dari telur yang sangat sederhan tapi tetap enak untuk disajikan. Selain itu, telur juga bisa untuk campuran makanan lainnya, seperti mie, bakso, telur asin, dan masakan olahan lainnya. Satu lagi manfaat telur adalah untuk campuran jamu. Tapi biasnay telur ayam kampong dan bebek yang digunakan.

Umumnya di masyarakat di Indonesia memiliki pola konsumsi yang  masih lebih berat karbohidrat dan rendah proteinya, terutama protein yang berasal dari hewan (hewani). Kalori dari karbohidrat memang masih sangt mendominasi pada pola makanan di masyarakat Indonesia, yaitu m sekitar 62 %, sedangkan untuk konsumsi protein hewani hanya sekitar 2,3 %, untuk  buah dan sayur hanya sekitar 2,3 %. Pendapatan yangterbatas menjadi faktur utma masyrakat indonesia enggan untuk memenuhi protein hewani, buah, dan sayur. Telur  (Pratomo, 2003).

2.2 Telur Asin

Telur memang mudah rusak dan busuk. Utnuk itu, telur sangat membutuhkan proses penanganan yang cermat dan hati-hati, mulai dari proses pengambilan terlur dari kandang, sampai prose cara penyimpanan saat sudah berada di tangan konsumen. Ada banyak cara untuk mempertahankan telur, Salah satunya adalah dengan pengawetan. pengasinan atau pembuatan telur asin  adalah cara pengawetan yang paling mudah dan sering dilakukan oleh masyarakat Indonesia. meskipun demikian, ada sebuah fakta yang tidak banyak diketahui oleh masyarakat pada umumnya, fakta tersebut adalah bahwasannya pada proses pengasinan ini hendaknya dilakukan dengan tetap memperhatikan aspek kualitatif dan juga aspek kuantitatif dari komponenen zat-zat gizi yang terkandung di dalam telur sebagaimana kondisi awal telur sebelum diolah. Sebagai contoh, jika sampai terjadi kerusakan pada lemak atau minyak ketika proses pengawetan, maka jika dikonsumsi telur tersebut dapat menganggu kesehatan, seperti dapat menyebabkan penyakit jantung dan kolesterol, serta penyakit lainnya (Suprapti, 2002).

Telur asin yang sudah matang dapat bertahaan selama kurang lebih 2-3 minggu, agar makin awet, bisa menggunakan larutan pembubuhan teh  ke dalam adonan untuk proses pengasinan telur asing. Hal tersbut dapat menjadikan telur asin awet atau tahan sempai 6 minggu. Denagn ekstrak daun teh, maka zat tannin yang ada pada bubuk the dapat menutupi pori-pori telur. (Faskel, 2001).

BAB III METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Pembuatan Telur Asin ini dilakukan pada:

Hari: Senin
Tanggal: 21 September 2020
Tempat: Laboratorium

3.2 Alat dan Bahan

Berikut ini adalah alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pembuatan telur asin ini, sebagai berikut :

Alat

  • Baskon
  • Alat untuk mengaduk
  • Lap atau tissue

Bahan

  • Telur bebek sebanyak 4 butir
  • Garam sebanyak 100 gram
  • Abu gosok sebanyak 100 gram
  • Batu bata yang telah dihancurkan secukupnya
  • Air bersih secukupnya

3.3 Prosedur Kerja atau Cara Kerja

Berikut ini adalah berbagai langkah dalam proses pembuatan talur asin

  1. Pertama perlu untuk memilih telur bebek yang memiliki mutu yanag baik (tidak retak atau busuk). Untuk memilihnya dapat dilakukan dengan cara merendam telur tersebut, jika telur bebek mangapung, itu  berarti telur tersebut berkualitas buruk.
  2. Setelah menemukan telur dengan kualitas yanag baik, maka proses selanjutnya adalah membersihkan telur dangan cara dicuci lalu dilap agar kering. Kemudian singkirkan telur yanag sudah bersih tersebut
  3. Membuat adonan untuk pengasinan telur. Adonan ini terdiri dari abu gosok, bubuk batu bata merah, dan juga garam
  4. Campurkan semua bahan tersebut  dengan perbandingan sama (1:1). kebutuhan kadar air yang dibutuhkan ditentukan berdasarkan tingkat kekeringan media. Jika tinggi tingkat kekeringannya makin tinggi, maka air yang dibutuhkan kana semakin.
  5. Tahap selanjutnya adalah tahap pembungkusan telur. Bungkus telur dengan adonan pengasinan dengan ketebalan kurang  lebih 1 cm – 2 cm. Simpan telur dalam wadah toples plastik atau wadah lain dengan kisaran waktu kurang lebih 7-20 hari. Pada proses penyimpanan, pastikan telur tidak pecah atau retak kulitnya. Telur disimpan di tempat bersih dan terbuka.
  6. segera bongkar adonan pembalut pada telur, jika proses penyimpanan atau pengeraman sudah cukup waktunya (+/- 7-20 hari).  Sebaiknya tambahkan sedikit air hingga adonan yang kering menjadi sedikit basah dan gembur, hal ini dilakukan agar tidak merusak telur pada saat pengbongkaran adonan pembalut,. Sehingga, adonan dapat dibongkar dengan aman dan lebih mudah.
  7. Terakhir, telur pun siap untuk dimasak (direbus atau dikukus)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan pembahasan dari praktikum pembuatan telur asin adalah sebagi berikut:

4.1 Hasil Percobaan

PERUBAHANSEBELUMSESUDAH
Warna Kuning TelurKuningJingga kecokelatan
RasaBiasaAsin

4.2 Pembahasan

Praktikum  pembuatan telur asin ini, mengggunakan empat butir  telur bebek dan adonan untuk proses pengasinan dengan bahan, abus gosok, garam, dan batu bata yang telah dihancurkan atau  dilembutkan. Proses penyimpanan atau pengeraman dilakukan selama 14 hari, hal ini beradarkan  pernyataan dari  Ummah (2010) bahwa pengolahan telur asin menggunakan bahan telur bebek, garam dan batu bata merah. Untuk penggunaan batu bata merah, terlebih dahulu harus dilembutkan agar memudahkan garam dapat masuk ke pori-pori telur. Perbandingan garam dengan batu bata merah adalah 1:1. Telur asin perlu dieram selama kurang lebih 7-14 hari.

Berdasarkan asal hewannya bentuk telur yang digunakan dalam praktikum ini memiliki bermacam-macam bentuk,  mulai dari hampir bulat dan lonjong. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi bentuk telur, antara lain faktor turun temurun, umur induk ketika bertelur, serta dapat pula diakibatkan oleh sifat fisiologis yang ada di dalam tubuh induk..

Proses Osmosis adalah suatu proses perpindahan molekul zat terlarut dari konsentrasi rendah (hipotonik) ke konsentrasi lebih tinggi (hipertonik). Hal inilah yang mengakibatkan rasa telur yang semula tawar menjadi asin. pertambahan berat telur akan dialami pada telur yang direndam dengan garam. Hal ini dikarekanakan masuknya suatu molekul ke dalam telur. Molekul tersebtu adalh molekul air dan garam yang masuk dalam telur.

BAB V KESIMPULAN

Berdasarkan praktik yang sudah dilakukan, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut ini :

  1. Proses pembuatan telur asin memilki tujuan agara telur dapat disimpan lebih lama lagi atau lebih awet
  2. Keberhasilan pembuatan telur asin ini ditentukan oleh beberapa faktor antara lain konsentrasi zat terlarut, suhu, tekanan, dan bahan- bahan yang bercampur dengan air.
  3. Proses masuknya garam ke dalam telur berlangsung secara dehidrasi osmosis, ion Na di dapatkan dari garam, sedangkan ion H+ berasal dari air, dengan demikian, ion Na masuk ke dalam telur dan kadar air berkurang, hal ini mengakibatkan telur akan berubah menjadi asin
  4. Tingkat rasa asin pada telur bebek pada praktikun ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. seperti faktor waktu, ketebalan pasta atau adonan, serta faktor perbandingan pecahan batu bata dan tanah saat proses pembuatan adonan pengasinan.
  5. Jika semakin sedikit kandung air dalam telur, maka telur asin akansemakin awet.

Daftar Pustaka

 Adapun Daftar Rujukan Berbagai sumber diatas, adalah sebagai berikut:

  • Pratomo.,2003. Pembuatan dan Karakterisasi Membran Komposit Polisulfon Selulosa Asetat untuk Proses Ultrafiltrasi. Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY, Karangmalang.Yogyakarta
  • Suprapti, Lies. 2002. Pengawetan Telur. Yogyakarta: Kanisius.

Leave a Comment